nusabali

Sekeluarga Tertimbun Longsor, Dua Tewas

Bencana Maut Saat Gempa di Tebing Danau Batur Kawasan Desa Terunyan

  • www.nusabali.com-sekeluarga-tertimbun-longsor-dua-tewas

Korban yang meninggal merupakan bibi dan keponakan, saat dievakuasi sang bibi ditemukan dalam posisi mendekap keponakannya.

BANGLI, NusaBali

Gempa bumi bermagnitude M 4,8 yang berlokasi di 8 KM arah barat laut Karangasem mengakibatkan longsornya tebing di Bukit Abang Banjar Cemara Landung, Desa Terunyan, Kecamatan Kintamani, Bangli, Sabtu (16/10) pukul 04.18 Wita. Akibat longsor tersebut ada empat orang dalam satu keluarga tertimbun. Dua di antaranya ditemukan meninggal dunia dan dua lainnya berhasil selamat dengan kondisi luka-luka cukup parah. Tiga anggota keluarga lainnya alami luka ringan.

Adapun korban yang meninggal dunia, yakni Kadek Wahyu Antari 25, dan Leonel Adi Putra, 9, keduanya merupakan bibi dan keponakan. Sedangkan korban selamat dari timbunan longsor, yakni Made Mudawati, 50, dan Putu Nova Novita Sari,19. Saat kejadian di lokasi tertimbun longsor tinggal 13 orang. Beberapa anggota keluarga kebetulan malam itu sedang tidak berada di rumah.

Kepala Dusun Cemara Landung, I Nyoman Kastana mengatakan longsor terjadi di wilayah Banjar Cemara Landung. Tebing setinggi 100 meter longsor menghantam rumah milik warga. Di lokasi tersebut ada empat kepala keluarga (KK) yang menetap. "Ada empat KK dan masih ada hubungan keluarga. Ada beberapa orang yang kebetulan saat kejadian tidak ada di rumah," ungkapnya.

Menurut Nyoman Kastana, yang berada di lokasi saat kejadian sebanyak 13 orang, yakni Ni Made Mudawati,50, (korban tertimbun/selamat), Putu Nova Novita Sari,18, (korban tertimbun/selamat), Ni Kadek Wahyu Antari,25, (korban tertimbun/meninggal), Dede Solihin alias I Kin, 35, (luka ringan), Ni Putu Wahyuni,30, (luka ringan), Lionel Adi Putra,9, (korban tertimbun/meninggal), Nang Percis,72, Men Percis,70, Ketut Juliana,40, Ni Kadek Mariani,40, Ni Luh Darmi,19, I Made Apen,14, dan Ni Komang, 4 bulan. Korban meninggal Lionel Adi Putra adalah putra dari pasangan Dede Solihin, 35, dan Ni Putu Wahyuni,30, yang malam itu juga ada dalam rumah yang tertimpa longsor. Namun keduanya berhasil menyelamatkan diri saat longsor terjadi.

Kemudian saat kejadian, warga ini berupaya menyelamatkan diri. Beberapa orang berhasil selamat, namun empat orang tertimbun. "Yang tertimbun Kadek Wahyu Antari, Lionel Adi Putra, Made Mudawati dan Putu Nova Novita Sari," jelasnya.

Lanjutnya, warga bersama petugas gabungan TNI/Polri dan BPBD melakukan upaya evakuasi. Upaya penyelamatan berlangsung lebih dari 1,5 jam. Korban yang masih dalam keadaan sadar langsung dievakuasi untuk mendapat pertolongan. "Korban dibawa ke puskemas namun akhirnya dirujuk ke RSU Bangli," ungkapnya.

Menurut Nyoman Kastana kejadian longsor terbilang cukup sering terjadi di wilayahnya. Terlebih setelah musim kemarau dan dilanjutkan ke musim penghujan. Namun longsor yang terjadi sebelum-sebelumnya hanya menutup akses jalan saja, baru kali ini sampai menelan korban jiwa. “Sampai usia saya saat ini belum pernah ada kejadian longsor hingga ada korban jiwa,” ungkapnya.

Atas kejadian ini tentu para prajuru akan melakukan paruman untuk membahas upaya secara niskala. Menurut Nyoman Kastana, nantinya akan dilakukan upacara pembersihan oleh adat. “Seperti kasus mobil wisatawan yang jatuh ke danau beberapa waktu lalu, adat kami melaksanakan upacara mesapuh-sapuh,” sebutnya sembari mengatakan jalur Desa Terunyan hingga ke Desa Buahan terbilang rawan longsor.

Sementara itu, Perbekel Terunyan, I Wayan Arjana mengatakan saat ditemukan pasca terjadi gempa terdengar suara dentuman yang sangat keras. Kemudian wilayah sekitar Banjar Cemara Landung seperti Banjar Terunyan diselimuti debu sangat pekat. "Tebing yang tinggi sekitar 100 meter longsor. Wilayah kami langsung diselimuti debu dari material longsor," jelasnya.

Diakui warga tidak berani langsung mendekat lokasi tertimbun longsor karena dikhawatirkan ada longsor susulan. Kemudian selang beberapa menit warga bersama Bhabinkamtibmas dan Babinsa mendatangi lokasi sumber suara.

Didapati beberapa warga berupaya menyelamatkan diri dari longsor. Sedangkan ada empat warga yang diketahui tertimbun. "Kami upayakan evakuasi warga ini dengan alat seadanya. Warga yang tertimbun kami temukan di luar kamar tidur. Seperti saat akan menyelamatkan diri badannya dihantam bangunan yang roboh," sambungnya.

Perbekel Arjana mengungkapkan korban yang tertimbun longsor ada empat orang. Dua orang dalam posisi berjejer dengan kondisi sebagian tubuh tertimbun. Sedangkan dua orang dalam keadaan berpelukan. "Korban yang meninggal merupakan bibi dan keponakan. Saat dievakuasi posisinya, bibi mendekap keponakannya. Keduanya dihantam dari belakangan saat menyelamatkan diri," ucap Perbekel Wayan Arjana sembari menunjukkan posisi longsor.

Selanjutnya, baik korban selamat maupun yang meninggal telah dibawa ke rumah sakit. Untuk anggota keluarga lainnya yang selamat dalam insiden tersebut saat ini mengungsi sementara di rumah kerabatnya. Mereka hanya mengalami luka ringan dan shock. "Kondisi sudah aman, untuk sementara tinggal di rumah kerabatnya," kata Arjana.

Terkait penguburan jenazah masih akan dirembugkan oleh pihak keluarga.

Disinggung terkait kerugian, Arjana mengaku belum bisa memastikan karena masih dilakukan pendataan. Diketahui di lokasi ada sekitar 8 unit sepeda motor, dua unit mobil. Selain itu ada gudang yang berisi alat pengolahan pakan ikan. "Masih dilakukan pendataan, untuk mobil sudah berhasil dipindahkan," sebutnya.

Terpisah, Kasubbag Humas dan Pemasaran RSU Bangli, Sang Kompyang Arie S Wijaya mengatakan untuk korban longsor selamat tiba di RSU sekitar pukul 08.30 Wita dan yang meninggal sekitar pukul 10.55 Wita. Korban selamat kini masih menjalani perawatan di ruang Nusa Indah. Namun demikian kondisi masih shock. Menurut Sang Kompyang Wijaya, korban selamat Made Mudawati mengalami luka pada tulang panggul dan Putu Nova Novita Sari mengalami luka pada kaki. Selain itu korban mengalami luka memar di beberapa bagian tubuh.

"Korban selamat masih dalam perawatan dan didampingi anggota keluarganya. Memang korban belum bisa diajak komunikasi lantaran masih shock," sebutnya.

Terpisah salah seorang keluarga korban longsor, yakni I Nengah Tambun menuturkan dia baru kali ini melihat kejadian longsor di Desa Terunyan dan ada korban jiwa. Bahkan keluarganya sendiri yang menjadi korban. Pria yang keseharian bekerja sebagai petani ikan ini mengaku kaget atas musibah yang menimpa keluarganya.

“Masih tidak menyangka, tapi kami juga harus mengikhlaskan,” ungkap Nengah Tambun saat ditemui di RSU Bangli. Nengah Tambun mengaku tidak ada firasat apapun sebelum kejadian naas yang menimpa keluarganya. Diceritakan bahwa saat kejadian dirinya tidak berada di rumah. Dia berada di  Denpasar. Nengah Tambun berangkat dari Denpasar sekitar pukul 03.00 Wita. Begitu memasuki wilayah desanya justru mendapati rumahnya diterjang longsor. Keluarga menjadi korban dalam peristiwa tersebut. “Kebetulan saya dari Denpasar pulang ke rumah mau panen ini. Sekitar 1 kilometer dari rumah tebing bergetar dan longsor,” jelasnya.

Dia pun berupaya menjangkau lokasi rumahnya, beberapa orang keluarga diketahui tertimbun longsor. “Kami sudah cepat berupaya untuk evakuasi, namun dua anggota keluarga kami tidak bisa diselamatkan,” ucap Nengah Tambun menahan air mata. Disampaikan bahwa di lokasi ada sekitar 4 bangunan yang ditempati 5 kepala keluarga (KK).

Nengah Tambun mengatakan keluarga sudah berupaya menyelamatkan diri, namun baru melangkah 5 langkah badan dihantam puing bangunan. Hanya saja, Ni Kadek Wahyu Antari, 25, terlambat menyelamatkan diri karena dia menggendong keponakannya Lionel Adi Putra. "Dia mengajak Lionel sambil lari. Namun terlambat, hingga akhirnya tertimpa batu. Keponakan saya ini jatuh dengan posisi terlungkup," sebutnya. Diakui Nengah Tambun kini dirinya trauma jika harus tinggal di lokasi tersebut lagi. Pihaknya berniat mencari lokasi yang lebih aman dan nyaman ke depan.

Di sisi lain, RSU Bangli juga menangani sejumlah pasien luka pasca gempa. Pasien atas nama Ni Wayan Sunadi, 71, asal Desa Suter Kecamatan Kintamani. Warga tersebut terbentur saat akan menyelamatkan diri ketika gempa. "Tim sudah melakukan tindakan operasi pada bagian mata," imbuhnya.

Korban selamat sempat dibesuk Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra dan Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta. Bupati Sedana Arta menyebutkan untuk korban selamat sudah mendapat penanganan tim medis RSU Bangli. Dari laporan dokter, berkaitan dengan ortopedi. Bupati asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut ini memastikan untuk biaya pengobatan akan dibantu oleh pemerintah daerah. "Pemkab Bangli akan membiayai secara total," ujarnya. *esa

Komentar