nusabali

Halfway Kuta Boardriders Wadahi Potensi Surfer Kuta

  • www.nusabali.com-halfway-kuta-boardriders-wadahi-potensi-surfer-kuta

MANGUPURA, NusaBali.com -  Semenjak Pantai Kuta berkembang menjadi kawasan turisme, permainan selancar ombak menjadi semakin populer. Alhasil banyak warga lokal Kuta yang juga belajar bermain selancar dan akhirnya tidak kalah piawai dengan peselancar mancanegara.

Untuk mewadahi potensi para peselancar di Pantai Kuta, sejak tahun 2012 didirikanlah komunitas selancar bernama Halfway Kuta Boardriders. Komunitas atau klub para surfer ini setidaknya sudah memiliki anggota sebanyak 120 orang, yang tidak hanya merupakan warga Kuta melainkan juga warga di luar Kuta yang sering menjajal ombak di Pantai Kuta.

“Berawal dari surfer-surfer Kuta, akhirnya lahir komunitas (Halfway Kuta Boardriders, Red) karena kami melihat potensi surfer khususnya di Kuta itu sangat potensial sekali,“ ujar I Komang Sujaya, 37, salah satu pengurus Halfway Kuta Boardriders, Minggu (10/10/2021).

Sujaya menuturkan pada awal mendirikan Halfway Kuta Boardriders, pihaknya terpaksa harus menggunakan dana pribadi untuk biaya operasional komunitas. Namun, seiring berjalannya waktu satu persatu sponsor akhirnya bersedia mendanai kegiatan-kegiatan yang dilakukan komunitasnya.

Hal tersebut dimungkinkan karena mulai munculnya atlet-atlet selancar yang dihasilkan dari komunitas  Halfway Kuta Boardriders. Dikatakan Sujaya, salah satu nama beken yang muncul dari komunitas Halfway Kuta Boardriders adalah I Ketut Agus Aditya Putra. Seperti diketahui Ketut Agus merupakan peselancar yang sempat mengikuti Olimpiade Tokyo beberapa pekan lalu, meski hanya bersatus cadangan.

“Semoga pemerintah memandang olahraga ini, karena di sini banyak sekali bibit-bibit potensial untuk mewakili negara,”  kata Sujaya pemuda asal Banjar Buni, Kuta.

Selain Ketut Agus ada sekitar 120 surfer lainnya yang juga menjadi anggota komunitas  Halfway Kuta Boardriders. Mereka tersebar mulai usia di bawah 10 tahun, yang masih dibantu oleh orang tuanya mendorong-dorong papan selancar, hingga usia dewasa berusia di atas 35 tahun.

“Cukup mengikuti kegiatan Halfway Kuta Boardriders minimal tiga kali,” imbuh Sujaya mengenai persyaratan menjadi anggota Halfway Kuta Boardriders.

Sujaya menuturkan kegiatan anggota Halfway Kuta Boardriders tidak melulu hanya soal surfing, melainkan juga secara rutin mengadakan aksi peduli lingkungan. Dikatakan Sujaya, setidaknya setiap dua minggu sekali mereka rutin mengadakan aksi bersih-bersih di Pantai Kuta.

Salah seorang anggota Halfway Kuta Boardriders, I Made ‘Garut’ Widiarta, menuturkan bahwa dirinya ikut bergabung dengan komunitas Halfway Kuta Boardriders sejak awal berdirinya komunitas tersebut. Adanya komunitas resmi surfing seperti Halfway Kuta Boardriders dikatakan Garut dapat memajukan dunia surfing itu sendiri.

“Ada pelatihan setiap bulan, siapa tahu nanti kita ikut kompetisi ke luar Bali, otomatis kita sudah siap,” kata pria 33 tahun asal Banjar Pande Mas Kuta yang telah menjajal ombak pantai di dekat rumahnya sejak usia sembilan tahun.

Garut menuturkan bermain surfing memiliki sensasi tersendiri, berbeda dengan olahraga lainnya. “Kayak ngambang di atas air, jaga balance-nya agak susah pertama-tama itu yang membuat saya senang,” ungkap Garut.

Di sisi lain, Ketua PB PSOI (Persatuan Selancar Ombak Indonesia), Arya Subyanto, memberikan apresiasi terbentuknya komunitas-komunitas resmi para peselancar ombak. Menurutnya komunitas atau klub selancar merupakan cikal bakal suatu daerah menghasilkan atlet profesional selancar.

Arya pun mengakui jika selama ini atlet-atlet selancar di Indonesia masih didominasi oleh peselancar-peselancar dari Bali. “Klub adalah awal dari perkembangan suatu daerah menghasilkan atlet. Saya harap dengan adanya boardrider atau klub yang bermain di Liga Surfing Indonesia akan muncul juara-juara lain dari provinsi lain,” terang Arya yang juga mantan atlet selancar itu. *adi

Komentar