nusabali

Petenun Desa Tenganan Pagringsingan Siap Penuhi Pesanan Menparekraf

  • www.nusabali.com-petenun-desa-tenganan-pagringsingan-siap-penuhi-pesanan-menparekraf

Satu selendang gringsing memerlukan 3 hingga 4 tenaga kerja.

AMLAPURA, NusaBali

Sebanyak 400 petenun gringsing siap penuhi pesanan Menparekraf (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) Sandiaga Salahuddin Uno yang memesan 120 selendang gringsing atau lebih dikenal dengan nama double ikat. Selendang gringsing ini akan dijadikan cinderamata acara KTT G20 (Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty) yang digelar di Indonesia pada tahun 2022. Sandiaga Uno memesan langsung ke petenun saat berkunjung ke Desa Adat Tenganan Pagringsingan, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Jumat (24/9) lalu.

Koordinator Petenun Gringsing Desa Adat Tenganan Pagringsingan, Ni Kadek Susilawati, menyanggupi pesanan itu. “Kami membutuhkan tenaga sekitar 400 orang untuk mengerjakan 120 selendang gringsing. Prosesnya cukup lama, paling cepat tuntas 1,5 tahun,” ungkap Kadek Susilawati, Minggu (26/9). Menurutnya, satu selendang maksimal memerlukan 3 hingga 4 tenaga kerja. Mulai dari mempersiapkan pewarnaan benang, pemintalan benang, buat desain, hingga menenun. “Harga selendang gringsing per satu lembar Rp 1 juta. Panjang 120 cm dengan lebar 62 cm. Pembuatannya lama,” imbuh Kadek Susilawati.

Menyiapkan benang Bali, proses mewarnai untuk mendapatkan warna kuning menggunakan campuran minyak kemiri, warna merah dari kulit kayu mengkudu, dan warna hitam dari campuran daun indigo dengan warna merah. Mendapatkan warna benang berkualitas, mesti melakukan perendaman benang selama 1 tahun, air rendaman diganti tiap 25-49 hari sekali. Tujuannya agar mendapatkan kualitas benang semakin kuat dan lembut. Sehingga menghasilkan warna benang: kuning, merah, dan hitam.   

Setelah semua benang siap pakai, selanjutnya pemintalan, dipilah satu persatu helai dan disediakan motif kain. Selanjutnya melakukan penenunan dengan menganyam satu per satu helai benang. “Semua petenun di Desa Adat Pagringsingan akan kami libatkan untuk memenuhi pesanan itu,” jelas Kadek Susilawati. Sementara Bendesa Adat Tenganan Pagringsingan I Putu Yudiana dan Ketua Pengelola Objek Wisata Desa Tenganan Pagringsingan Putu Wiadnyana mengapresiasi pesanan dari Menparekraf Sandiaga Uno. Pesanan itu telah memberdayakan petenun lokal dan membuka lapangan pekerjaan untuk para petenun di tengah pandemi Covid-19. “Setidaknya petenun di Desa Adat Tenganan Pagringsingan kembali bergairah melakukan aktivitas. Menenun jadi daya pikat wisatawan,” jelas Putu Wiadnyana.

Di setiap rumah warga juga dipajang kain gringsing jadi. Kain gringsing dijadikan pameran tetap di rumahnya. Ketua PHRI Karangasem I Wayan Kariasa juga mengapresiasi pesanan dari Menparekraf Sandiaga Uno yang memberdayakan petenun di Desa Adat Tenganan Pagringsingan. *k16

Komentar