nusabali

Tirta Pura Yeh Pulu, Wujudkan Kemakmuran Para Pedagang

Kerap Terdengar Bunyi Gamelan Mistis

  • www.nusabali.com-tirta-pura-yeh-pulu-wujudkan-kemakmuran-para-pedagang

GIANYAR, NusaBali.com – Tidak hanya wisata arkeologi, objek wisata Yeh Pulu di Banjar Batulumbang, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar juga menyediakan wisata spiritual atau religi berupa kegiatan malukat (pembersihan diri), dan nunas patirtan (memohon air suci).

“Ada dua tempat wisata religi, yang pertama ada sebuah kucuran air di sebuah relief dekat pemandian umum warga, yang dapat digunakan tempat kegiatan malukat, dan juga diyakini oleh warga setempat dapat menyembuhkan penyakit niskala (gaib),” ungkap  Jero Mangku Pura Yeh Pulu, Wayan Kereg, Kamis (7/10/2021.

Wayan Kereg, 68, memperlihatkan sebuah genangan air, yang terdapat sebuah kucuran kecil pada sebuah batu yang berada di kawasan Pura Yeh Pulu.  Keberadaan kucuran pada genangan air tersebut disakralkan oleh warga setempat, dan dipergunakan sebagai tirta pada saat pelaksanaan berbagai upacara yadnya yang diadakan oleh warga setempat.

“Di dalam objek wisata Yeh Pulu terdapat Pura Yeh Pulu, dan di Pura Yeh Pulu tersebut berstana Dewa Kemakmuran, yakni Ida Bhatara Rambut Sedana, keberadaan kucuran air yang digunakan sebagai tirta itu juga digunakan sebagai mewujudkan kemakmuran bagi para pedagang,” tuturnya.

Kejadian mistis pun kerap terjadi di wilayah objek wisata Yeh Pulu. “Saya setiap hari beraktivitas di sini, pada hari tertentu seperti purnama, tilem, Kajeng Kliwon dan hari suci lainnya sering terdengar suara gamelan di wilayah objek wisata Yeh Pulu,” tuturnya.

Selain itu menurut cerita yang berkembang di tengah masyarakat, Wayan Kereg turut menjelaskan bahwa pahatan relief yang ada dibuat oleh Kebo Iwa menggunakan kuku jarinya. “Ya cerita yang berkembang seperti itu, dan wilayah objek wisata Yeh Pulu disakralkan oleh warga setempat,” jelasnya.

Seperti diketahui objek wisata Yeh Pulu ini dikenal dengan pahatan relief pada sebuah tebing dengan panjang 26,50 meter, dan tinggi 3 meter yang menggambarkan kegiatan kehidupan masyarakat pada abad 14-15 Masehi.

Wayan Kereg pun mengungkapkan bahwa piodalan (peringatan hari jadi) di Pura Yeh Pulu jatuh pada Purnama Kasa. Dirinya pun mengarahkan agar pengunjung yang ingin melakukan kegiatan spiritual tersebut, menghubunginya terlebih dahulu, guna memberikan pengarahan prosedur pelaksanaan malukat, maupun nunas patirtan tersebut. “Tapi saya sering berada di sekitar wilayah objek wisata Yeh Pulu, tidak susah menemukan saya,” jelasnya.

Wayan Kereg berharap masyarakat luas maupun warga setempat agar turut menjaga kesakralan serta kesucian tempat objek wisata Yeh Pulu, serta Pura Yeh Pulu yang ada di dalamnya, dengan tidak berkata kasar. “Dan juga masyarakat yang dalam masa cuntaka (halangan jasmani maupun rohani) dilarang memasuki area objek wisata Yeh Pulu maupun Pura Yeh Pulu,” tutupnya. *rma

Komentar