nusabali

Korban Kebakaran Jinengdalem Perlu Bantuan

  • www.nusabali.com-korban-kebakaran-jinengdalem-perlu-bantuan

Korban kebakaran, Nengah Sudira hanya buruh serabutan dan kini lebih sering nganggur karena pandemi.

SINGARAJA, NusaBali

Malang dialami warga Banjar Dinas Ketug-Ketug, Desa Jinengdalem, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, bernama Nengah Sudira, 65. Rumah semi permanen yang sudah bertahun-tahun ditempatinya ludes dilalap si jago merah pada Jumat (1/10) lalu. Akibatnya, Sudira bersama istrinya harus ngungsi di rumah kakaknya. Keluarga korban kebakaran ini perlu uluran bantuan.

Saat NusaBali berkunjung ke rumah Sudira, Senin (11/10) pagi, terlihat bangunan rumah miliknya yang berukuran sekitar 5 meter x 3 meter, kini telah rata dengan tanah. Seluruh bangunan tersebut tidak ada lagi yang tersisa di dalamnya. Kebakaran yang terjadi juga telah melahap semua barang yang ada di dalam rumah Sudira.

Saat peristiwa naas itu terjadi, Sudira yang merupakan buruh serabutan sedang bekerja memanen padi milik salah satu warga di Desa Padangbulia, Kecamatan Sukasada, Buleleng. “Waktu mau pulang makan, saya langsung diberhentikan di warung milik sepupu saya. Di sana saya diberi makan, mungkin supaya tidak kaget mendengar musibah itu,” ujarnya.

Sebelum kejadian, sang istri, Komang Budasari, 60, yang memiliki gangguan kejiwaan berada di rumah sendiri. Biasanya, sang istri hanya berdiam diri di kamar. Beruntung, saat kejadian itu Budasari sedang keluar untuk berkunjung ke warung milik tetangganya. Sehingga selamat dari amukan api.

Sudira menyebutkan, dia dan istrinya hanya tinggal berdua di rumah tersebut. Sang istri telah lama mengidap gangguan kejiwaan dan sudah sering dibawa berobat ke RSJ Bangli. Namun, hingga kini tak kunjung sembuh.

Akibat kebakaran itu, kini semua barang yang ada di dalam rumahnya hangus jadi arang. Bahkan, balok kayu yang dikumpulkan Sudira sebelumnya juga ikut terbakar. “Balok kayu yang saya siapkan untuk rencana membangun rumah ke depannya juga ikut terbakar. Semuanya ludes,” tuturnya.

Sudira hanya mengandalkan penghasilan dari pekerjaannya sebagai buruh serabutan. Saat ada pekerjaan, dia bisa mendapatkan upah Rp 75.000 per hari. Namun, akibat pandemi Covid-19 Sudira sehari-harinya lebih sering menganggur. Pasca kejadian itu banyak yang berkunjung ke rumah Sudira untuk memberi bantuan baik perorangan maupun komunitas.

Sementara itu, Perbekel Jinengdalem Ketut Mas Budarma mengatakan, pihak desa akan mengusulkan bedah rumah untuk keluarga Sudira bersama dengan 20 keluarga lainnya. “Untuk tahun ini belum ada. Rencananya tahun depan dengan 20 rumah lainnya. Akan diusahakan tahun 2022, keluarga ini merupakan prioritas untuk mendapat bedah rumah,” ujar Budarma.

Kata Budarma, pihak desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) telah memberikan bantuan kepada keluarga tersebut. Selain itu, banyak komunitas sosial yang memberikan bantuan sembako. Juga ada yang memberikan bantuan berupa bahan bangunan dan uang tunai.

Budarma menambahkan, sebelumnya keluarga Nengah Sudira telah menerima bantuan sosial tunai (BST) dari pemerintah pusat. Selain itu keluarga tersebut telah terdaftar sebagai penerima Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). “Jadi masih menunggu verifikasi Dinas Sosial. Kami di desa sudah mengusulkan,” ujar Budarma.

Budarma berpesan, siapa pun yang ingin memberikan donasi kepada keluarga tersebut, diharapkan selalu berkoordinasi dengan pihak aparat desa agar bantuan yang diberikan tidak mubazir. Nantinya, ketika bantuan yang diberikan sudah terkumpul, pihak desa akan secara gotong royong melakukan pengerjaannya.

“Kebetulan Babinsa juga sudah siap mengerahkan anggotanya untuk membantu melakukan pengerjaannya. Kalau bantuan dari komunitas ini jadi, maka yang bantuan bedah rumah ini dialihkan ke penerima yang lebih layak,” tandas Budarma. *mz

Komentar