nusabali

Tiga Karya Tulis Guru SMAN/SMK Lolos Lomba Nasional

  • www.nusabali.com-tiga-karya-tulis-guru-smansmk-lolos-lomba-nasional

AMLAPURA, NusaBali
Tiga guru SMA/SMK di Karangasem lolos lomba karya tulis ilmiah nasional tahun 2021. Salah satunya guru SMAN 1 Amlapura Dwi Theresia Sipangkar. Buat sementara masuk 100 besar nasional dari 635 peserta.

Materi yang ditulis yakni strategi pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran berpihak pada siswa. Pembelajaran itu menyesuaikan dengan kemampuan dan bakat siswa pada mata pelajaran Antropologi. Dwi Theresia Sipangkar menjadikan siswa kelas X sebagai objek penelitian. Siswa dibiarkan melakukan inovasi sesuai ide dan kemampuannya. Mereka diberi tugas tentang penelitian Antropologi. Banyak ide dan gagasan dari siswa, begitu juga cara menuangkan ide cukup beragam. “Ada yang menuangkan idenya ke dalam komik, videovlog, tiktok, puisi, dan lainnya,” ungkap Dwi Theresia Sipangkar, Kamis (30/9). Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) selama enam bulan itulah disusun dalam bentuk karya ilmiah dan diikutkan lomba yang digelar GTK Dikmendiksus (Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Hasil PTK dikirim lewat email pada Juni 2021 lalu. Setelah diverifikasi, masuk 100 besar nasional. Dua guru lainnya yang lolos ke lomba nasional yakni I Gusti Ngurah Dwija Putra dari SMAN 3 Amlapura dan I Nyoman Dwika Adiana dari SMKN 1 Bebandem. Dari Bali ada tujuh karya ilmiah yang lolos ke nasional. Empat karya lainnya karya Emy Prabawati dari SLBN 1 Badung, Surya Ningsi BH Samosir dari SMAN 1 Mendoyo, Kadek Agus Jaya Pharhyuna dari SMKN 1 Singaraja, dan Luh Eka Yanthi dari SMKN 3 Singaraja. “Kami berharap meraih prestasi tertinggi dalam lomba ini sehingga bisa dijadikan motivasi untuk mengajar siswa lebih baik dan berimbas kepada guru-guru yang lain,” harap Dwi Theresia Sipangkar.

Karya 100 besar yang lolos diciutkan jadi enam besar. Keenam karya tulis yang masuk enam besar dimuat dalam jurnal dan sebagai narasumber dalam simposium. “Saya hanya bisa berdoa agar lolos enam besar,” ungkap guru kelahiran 4 Juli 1992 asal Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara ini. Kasek SMAN 1 Amlapura I Ketut Marta Ariana mengapresiasi dedikasi guru Antropologi itu. “Semoga semangatnya berimbas ke guru lainnya,” harap Marta Ariana. Sementara guru SMKN Bebandem I Nyoman Dwika Adiana mengakui karya tulisnya masuk 100 besar nasional. “Tetapi saya tidak lagi mengikuti perkembangannya. Diundang ke Jakarta saya tidak datang,” ungkap guru mata pelajaran seni dan budaya ini. *k16

Komentar