nusabali

Aspehorti : Mulai Panen, Ekspor Bergerak

  • www.nusabali.com-aspehorti-mulai-panen-ekspor-bergerak

DENPASAR,NusaBali
Pelaku usaha hortikultura Bali lega. Hal  tersebut menyusul  bergeraknya ekspor buah, mulai akhir September.

Salah satunya ekspor favorit yakni  manggis dengan tujuan Tiongkok. Tak tanggung-tanggung, importir China terjun ke lapangan ‘berburu’ manggis.

Beberapa sentra manggis Bali yang dituju  diantaranya Pupuan, Tabanan dan Petang, Badung. “Ya  importir  memastikan kondisi di lapangan bersama eksportir maupun suplier,” ungkap Ketua Dewan Pimpinan Daerah  Asosiasi Pelaku Usaha Hortikultura Indonesia (Aspehorti) Bali Ir I Wayan Sugiartha.

Kata Sugiartha, pergerakan ekspor manggis memang sudah  menyusul dimulainya panen. “Kami sudah dihubungi partner suplier untuk mengumpulkan manggis,” ungkap Sugiartha, Rabu (6/10). Bahkan beberapa eksportir sudah melakukan pengiriman.

Tidak hanya manggis, beberapa produk lainnya juga sudah disiapkan untuk ekspor. Produk buah tersebut, buah naga, salak gula pasir  dan mangga. “ Ada teman (eksportir) yang mencoba melakukan ekspor ini,” ujar Sugiartha.

Di lapangan para petani lega dengan  kembali menggeliatnya ekspor hortikultura Bali. “Ya, astungkara sudah mulai ini ekspornya,” ujar I Made Sianta, salah seorang petani sekaligus pebisnis hortikultura dari Desa Padangan, Kecamatan Pupuan Tabanan.

Panen raya, khususnya manggis kata Sianta sudah mulai sejak akhir September. Namun panen masih belum merata di pusat atau sentra manggis di Bali. Di beberapa tempat sudah mulai, namun di tempat lain masih menunggu  1 atau 2 pekan lagi.

“Jika normal,waktu panen sampai  empat  bulan ke depan,” ungkapnya. Harga perkilo manggis juga lumayan bagus. Saat ini di tingkat petani Rp 22.000 perkilo.

Selama 4 bulan, pohon manggis yang berusia 10 sampai 20 tahun bisa menghasilkan 200 kilogram manggis. Sedang panen atau petik dilakukan 3 hari sekali.

“Tidak hanya ekspor, kami juga berharap kegiatan  pasar murah yang rutin digelar Pemprov maupun oleh PKK  dilaksanakan lagi,” kata Sianta.

Pasar murah tersebut menurut Sianta, membantu penyerapan produk buah dari petani. “Kan tidak semua terserap ekspor,” ungkap Sianta.

Meredanya pandemi Covid-19, kata Sianta diharap jadi pertimbangan pemerintah menggelar kembali pasar murah produk pertanian dan produk UMKM. “ Jelang Galungan kami kira momentnya  bagus,” kata Sianta. *K17

Komentar