nusabali

Pasar Ubud Menunggu Efek Dibukanya Penerbangan Internasional ke Bali

  • www.nusabali.com-pasar-ubud-menunggu-efek-dibukanya-penerbangan-internasional-ke-bali

GIANYAR, NusaBali.com – Di masa PPKM Level 3, Pasar Ubud  terlihat sepi dan sejumlah toko masih memilih tutup, Rabu (6/10/2021) pagi.

Kepala Pasar Ubud I Wayan Sukadana menyatakan dari total jumlah 1.151 pedagang yang ada di Pasar Ubud, hanya 15 persen pedagang yang memilih untuk buka. “Dominan yang buka yakni para penjual sembako,” ungkap Wayan Sukadana

Dirinya pun turut berharap agar momen dibukanya kembali penerbangan internasional ke Bali per 14 Oktober 2021 mampu memberikan dampak yang positif terhadap pergerakan ekonomi para pedagang di Pasar Ubud.

Saat ini pedagang yang buka pun lebih untuk merawat barang dagangan atau karena melayani penjualan online. “Sekarang saya hanya buka sebentar mengambil sejumlah souvenir untuk dikirim, saya andalkan penjualan secara online untuk sementara. Sembari melihat perkembangan kunjungan wisatawan di Pasar Ubud,” ujar Windia, 58, pedagang kerajinan perunggu.

Windia yang telah 25 tahun berjualan di Pasar Ubud, menyatakan belum memilih untuk buka berjualan, dikarenakan melihat kunjungan wisatawan yang masih sepi. “Kalau pengunjung sedikit, pedagang yang dapat garus hanya di sekitar parkir saja. Kalau saya yang berjualan di lantai II susah mendapat pembeli kalau tidak ramai,” ungkapnya.

Hal yang sama pun diungkapkan oleh Ida Bagus Yadnya, seorang pedagang lukisan tradisional wayang kamasan Bali. Dirinya berharap agar momen dibukanya kembali penerbangan internasional menjadi awal kebangkitan perekonomian masyarakat Bali, khususnya para pedagang yang ada di Pasar Ubud.

“Mudah-mudahan dapat memberikan dampak yang positif kepada para masyarakat Bali, khususnya para pelaku wisata,” harapnya. Dirinya menyatakan bahwa memilih untuk buka hanya untuk merawat barang dagangannya.

Di sisi lain, Windia menyatakan pendapatnya terkait para wisatawan internasional yang datang ke Bali harus karantina selama delapan hari. “Misalnya wisatawan punya waktu dua Minggu untuk liburan, dan harus dipotong delapan hari untuk karantina, durasi liburan sudah terpotong setengah lebih, mudah-mudahan dengan hal itu wisatawan tetap ingin berkunjung ke Bali,” katanya.

Kendatipun demikian dirinya tetap optimis akan kedatangan wisatawan internasional, dan tetap memantau perkembangan wisatawan di Pasar Ubud. *rma

Komentar