nusabali

Spirit Artefak Nusantara, Pertunjukkan Olah Seni Napak Tilas Sejumlah Ritus

  • www.nusabali.com-spirit-artefak-nusantara-pertunjukkan-olah-seni-napak-tilas-sejumlah-ritus

GIANYAR, NusaBali
Perupa asal Banjar Palak, Desa/Kecamatan Sukawati Made Kaek akan menggelar 'Spirit Artefak Nusantara', Senin (18/10) hari ini.

Bertempat di Batu Belah Art Space, Lepang, Klungkung, kegiatan sehari ini akan mempertemukan ide, gagasan, olah seni dan berbagai aktivitas.  Made Kaek sendiri akan menampilkan demo melukis di atas pelat diiringi musik Pandusukma. Kemudian dirangkai performance dari penari kontemporer Tebo Aumbara. Sementara, pegiat seni dan lingkungan dengan pendekatan spiritual-meditatif Iwan Wijono asal Yogyakarta akan mempresentasikan perenungan dan pemaknaan kehidupan dari sudut pandang seni dan hakikat diri, diakhiri diskusi serta berbagi pengalaman.

"Kami juga mengajak keterlibatan publik dan pengunjung untuk berinteraksi secara kolaboratif dan berkarya bebas di open space kami," kata seniman yang juga founder Batu Belah Art Space, Minggu (17/10).

Batu Belah Art Space menjalankan aktivitas ekosistem budaya dari tahun ke tahun melalui program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Spirit Artepak Nusantara merupakan aktivitas jangka panjang terdiri tiga sampai enam program sepanjang tahun. Spirit Artefak Nusantara Perform merupakan program kedua, kelanjutan dari Agrapana Nawa Sena Perform program pertama yang telah berjalan. Sedangkan program komunitas lukis kaca dan komunitas patung padas adalah program aktivitas yang terus berjalan sepanjang minggu.

Spirit Artefak Nusantara (Bali) Perform aktivitas semi privat aktivitas seni ini mengedepankan riset melalui silahturami dengan petilasan yang tersebar di seantero jagat Bali. Artefak ritus ini masih eksis hingga hari ini, sebagai tempat pemujaan atau festival-festival dalam spirit ritual masyarakat 'pengempon'.

Candi Gunung Kawi, Relief Yeh Pulu, dan Kerthagosa, tiga tempat ini menjadi tujuan tapak tilas dilakukan pada hari Redite Umanis Warigadean, Minggu (17/10). "Perjumpaan patilesan lokal genius sebagai upaya merangkul spirit yang terus hidup dengan cara-cara mengamati artefak tersebut," jelas Made Kaek.

Candi Gunung Kawi dan Yeh Pulu menyetubuh dengan bumi, sedangkan Kerthagosa dibangun para undagi melalui konsep-konsep arsitektural yang khas berhiaskan Lukisan Klasik Kamasan naratif dengan kisah-kisah kontekstual.

Selain ekspresi visual, teks-teks bertaburan pada ritus-ritus tersebut, berupa angka tahun pembuatan situs, bisa juga raja pembuatnya. Penangkapan secara gelombang dan kasat mata ini diharapkan memberi pemantik pada seniman, selanjutnya dikembangkan dalam penggalian konsep gerak, suara, rupa pada perform di Batu Belah Art Space.

Kata Made Kaek, perjalanan tubuh yang telah memuat spirit dari situs-situs tersebut memunculkan aksi dan reaksi. Hal itu menstimulus hadirnya perjalanan tubuh berupa pertunjukan baru. Sebuah pertemuan antara tubuh lama dan tubuh kini melahirkan kompleksitas medium, konsep-konsep, dan renungan teks situs.

Dialektika pertunjukan coba dibincangkan dari berbagai sudut pandang, baik itu dari masyarakat tradisional maupun masyarakat. Pada bincang-bincang ini diharapkan menemukan berbagai pemikiran, desain breaf konsep, praktik-praktik perform sebagai rekomendasi dalam konteks seni pertunjukan.*nvi

Komentar