nusabali

Terdampak Pandemi, UMKM Dupa Man’ku Melakukan Cara Ini

  • www.nusabali.com-terdampak-pandemi-umkm-dupa-manku-melakukan-cara-ini

DENPASAR, NusaBali.com -  Bukan hanya produk Bali, pemenuhan kebutuhan dupa di Bali juga membuat produsen dupa dari Jawa membanjiri pasar dupa di Pulau Dewata.

Tingginya permintaan dupa di Bali itulah yang turut memotivasi lahirnya Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM)  dupa di Kabupaten Jembrana. Ya, sejak lima tahun  silam, IGN Kade Dwi Mahendra atau yang biasa disapa Ajik Ngurah merintis usaha Dupa Man’ku di Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo. Usaha yang berdiri tahun 2016 ini memiliki dua produk unggulan yaitu Dupa Man’ku dan Dupa Taksu Kembar.

Meskipun menjadi produsen dari daerah, Dupa Man’ku memiliki visi menjadi penyedia dupa terbaik. “Misi kami adalah memproduksi dupa dengan konsep sukla melalui pemberdayaan masyarakat sekitar,” kata Ajik Ngurah.

Konsep sukla, terang Ajik Ngurah,  berarti bahwa dupa diproses dengan alat dan bahan yang bersih, niat yang tulus, penuh rasa syukur, serta bebas dari cuntaka. “Karyawan yang mengalami cuntaka karena berbagai hal dilarang memproduksi dupa ini untuk tetap menjaga kesuciannya,” terang Ajik Ngurah.

Sayangnya, sama seperti usaha bisnis lainnya di masa pandemi Covid-19, penjualan Dupa Man’ku ikut terdampak. Permintaan dupa mengalami penurunan hingga pemilik usaha harus mencari strategi pemasaran yang efektif untuk mempromosikan produknya.

Melalui program pengabdian masyarakat yang didanai oleh Kementrian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional, Universitas Mahasaraswati Denpasar dan STMIK STIKOM Indonesia membantu UMKM Dupa Man’ku untuk melakukan pemasaran secara digital, baik melalui website, media sosial, dan marketplace.

“Setiap UMKM harus mampu beradaptasi dengan kondisi pandemi Covid-19. UMKM hendaknya memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mengembangkan bisnis, seperti melakukan pemasaran digital,” kata Dr Ni Wayan Rustiarini SE MSi Ak, selaku ketua tim pengabdian kepada masyarakat.

Selain itu, Ni Putu Nita Anggraini SE MM selaku dosen pemasaran juga mengungkapkan bahwa UMKM harus mampu mempromosikan produk melalui media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan YouTube.

Sementara itu dalam upaya menerapkan strategi pemasaran digital, I Ketut Sassu Budi Satwam SKom MKom merancang website Dupa Man’ku serta memberikan pendampingan kepada pemilik UMKM dalam melakukan promosi produk melalui marketplace. *

Komentar