nusabali

Pengaturan Lalin Sistem Buka Tutup

Palebon Ida Pedanda Gede Dwija Ngenjung di Griya Gede Keniten, Sanur

  • www.nusabali.com-pengaturan-lalin-sistem-buka-tutup

Penutupan arus lalu lintas hanya pada saat prosesi puncak, yakni pemberangkatan jenazah, bade, dan piranti lainnya saat sekitar tengah hari.

DENPASAR, NusaBali

Pengaturan arus lalu lintas di Jalan Hang Tuah, perempatan Hang Tuah –Hotel Grand Inna Bali Beach (GIBB) sampai di area Tunon/Setra Desa Adat Sanur di Jalan Pantai Matahari Terbit, Sanur, Denpasar Selatan pada Jumat (8/10) hari ini, dilakukan dengan sistem buka tutup. Hal tersebut terkait upacara palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung dari Griya Gede Keniten, Desa Sanur Kaja.

Penutupan arus lalu lintas hanya pada saat prosesi puncak, yakni pemberangkatan jenazah, bade, dan piranti lainnya saat sekitar tengah hari. Itupun tidak memakan waktu lama. Begitu sampai di tunon, yang berjarak sekitar 300 meter dari Griya Gede Keniten, arus lalu lintas kembali dibuka.

“Dari apel tadi (kemarin) disepakati, tidak akan penutupan. Yang ada pengalihan arus lalu lintas,” kata Kabid Pengendalian dan Operasional (Kabiddalops) Dinas Perhubungan Kota Denpasar I Wayan Tagel Sidarta, usai mengikuti apel kesiapan yang dilaksanakan Polsek Densel, di Pantai Matahari Terbit, Kamis (7/10).  

Hanya pada saat prosesi puncak iring-iringan dari Griya Gede Keniten di Jalan Hang Tuah menuju tunon dilakukan penutupan arus lalin. Itu diupayakan tidak memakan waktu lama.

Pada saat itu, lalu lintas yang datang dari arah utara di Jalan Bypass Ngurah Rai dari arah Titibanda, distop di bypass sebelah utara tunon, sampai iring-iringan prosesi masuk tunon. Demikian juga arus lalin dari selatan akan ditutup di perempatan Bypass Ngurah Rai – Jalan Danau Buyan. Sedangkan lalin dari arah kota (Denpasar) ditutup di bundaran perempatan Jalan Hayam Wuruk–Jalan Raya Puputan–Jalan Hang Tuah. Lalu lintas dari Jalan Hayam Wuruk dibelokkan ke Jalan Raya Puputan, sedangkan yang dari Jalan Raya Puputan diminta putar balik, menuju kota (Denpasar).

“Selain itu juga dilakukan pemfilteran di perempatan Jalan Tukad Nyali dan Jalan Sedap Malam,” ucap Tagel Sidarta.

Pengaturan arus lalin dengan sistem buka tutup bertujuan jangan sampai menimbulkan krodit di kota. Terkait itu masyarakat diimbau sebisa mungkin menghindari jalur Bypass Ngurah Rai menuju kawasan Sanur, dengan cara melalui jalur alternatif. “Atau bisa lewat lebih dini pada pagi hari,” imbuh Tagel Sidarta.

Kabagops Poltabes Denpasar Kompol Made Uder, menyatakan kesiapan pengamanan pengaturan arus lalin bertujuan jangan sampai menimbulkan kemacetan. “Khusus untuk yang di Sanur, sudah setting personel oleh Kapolsek Denpasar Selatan,” ujarnya.

Kesiapan personel tersebut mulai dari simpul-simpul Pesanggaran, Sakenan, Tirtanadi sampai ke Patung Titibanda. “Itu simpul-simpul dilakukan penyekatan,” kata Kompol Made Uder.

Penyekatan tersebut bukan menutup, tetapi mengurangi kepadatan-kepadatan arus lalin yang akan masuk. “Penyetopan (arus lalin) dilakukan secara parsial, tergantung kebutuhan, bukan dari awal,” imbuh Kompol Made Uder.

Kepadatan arus lalin dipastikan terjadi. Namun kepadatan tersebut jangan sampai membuat masyarakat terlalu terganggu, tidak sampai menyebabkan penumpukan sehingga menimbulkan klaster atau kerumunan. “Ini menjadi antisipasi kami (polisi), pelaksanaan (upacara) jalan, prokes juga jalan,” tandas Kompol Made Uder.

Sebenarnya di Sanur pada Sukra Paing Gumbreg, Jumat (8/10) hari ini ada dua griya melaksanakan palebon. Selain di Griya Gede Keniten Sanur, juga  di Griya Taman di Banjar Taman Sari, namun lokasi tunonnya beda.

Menurut Kompol Made Uder, upacara palebon/ngaben juga berlangsung di Setra Badung, Denpasar Barat, pada Sukra Paing Gumbreg, Jumat hari ini. Selain Polri, Dinas Perhubungan, pengamanan dilakukan bersama instansi terkait, TNI, Satpol PP, pecalang dari lainnya dengan jumlah personel 150–200 orang.

Sebelumnya diberitakan, prosesi palebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung, sulinggih dari Griya Keniten, Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan, yang juga pioner pariwisata Bali, akan dilaksanakan pada Sukra Paing Gumbreg, dengan pengarakan sarana lembu putih dan padmasana akan diawasi langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Putra ketiga Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, mengatakan kedatangan pihak Kemenkes akan mengawasi langsung penerapan protokol kesehatan saat prosesi palebon, terutama ritual pengarakan lembu putih dan padmasana menuju Setra Desa Adat Sanur. Maklum, pengarakan lembu putih setinggi 10 meter dan padmasana setinggi 16 meter ini yang potensial memicu kerumunan, karena akan jadi tontonan warga.

“Kalau (protokol kesehatan) dijalankan dengan baik dan benar, akan menjadi contoh. Biar bisa mereka membuat aturan, upacara di Bali seperti apa sih, berapa panitia inti, yang datang berapa orang? Karena pandemi Covid-19 kan belum selesai, bisa bolak balik. Maka, pemerintah pusat berkeinginan untuk membantu," ujar Partha Adnyana di rumah duka, Selasa (5/10).

Partha Adnyana memastikan prosesi palebon akan diikuti pihak keluarga inti saja. Sementara masyarakat diharapkan tidak terlalu banyak menonton. “Yang terpenting adalah prosesi ritual. Kita sudah berkoordinasi dengan kepolisian, kita akan dikawal. Memang ketat banget, biar nggak muncul klaster penularan Covid-19,” tegas tokoh pariwisata yang juga Ketua Bali Tourism Board (BTB) ini.

Menurut Partha Adnyana, palebon Ida Padenda Nabe Gede Dwija Ngenjung sempat direncanakan digelar Agustus 2021 lalu. Namun, karena situasi pandemi Covid-19, maka palebon ditunda sampai awal Oktober 2021 ini. Ida Pedande Nabe lebar (meninggal) pada 28 Maret 2021 lalu dalam usia 87 tahun. *k17

Komentar