nusabali

Tour Guide: Jika ke Bali, Waktu Wisatawan Jepang akan Habis di Hotel Karantina

  • www.nusabali.com-tour-guide-jika-ke-bali-waktu-wisatawan-jepang-akan-habis-di-hotel-karantina

MANGUPURA, NusaBali.com - Wisatawan Jepang yang pernah menjadi primadona turisme di Bali, diprediksi belum akan ke Bali dalam waktu dekat lantaran aturan karantina selama lima hari dinilai memberatkan.

Analisa ini diungkapkan oleh pemandu wisata yang selama ini menghandle wisatawan dari Negara Matahari Terbit tersebut. “Karena rata-rata turis Jepang hanya memiliki waktu liburan selama seminggu,” kata Macang, seorang tour guide.

Dengan aturan masa karantina selama lima hari, kata Macang,  dapat dipastikan para turis Jepang akan mengalihkan masa liburannya ke tempat lain. “Turis Jepang kebanyakan adalah pekerja kantoran memiliki masa cuti liburan selama satu minggu. Dua hari dimanfaatkan untuk perjalanan bolak balik Jepang-Bali, tiga hari diisi untuk berkeliling tempat wisata, sementara dua hari sisanya akan dimanfaatkan untuk istirahat sebelum kembali melanjutkan rutinitas pekerjaannya masing-masing,” kata Macang yang sudah 10 tahun menghandle turis Jepang ini.

Alhasil, walaupun penerbangan internasional ke Bandara Ngurah Rai Bali sudah dibuka per Kamis (14/10/2021) dan menempatkan Jepang sebagai salah satu dari 19 negara yang diizinkan ke Bali, namun aturan karantina akan memberatkan bagi warga Jepang.

Macang mengaku sudah berkomunikasi dengan para wisatawan yang sudah mengenalnya, yang katanya sudah ‘gatal’ untuk kembali berlibur ke Pulau Bali. “Tamu saya kepingin datang, karena terbentur dengan karantina sekian hari, tidak bisa,” ujarnya saat ditemui di Jalan Legian, Kamis (14/10/2021).

Ia pun yakin jika tidak ada aturan karantina, wisatawan akan otomatis membanjiri Bali untuk menikmati liburannya.

Pria asal Jember mengatakan, warga Jepang pada umumnya secara finansial tidak terganggu dengan adanya pandemi. Pasalnya ekonomi di sana tidak terlalu bergantung dengan industri pariwisata. Alhasil, tabungan warga Jepang yang biasanya dipakai untuk liburan jadi tidak terpakai karena selama pandemi kunjungan wisata di hampir seluruh negara sangat dibatasi.

“Mereka walaupun lockdown masih bisa kerja, masih bisa nabung,” ujar Macang yang praktis menganggur selama satu setengah tahun terakhir ini.

Namun, Macang yang selain meguasai bahasa Jepang juga fasih berbahasa Inggris, mengatakan untuk wisatawan Australia ataupun Selandia Baru biasanya memiliki masa liburan yang lebih panjang. Dikatakannya turis Australia dan Selandia Baru bisa menghabiskan liburan di Bali dua hingga tiga minggu lamanya.

Ia bahkan memperkirakan jika tamu Selandia Baru yang akan pertama kali mendarat di terminal internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk berlibur.

Pemandu wisata seperti dirinya hanya bisa pasrah dan mengikuti aturan yang diberikan pemerintah. Ia hanya berharap dengan kembali dibukanya penerbangan internasional di Bandara Ngurah Rai, perlahan kunjungan wisatawan ke Bali akan meningkat.

“Pemerintah tidak bodoh, pemerintah masih mengevaluasi, kalau kita maunya kan segera. Pemerintah sudah mempertimbangkan matang-matang, kemarin delapan hari, sekarang lima hari,” ujar Macang.

“Tapi kalau dua hari kayaknya masih mending,” sambungnya mengenai lama masa karantina yang terus dievaluasi oleh pemerintah.

Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster dalam konferensi pers di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Kamis (14/10/2021) mengumumkan bahwa sesuai Surat Edaran (SE) Nomor 20 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pemerintah telah menurunkan masa karantina wisatawan yang datang ke Bali dari delapan hari menjadi lima hari saja.

Adapun wisatawan yang diizinkan datang ke Tanah Air berasal dari beberapa negara, yakni  Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Selandia Baru, Kuwait, Bahrain, Qatar, China, India, Jepang, Korea Selatan, Liechtenstein, Italia, Prancis, Portugal, Spanyol, Swedia, Polandia, Hungaria, serta Norwegia. *adi

Komentar