nusabali

Level PPKM Sudah Turun, Pasar Kodok Masih Sepi Pembeli

  • www.nusabali.com-level-ppkm-sudah-turun-pasar-kodok-masih-sepi-pembeli

TABANAN, NusaBali.com – Level PPKM di Bali telah turun dari Level 4 ke 3, namun hal tersebut belum memberikan pengaruh terhadap tingkat kunjungan di Pasar Kodok, Desa Dauh Peken, Tabanan.

Pasar Kodok yang merupakan salah satu tempat penyedia baju bekas terbesar di Bali, terpantau sepi pengunjung pada , Minggu (3/10/2021). Hanya terlihat para pedagang yang sedang sibuk menyiapkan barang dagangannya.

Rena yang merupakan salah satu pedagang baju bekas di Pasar Kodok, mengungkapkan bahwa penurunan level PPKM Covid-19, serta adanya kebijakan diperbolehkannya kembali kegiatan wisata, belum berdampak kepada kunjungan masyarakat ke Pasar Kodok. “Seingat saya, dari bulan November 2020 kunjungan belum ada peningkatan,” ujar pedagang berusia 68 tahun itu.

Dirinya pun mengungkapkan bahwa kunjungan mengalami peningkatan hanya pada saat hari Sabtu dan Minggu. Jika hari biasa dikunjungi puluhan orang, maka di akhir pecan bisa 200an pengunjung.  “Kemarin saya buka dari pukul 08.00, sampai pukul 17.00, satu pun belum dapat jualan,” ujar Rena.

Rena yang telah berjualan baju bekas di Pasar Kodok selama 20 tahun pun, menyatakan bahwa masa pandemi memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap omzet jualannya. “Kehilangan sekitar 70 persen omzet. Biasanya saya sempat saja bongkar bal (baju bekas dalam karung yang disegel) untuk nambah stok, tapi ini sudah berbulan-bulan tidak buka bal,” keluhnya.

Dengan sepinya pengunjung Rena pun harus membayar sewa kontrak lahan yang digunakannya berjualan baju bekas. “Kalau lahan saya ukurannya 2,5 meter x 2,5 meter, tempatnya di samping jalan, setahun bayar Rp 1 juta. Ya saya berharap supaya bisa bayar sewa kontrak saja terlebih dahulu,” ujarnya sambil merapikan baju bekas dagangannya.

Pedagang  asal Sidoarjo, Jawa Timur itu pun mengungkapkan bahwa dominan para pedagang di Pasar Kodok menyiasati keadaan sepi tersebut dengan menjual pakaian bekas dengan sistem borongan, kepada para penjual pakaian bekas di daerah lainnya. “Kalau mengandalkan pengunjung, pedagang di sini susah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ya caranya sekarang jual borongan kepada penjual pakaian bekas di daerah lain, dengan harga jauh yang lebih murah, dan pakaian yang terpilih baik merk dan kondisi yang terbaik,” ujarnya.

Hal tersebut pun turut diungkapkan oleh seorang pedagang pakaian bekas lainnya, yakni Faturahman. “Ya benar, kalau tidak dijual borongan, tidak ada pemasukan nantinya,” ujarnya.

Rena dan Faturahman pun berharap agar roda perekonomian masyarakat khususnya masyarakat Bali, semakin membaik, dengan demikian masyarakat pun mulai berkunjung untuk membeli pakaian bekas yang ada di Pasar Kodok tersebut. “Biasanya kalau situasi normal ada saja 5 sampai 10 orang pembeli dalam sehari, tapi sekarang nyari 1 pembeli saja susah,” kata Rena. *rma

Komentar