nusabali

Atletik Tambah Dua Emas

Ketut Mertayasa Buat Kejutan Lari 800 Meter

  • www.nusabali.com-atletik-tambah-dua-emas

Pencapaian itu mengejutkan kejutan. Sebab, di awal tidak ada prediksi meraih medali emas. Hal itu berkat kerja keras dan perjuangan para atlet.

JAYAPURA, NusaBali

Cabang Olahraga Atletik kembali meraih dua medali emas PON XX 2020 Papua, melalui Ni Made Eppi Wilantika untuk nomor lompat tinggi Putri dan Ketut Mertayasa untuk lari 800 meter putra, di Lintasan Atletik Mimika Sport Center, Rabu (13/10).

Selain itu, juga meraih satu perunggu lewat Ni Ketut Cita untuk lari 1.500 meter putri. Sedangkan Ketut Mertayasa sendiri merasa berhasil membuat kejutan pada PON kali ini.

Dengan tambahan dua emas dan satu perunggu, tim atletik Bali berhasil meraih 4 emas dan 3 perunggu. Sebelumnya atletik meraih 2 emas dari Maria Natalia Londa di nomor lompat jauh dan lompat jangkit putri. Lalu perunggu dari Dewa Made Mudiyasa (lari 200 meter putra), dan Dewi Ayu Agung Kurniayanti (lari 400 meter putri).

Eppi Wilantika yang meraih emas dengan lompatan 174 cm sama dengan lompatan Ika Puspa Dewi (Jabar) 174 cm, yang meraih perak. Eppi Wilantika berhak emas karena jumlah kejatuhan lebih sedikit, sedangkan Ika Puspa dua kali kejatuhan. Perunggu diraih Nadia Anggraini (DKI Jakarta) 164 cm.

Sedangkan Mertayasa meraih emas dengan catatan waktu 1 menit 54 detik, 49. Diikuti Ekham Nudin (Jatim) meraih perak dengan 1 menit, 54 detik, 96. Perunggu diraih Bilal Bilano (DKI Jakarta) dengan 1 menit 55 detik.

Perunggu dari Ketut Cita dengan catatan waktu 2 menit 13 detik. Medali emas diraih Agustina Mardika (Sumatera Utara) 2 menit 8 detik, dan perak Bektiningsih (Jateng) 2 menit 11 detik.

Pelatih atletik Bali I Nyoman Suteja sangat bersyukur ada tambahan dua emas dan satu perunggu. Menurutnya, pencapaian lompatan kedua atlet lompat tinggi putri memang sama, tapi peraih perak Ika Puspa Dewi (Jabar) sempat dua kali membuat kejatuhan. Sedangkan Eppi Wilantika hanya sekali membuat kejatuhan pada lompatan 174 cm, sehingga atlet Bali yang ditetapkan sebagai peraih medali emas. "Regulasinya memang demikian, sehingga kita yang berhak dapat medali emas," terang Suteja.

Suteja mengakui pencapaian itu sebagai kejutan. Sebab, di awal tidak ada prediksi meraih medali emas. Namun berkat kerja keras dan perjuangan para atlet, akhirnya memberikan yang terbaik bagi Bali.

Sementara Mertayasa mengakui pencapaiannya sebagai kejutan bagi dirinya. Sebab, sejak awal dia hanya menarget medali saja. Namun dengan penuh keyakinan saat start, dia mengaku langsung mengambil inisiatif memimpin di depan dan membuat lawannya berupaya mengejar di belakangnya.

"Saya hanya yakin dengan program yang saya jalani selama ini, makanya langsung start tancap gas dari awal hingga finish. Bersyukur akhirnya dapat medali emas," kata atlet kelahiran 29 September 1995 itu.

Bagi Mertayasa (26 tahun)  PON XX 2020 Papua menjadi kesempatan kedua kedua bagi dirinya, setelah PON XIX 2016 di Jawa Barat. Namun PON XIX Jawa Barat, dia cedera sehingga latihan tidak optimal. Karena itu, di Papua turun satu nomor Mertayasa mengaku mengerahkan tenaga dan kemampuannya.

Manajer atletik PON, yang juga Ketua Umum PASI Bali, Ida Bagus Diptha juga mengakui diawal cabor atletik tanpa target. Menurtnya, hal itu karena dua tahun tanpa kejuaraan akibat pandemi Covid-19.

"Maria Londa saja tidak ditarget medali emas, tapi sekarang sudah empat medali emas raih tim atletik," kata pria yang biasa disapa Gus Diptha itu.

Tim atletik Bali sendiri menurunkan Sembilan atlet, yakni I Made Gede Antara, Ni Nyoman Kerni, I Dewa Made Mudiyasa, Maria Natalia Londa, Ni Ketut Cita, Ketut Mertayasa, Ni Luh Mitayuni, Ni Made Eppi Wilantika, dan Dewi Ayu Agung Kurniayanti. *dek

Komentar