nusabali

Perajin Tenun Nagasepaha Bertahan di Tengah Pandemi

  • www.nusabali.com-perajin-tenun-nagasepaha-bertahan-di-tengah-pandemi

SINGARAJA, NusaBali
Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak Maret 2020 hingga saat ini, sangat berpengaruh terhadap dunia perekonomian.

Mulai dari pedagang, petani, pelaku pariwisata, hingga pelaku industri, termasuk perajin. Meski didera panedmi, perajin kain tenun tradisional di Dusun Dangin Margi, Desa Nagasepaha, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, tetap optimis untuk melangsungkan usaha kerajinannnya. Seperti diungkapkan salah seorang perajin, Wayan Suliani,44, yang mampu bertahan di tengah kondisi pandemi Covid-19. Hingga saat ini, ibu dua anak ini masih bergelut dengan pesanan kain tenun berbagai motif yang diproduksi secara rumahan.

Saat NusaBali berkunjung ke rumahnya, beberapa waktu lalu, terlihat tangan Suliani terampil menenun agar sesuai dengan motif pesanan yang diminta para pelanggannya. Diakui, pesanan tenun tradisional kadang naik kadang turun. "Oredaran naik turun. Dari pengepul dan toko langganan kan juga terdampak pandemi," ujar Suliani.

Sampai saat ini, Suliani hanya bisa membuat tenun untuk dijual ke pengepul. Sebab untuk memulai sendiri usaha, memerlukan uang yang tidak sedikit sebagai modal, ditambah perekonomian sulit seperti sekarang. "Semoga tetap lancar, meski di situasi pandemi seperti sekarang, masih ada yang memesan," kata Suliani.

Dalam sebulan, dia bisa menyelesaikan 4 lembar kain yang sudah jadi dengan motif sesuai permintaan konsumen. Harga per lembar kain, dia banderol kisaran Rp 1,5 juta - Rp 3 juta. Harga ini tergantung bahan, tingkat kerumitan motif, hingga kualitas benang sutra yang dipakai.

Diakui Suliani, tidak jarang dia menerima pesanan tenun dari pelanggan dengan motif yang agak sulit. Namun baginya, hal itu menjadi tantangan tersendiri untuk memberikan yang terbaik kepada pelanggan.

Perempuan berusia 44 tahun ini mengakui, pekerjaan dan keterampilan menenun telah diwariskan turun-temurun dari sang nenek, lalu ke Ibunya. Suliani mengakui, jika pekerjaanya merupakan satu-satunya penghasilan utama di tengah kondisi pandemi. "Karena ini harapan satu-satunya saya dan keluarga," tukasnya. *mz

Komentar