nusabali

'Mulih', Navicula Rilis Lagu Berbahasa Bali Pertama

  • www.nusabali.com-mulih-navicula-rilis-lagu-berbahasa-bali-pertama

DENPASAR, NusaBali.com – Setelah 25 tahun berkiprah di blantika musik,  akhirnya Navicula merilis single berbahasa Bali yang diberi judul ‘Mulih’.

Grup band asal Bali yang konsisten menyuarakan isu sosial dan lingkungan ini merilis Mulih berkolaborasi bertsama Yayasan Puri Kauhan Ubud, untuk ajakan ‘Mai Mabasa Bali’, sebuah upaya untuk mengakrabi kembali bahasa Bali.

Perekaman lagu dilakukan di Denpasar, pada 2 Juli 2021, dan menghadirkan Donnie Lesmana, gitaris grup band Lolot pada part solo gitar. Video musiknya sendiri bisa ditonton di kanal YouTube Navicula Music dan telah rilis sejak Minggu (10/10/2021) lalu.

“Mulih terinspirasi dari situasi pandemi saat ini. Lagu ini bercerita tentang orang yang sebelumnya bekerja di pariwisata. Ia kehilangan pekerjaannya dan terpaksa pulang kampung ke daerah asal mereka karena tidak mampu memenuhi kehidupan di rantau,” kata Gede Robi, penggawa Navicula,  dalam konferensi pers di Denpasar, Rabu (13/10/2021).

Vokalis sekaligus gitaris Navicula ini mengatakan, industri di Bali secara keseluruhan sangat bergantung dengan industri pariwisata. Ibarat menaruh telur di dalam satu keranjang. Saat keranjang jatuh, ujar Robi, maka seluruh telur akan ikut jatuh dan pecah.

Seperti diketahui industri pariswisata adalah industri paling terpuruk di Bali akibat pandemi Covid-19. Banyak tenaga kerja yang menganggur dan pulang ke kampung. Menurut penelitian, ada 81 persen masyarakat Bali yang terdampak secara ekonomi dan 46 persennya kehilangan pekerjaan.

“Kampung adalah harta yang terlupakan. Di kampung orang bisa dapatkan kedaulatan pangan, syukur-syukur mereka punya lahan sehingga mereka punya opsi untuk kebutuhan dasar. Ada udara yang segar, masih ada dan beberapa harta berupa kebijakan lokal yang dulu ditinggakan, kini mulai diingat kembali,” kata Robi yang juga seorang aktivis lingkungan.  

Dalam video klip lagu ini, dengan kreatif digambarkan bagaimana pandemi mengajarkan kita untuk memikirkan ulang skala prioritas agar tidak semata bergantung di pariwisata, tapi kembali memikirkan sektor lain seperti kedaulatan pangan atau pertanian.

Pentolan Navicula ini menambahkan, mumpung banyak orang pulang kampung, terjadi ledakan tenaga kerja di desa, hal ini haruslah menjadi momentum kebangkitan pertanian dan desa. Siapa tahu setelah pandemi, mereka yang pulang kampung, setelah dilatih untuk mengembangkan pertanian, malah berpikir untuk tinggal dan mengembangkan desanya.

“Jadi tidak ada lagi orang yang merasa gagal ketika pulang kampung, tapi ketika orang pulang kampung, ini akan menjadi pride. Karena di desa, pertanian akan menjadi kunci utama pelestarian alam dan budaya,” tambah Robi yang juga adalah seorang petani kopi di kampungnya di Tabanan.

Robi pun mengingatkan, budaya Bali akarnya adalah pertanian. Dikatakannya, pertanian yang ramah lingkungan, selain melestarikan budaya, juga akan menjaga alam.  

Penggarapan video musik ‘Mulih’ sendiri bekerja sama dengan Silurbarong. Navicula telah tiga kali bekerjasama dengan lembaga film yang digawangi anak muda tersebut. Video musik ‘Ibu’ dan ‘Dagelan Penipu Rakyat’ adalah kolaborasi Navicula dengan Silurbarong sebelumnya. *adi

Komentar