nusabali

Meski Perak, Komang Ayu Cahya Ukir Sejarah

Penantian 73 Tahun Bulutangkis Bali Sejak PON Pertama

  • www.nusabali.com-meski-perak-komang-ayu-cahya-ukir-sejarah

JAYAPURA, NusaBali
Atlet bulutangkis Bali Komang Ayu Cahya Dewi (19 tahun) harus puas dengan medali perak PON XX 2020 Papua.

Perjuangan Komang Ayu di tunggal perorangan putri digagalkan Saifi Riska Nurhidayah (Jawa Barat), 21-8, 17-21, 18-21, pada laga final di GOR Waringin, Jayapura, Rabu (13/10).  Meski gagal meraih emas, pemain Djarum Kudus Jawa Tengah menjadi pebulutangkis pertama asli Bali yang berhasil menembua laga final PON selama 73 tahun, sejak digelar di Solo Jawa Tengah pada 1948.

Jalannya pertandingan set pertama Komang Cahya unggul telak selisih poin 13. Lalu set kedua, Saifi Riska berbalik unggul, dengan menyidahi permainan selisih poin 5. Pada set ketiga, Komang Cahya terlihat sering membuat kesalahan, padahal sempat unggul 18-17. Ya, dengan penuh kematangan Saifi Riska menutup set ketiga dengan selisih poin 3.

Komang Cahya yang berstatus sebagai Pelatnas Pratama akhirnya harus puas kebagian medali perak kategori tunggal perorangan putri. Sedangkan medali emas milik pemain Pelatnas Utama, Saifi Riska Nurhidayah. Perunggu bersama diraih Sri Fatmawati (Jawa Timur), dan Gabriela Melani Moningka (Papua).

Komang Cahya mengakui sebenarnya saat tanding di final dirinya sudah paham kekuatan lawan karena sama-sama di Pelatnas. Namun dia mengaku Saifi Riska memang masih ada satu tingkat di atasnya.

"Saya sudah berusaha memenangkan pertandingan, tapi mental dan kurang sabar meraih poin membuat harus puas dengan medali perak," kata peraih medali emas Sirnas Premier Jawa Tengah 2019.

Sementara Ketua Umum Pengprov PBSI Bali, I Wayan Winurjaya bersyukur target tim bulutangkis terlampaui dari dua perunggu menjadi satu medali perak dan 2 perunggu PON kali ini. Bahkan soal Komang Cahya, Winurjaya mengakui, potensinya sangat luar biasa baru sekali ikut PON mampu tembus final.

“Catatan masuk final saja sudah jadi sejarah. Pasalnya, Bali belum pernah tembus final selama ikut PON, hingga PON XX 2020 ini mampu mengakhiri puasa medali itu,”kata Winurjaya.  

Menurut Winurjaya, hasil final itu tentu kerja keras bersama semua pihak, dari pengurus, pelatih, orangtua atlet dan KONI Bali. Dengan mengemban ‘moto bersama kita bisa’ akhirnya ada medali bulutangkis yang dibawa pulang ke Bali.

"Komang Cahya sudah main bagus, terbukti rubber set dan nilai terpaut sangat tipis," tutur Winurjaya.

Sementara itu pelatih bulutangkis Bali I Made Wijaya mengatakan set pertama Komang Cahya bermain sangat tenang dan bagus. Namun, pada set kedua lawannya yang merupakan atlet Pelatnas Utama sudah mulai menemukan pola bermain. Sedangkan Komang Cahya berstatus sebagai pelatnas pratama terlalu terburu-buru menyelesaikan satu reli.

Wijaya mengakui set ketiga sebenarnya Komang Cahya sudah kembali menemukan pola mainnya, namun pada poin-poin akhir kembali terlihat kurang sabar. Bahkan poinnya sempat unggul, namun akhirnya dibalikkan lawannya.

"Saya sebagai pelatih tim sangat puas dan apresiasi atas perjuangan tim bulutangkis Bali hingga sampai tembus final," kata Wijaya, yang juga Bidang Prestasi (Binpres) Pengprov PBSI Bali.

Meski belum beruntung mendapatkan emas, Ketua Umum KONI Bali, I Ketut Suwandi tetap memberikan apresiasi penuh kepada tim bulutangkis. Menurut Suwandi, penampilan atlet bulutangkis mengalami peningkatkan bagus.

"Dari sebelumnya tanpa medali selama ikut PON, sekarang sudah ada medali, bahkan Komang Cahya tembus final itu prestasi luar biasa dan membanggakan," kata Suwandi.

Selain meraih satu medali perak, tim bukutangkis Bali juga meraih dua perunggu. Perunggu diraih ganda campuran pada Selasa (12/10) lalu oleh pasangan  Nyoman Triadnya Arya Kurniawan/Ayu Gary Luna Maharani, setelah di semifinal kalah 21-8, 21-9 dari Rehan Naufal Kusharjanto/Marheila Gischa Islami (Jawa Timur).

Sedangkan sebelumnya tim beregu putri atas nama Komang Ayu Cahya Dewi, Made Pranita Sulistya Devi, Ayu Gary Luna Maharani dan Made Deya Surya Saraswati  juga meraih medali perunggu. Pada semifinal Jumat (8/10) lalu, mereka  kalah dari Jawa Timur (Jatim) 0-2. *dek

Komentar