nusabali

Orangtua Pertanyakan Angkutan Siswa Gratis

  • www.nusabali.com-orangtua-pertanyakan-angkutan-siswa-gratis

Seharusnya angkutan gratis ini sudah beroperasi. Karena para orangtua dan siswa sudah memerlukan. Sebab sudah PTM.

GIANYAR, NusaBali

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Gianyar sejak dua pekan lalu berjalan lancar. Sejak penerapan PTM, belum terjadi klaster penularan Covid-19 di lingkungan sekolah. Namun para orangtua/wali murid mempertanyakan angkutan siswa gratis karena tak ada tanda-tanda angkutan ini akan beroperasi.

Padahal Pemkab Gianyar sempat menjadikan angkutan gratis ini salah satu program unggulan Gianyar. ‘’Seharusnya angkutan gratis ini sudah beroperasi. Karena para orangtua dan siswa sudah memerlukan. Sebab sudah PTM,’’ sebut beberapa orangtua siswa kepada NusaBali, Selasa (12/10).  

Sejumlah orangtua siswa menduga angkutan gratis ini sulit kembali beroperasi karena anggarannya direfocusing untuk penanganan Covid-19. Padahal Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra, saat mengawali menjabat bupati, sempat mengunggulkan program ini.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Gianyar I Wayan Suamba, saat dikonfirmasi, tak menampik kondisi itu. Dia menyebut kontrak awal program ini tahun 2021, bernilai Rp 16 miliar. Namun karena PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), maka anggaran ini sisa sekitar Rp 7 miliar.  

Kata dia, angkutan siswa gratis ini belum dioperasikan karena PTM kali ini masih uji coba. Dia mengaku masih menunggu uji coba ini selesai. ‘’Nanti setelah uji coba PTM, angkutan ini pasti kami operasikan. Yang jalan baru bus birunya, memang tidak menjangkau pelosok. Kami juga masih menunggu arah pimpinan (bupati,Red) agar operasi angkutan  ini normal," ujarnya, Selasa (12/10).

Selain menunggu uj coba PTM selesai, Suamba mengaku ingin memastikan terlebih dahulu tidak ada klaster sekolah. "Dengan catatan tidak ada klaster baru, baru kami operasikan," jelasnya.

Mantan Kepala Disperindag Gianyar ini menyebut tidak ada kendala anggaran dalam program ini, dan semua tinggal eksekusi. Armada yang akan dioperasikan masih tetap sama seperti sebelumnya, 204 armada angkutan siswa warna merah dan 12 unit bus. Upah kepada sopir juga masih tetap. “Masih sama seperti tahun sebelumnya, berkisar Rp 5 juta per bulan. Perhitungannya, sopir dibayar per kilometer rute yang dilalui dengan rinciannya pembayaran kisaran Rp 5.500 - Rp 6.500 per kilometer,” jelasnya.

Sementara itu, salah seorang siswi, Putri, berharap angkutan siswa segera bisa operasional. Karena jam belajar PTM masih terbatas maka orangtuanya hanya bisa mengantar sambil berangkat kerja. "Belajarnya masih terbatas, hanya beberapa jam. Jadi pas pulang, orangtua tidak bisa jemput," jelasnya. Syukur-syukur, Putri bisa nebeng pada teman yang dijemput orangtua melalui jalan satu arah. "Berharap sekali angkutan siswa bisa kayak dulu lagi," ujarnya.

Hal senada juga diharapkan orang tua siswa, Ketut Budi agar angkutan segara dioperasikan. Mengingat program tersebut sangat bermanfaat untuk orangtua dan anak-anak sekolah. "Selain gratis, kami orang tua menjadi merasa aman kalau anak-anak sudah dijemput atau diantar oleh angkutan, kami juga jadi menjadi lebih leluasa menjalankan pekerjaan, mengingat pandemi mencari pekerjaan susah," ujar Ketut Budi. *nvi,lsa

Komentar