nusabali

Jasadnya Nyangkut di Pelepah Daun pada Ketinggian 27 Meter

Krama Duda Utara Tewas di Puncak Pohon Kelapa Saat Petik Buah Pinang

  • www.nusabali.com-jasadnya-nyangkut-di-pelepah-daun-pada-ketinggian-27-meter

Evakuasi jenazah korban I Nyoman Sumatra dari puncak pohon kelapa setinggi 27 meter dilakukan petugas Dinas Pemadam Kebakaran Karangasem menggunakan tali

AMLAPURA, NusaBali

Kematian tragis menimpa I Nyoman Sumatra, 50, krama yang tinggal di Banjar Tukad Sabuh, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, Jumat (8/10) pagi. Pria berusia 50 tahun ini justru meninggal mendadak di puncak pohon kelapa setinggi 27 mjeter saat memetik buah pinang untuk upacara pamelaspas sanggah.

Peristiwa maut yang merenggut nyawa Nyoman Sumatra terjadi Jumat pagi sekitar pukul 09.00 Wita, saat korban memanjat pohon kelapa di belakang rumahnya kawasan Banjar Tukad Sabah, Desa Duda Timur. Informasi di lapangan, kemarin pagi korban Nyoman Sumatra sempat dua kali memanjat pohon kelapa.

Pertama, korban Nyoman Sumatra memanjat pohon kelapa setinggi sekitar 23 meter, pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Saat itu, dia berhasil memetik buah kelapa untuk keperluan banten daksina dalam upacara pamelaspas sanggah.

Kedua, korban Nyoman Sumatra kembali memanjat pohon kelapa setinggi 27 meter, sekitar pukul 08.45 Wita. Kala itu, korban hendak memetik buah pinang, juga untuk keperluan sarana upacara. Saat itu, korban memanjat pohon kelapa di tengah kebun salak, lengkap dengan membawa tongkat berisi pisau, yang rencananya digunakan memetik buah pinang di sebelahnya dari puncak pohon kelapa. Pasalnya, tidak mungkin memetik buah pinang dengan cara memanjat pohon pinang, ka-rena batangnya yang kecil dan menjulang tinggi.

Nah, setelah tiba di puncak pohon kelapa setinggi 27 meter, korban Nyoman Sumatra diduga kelelahan, sesak napas, dan kehausan. Korban pun berusaha memetik kelapa muda untuk dicari airnya buat diminum. Namun, korban tiba-tiba jatuh pingsan, tubunnya nyangkut di antara pelepah daun kelapa.

Peristiwa maut ini pertama kali diketahui istri korban, Ni Wayan Ranis, 47. Kala itu, Wayan Ranis yang baru pulang datang dari pasar berbelanja keperluan upacara, mencari suaminya. Sebab, sang suami tidak kunjung balik dari memetik buah kelapa di kebun milik keluarga I Wayan Suriasa, yang berada di belakang rumah.

Ketika itu, sekitar pukul 09.00 Wita, Wayan Ranis menemukan sandal suaminya, korban Nyoman Sumatra, di pangkal pohon kelapa. Saat menengadah ke atas, Wayan Ranis melihat suaminya bersandar di pelepah daun kelapa. Setelah dipanggil-panggil, korban tidak menyahut, di mana tubuhnya terlihat nyangkut di pelepah puncak pohon kelapa.

Wayan Ranis pun menjerit minta tolong, sehingga sejumlah kerabatnya berdatangan ke lokasi TKP. Termasuk di antaranya I Kadek Sela (keponakan), I Wayan Suartana (adik sepupu), dan I Wayan Dirga (adik sepupu).

Selanjutnya, Kadek Sela melaporkan kejadian ini ke petugas pemadam kebakaran Dinas Kebakaran Karangasem. Sedangkan Wayan Dirga berupaya memanjat pohon kelapa tempat di mana korban Nyoman Sumatra nyangkut dalam koindisi pingsan.

Wayan Dirga naik ke atas pohon kepala dengan membawa balsem. Setiba di puncak pohon kelapa, Wayan Dirga sempat menggosokkan balsam ke tubah korban. Saat itu, jantung korban Nyoman Sumatra sudah tidak berdetak, denyut nadinya berhenti, dan tidak bernapas lagi. "Semasih di puncak pohon kelapa, kakak sepupu saya (korban Nyoman Sumatra) telah meninggal, karena lama pingsan, terlambat dapat pertolongan," tutur Wayan Dirga.

Sementara, petugas Pemadam Kebakaran Karangasem tiba di ke lokasi TKP untuk mengevakuasi korban Nyoman Sumatra dari puncak pohon kelapa, Jumat siang pukul 11.00 Wita. Petugas yang terjun ke lokasi dipimpin Kepala Seksi Pengendalian dan Operasi Dinas Pemadam Kebakaran Karangasem, I Putu Darma Kartika. Proses evakuasi berlangsung selama 1 jam hingga pukul 12.00 Wita.

Korban Nyoman Sumatra dievakuasi dari puncak pohon kelapa setinggi 27 meter menggunakan tapi. Saat berhasil dievakuasi, korban sudah dalam keadaan meninggal. Jenazahnya langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.

Hingga Jumat sore, belum ada informasi mengenai upacara yang hendak digelar terkait kematian tragis korban Nyoman Sumatra. Semuanya masih masih menunggu paruman keluarga. Sedangkan upacara pamelaspas sanggah yang semula direncanakan tepat Purnamaning Kalima pada Buda Wage Warigadean, Rabu (20/10) depan, terpaksa dibatalkan karena cuntaka.

Korban Nyoman Sumatra sendiri berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Wayan Ranis, serta 2 orang anak, dan 4 cucu. Selama ini, korban Nyoman Sumatra sabam hari menyadap air nira untuk mendapatkan tuak, selain memelihara 4 ekor sapi. *k16

Komentar