nusabali

TCG Bantu Siswa di Desa Bebetin Belajar Matematika dan Bahasa Inggris

  • www.nusabali.com-tcg-bantu-siswa-di-desa-bebetin-belajar-matematika-dan-bahasa-inggris

SINGARAJA, NusaBali
Belasan orang mahasiswa jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, mengabdikan diri untuk membantu belajar siswa SD di Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng.

Puluhan siswa SD di Desa Bebetin diberikan pembelajaran matematika dan bahasa Inggris secara gratis melalui program Taman Cerdas Ganesha (TCG). Koordinator TCG Ni Kadek Dwi Utami, 20, mengatakan program TCG tersebut dilaksanakan dari 18 Juli sampai 6 November 2021. Seluruh kegiatan pembelajaran tersebut didanai Kemendikbud Ristek. Tim TCG terpilih setelah mereka dinyatakan lolos pengajuan proposal bersama 563 proposal lainnya, yang disaring dari 3.000 proposal yang masuk di awal.

Sebanyak 13 orang anggota tim TCG yang didampingi dosen pembimbing Dr I Nyoman Sukajaya MT, memilih Desa Bebetin sebagai daerah sasaran mereka, karena anak-anak di desa tersebut masih memiliki tingkat pendidikan rendah. Dwi Utami menyebutkan banyak anak hanya tamat SD dan SMP. Selain itu sejumlah siswa di jenjang pendidikan dasar juga masih mengalami kesulitan belajar dengan sentuhan iptek, sehingga Desa Bebetin menjadi prioritas program TGC.

“Karena tingkat pendidikan masih rendah, banyak siswa di Desa Bebetin yang belum cukup menguasai kecakapan literasi dasar. Kecakapan literasi dasar belum diajarkan di sekolah dan sistem belajar yang digunakan masih sangat berorientasi hanya pada buku saja. Kemampuan guru dalam mengelola kelas belum maksimal serta keberadaan media belajar berbasis teknologi yang belum terfasilitasi secara penuh,” jelas Dwi Utami.

Puluhan siswa yang didata dari lima SD di Bebetin diundang setiap hari Minggu untuk mendapatkan pembelajaran tambahan dari tim TCG. Sebanyak 73 orang siswa SD yang dinyatakan kesulitan mengakses pembelajaran dengan sentuhan teknologi dibagi maksimal 30 orang untuk mengikuti TCG, karena masih dalam situasi pandemi.

Proses pembelajaran dilakukan di sebuah bangunan sederhana milik warga setempat. “Harapan kami setelah program ini berakhir siswa mampu meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran matematika dan bahasa Inggris yang menjadi kemampuan penting dalam menghadapi revolusi industri 4.0 saat ini,” ucap Dwi Utami. *k23

Komentar