Petani Bawang Kerjasama dengan Pasar Modern
Optimalkan Pasar
DENPASAR, NusaBali
Mengoptimalkan pemasaran, petani bawang yang tergabung dalam kelompok tani Rumah Bawang Songan, di Desa Songan Kecamatan Kintamani, Bangli melakukan kerjasama dengan pasar modern (Tiara Dewata).
Harapanya lewat kemitraan tersebut, serapan produk bawang petani lebih terjamin. Ketua Kelompok Tani Rumah Bawang Songan I Komang Sukarsana mengatakan selama ini pemasaran merupakan salah satu persoalan klasik yang dihadapi petani. Kerap kali ketika panen, serapan pasar rendah sehingga tiba- tiba harga merosot sehingga merugikan petani. “Karena itu kami berusaha mencari solusi,” ujar Sukarsana, Rabu (6/10).
Nah salah satu solusi itu adalah kerjasama dengan pasar modern. Dengan kerjasama atau kemiteraan tersebut, pemasaran bisa lebih dioptimalkan lagi. Lewat kerjasama tersebut, petani juga mendapatkan pengetahuan bagaimana menyediakan dan meningkatkan kualitas produk, baik dari sisi kesehatan, sortasi dan lainnya.
“ Jadi petani juga mendapatkan pengetahuan. Selain perluasan pasar,” kata Sukarsana. Kerjasama ini lanjutnya merupakan bentuk kolaborasi petani dengan perbankan dan pasar (swasta).”Ketika petani butuh modal saat mau tanam, ada permodalan dari perbankan,” jelasnya tentang model-model kemiteraan tersebut.
Untuk menjamin pasokan, maka harus dipastikan ada produksi tetap atau tidak musiman. “ Itu yang akan kami atur nanti, sehingga pasokan bawang stabil,” lanjut Sukarsana.
Dengan kerjasama ini, rantai distribusi pemasaran menjadi lebih pendek, sehingga dirasa lebih menguntungkan. “Kan dari petani langsung dengan pasar (swalayan),” jelasnya.
Sementara harga per kilo bawang di pasaran saat ini antara Rp 13.000 sampai Rp 15.000. Selain dalam bentuk produksi hilir, bawang di Songan juga diolah menjadi produk hilir. Salah satunya dalam bentuk bawang goreng serta camilan seperti kerupuk. “ Jadi tidak bawang tok saja,” kata Sukarsana sambil menambahkan jumlah kelompok dan luas area kebun. Luas area 25 hektare dan jumlah anggota 22 orang.
Sukarsana optimis rencana dibukanya Bali untuk kunjungan wisman, akan berimbas positif terhadap pelaku UMKM seperti petani bawang. Logikanya hotel, restoran, kafe dan industri pariwisata beroperasi kembali, walau secara pelan- pelan. Namun peluang penyerapan produksi bertambah. *K17
1
Komentar