nusabali

50 Persen Sekolah di Bangli Gelar PTM

  • www.nusabali.com-50-persen-sekolah-di-bangli-gelar-ptm

BANGLI, NusaBali
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli memastikan semua sekolah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

PTM dimulai Senin (27/9) hari ini. Hingga Minggu (26/9) siang tercatat 50 persen sekolah siap melaksanakan PTM. Plt Kadisdikpora Bangli, Jro Penyarikan Widata mengatakan, Disdikpora sudah mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan PTM. Sekolah-sekolah yang akan melaksanakan PTM lebih dulu melaporkan kesiapannya. Kepala sekolah membuat pertanggungjabawan mutlak.

Jro Widata mengatakan, pelaporan kesiapan melaksanakan PTM dikirim melalui web Disdikpora. Ada pula pengecekan oleh pengawas sekolah. Dari 190 SD dan SMP, baru 85 sekolah memastikan melaksanakan PTM terbatas. Sekolah lainnya masih mematangkan persiapan PTM. “Sekolah wajib memastikan kesiapan sarana prasarana sesuai protokol Covid-19. Pengaturan jadwal siswa belajar hingga pengaturan keluar masuknya siswa,” ungkap Jro Widata didampingi Kabid Pendidikan Dasar Disdikpora Bangli, I Wayan Gde Wirajaya, Minggu (26/9)

Jumlah sekolah yang akan melaksanakan PTM diyakini terus bertambah. Namun demikian, ada beberapa sekolah yang tidak dapat melaksanakan PTM akibat sedang rehabilitasi sedung. Menurut Gde Wirajaya ada sekolah yang seluruh kelas direnovasi sehingga tidak memungkinkan untuk PTM. “Pelaksanaan PTM terbatas sudah bisa dimulai besok (Senin). Bagi sekolah yang belum memenuhi syarat untuk PTM maka tetap melaksanakan daring. Jika ada sekolah yang belum memenuhi ketentuan namun tetap melaksanakan PTM berarti ilegal,” tegas Gde Wirajaya.

PTM terbatas, maksimal pembelajaran di sekolah selama 3 jam. Kapasitas ruang diisi 50 siswa. Begitu siswa masuk kelas maka akan mengikuti pembelajaran selama 3 jam. Setelah pembelajaran langsung pulang. “Siswa diharapkan membawa bekal dari rumah. Kantin belum diperbolehkan buka,” ujarnya. Olahraga maupun ekstrakulikuler belum dilaksanakan. “Siswa sebagian masuk pagi dan sebagian lagi siang hari. Pelaksanaan sesuai dengan kesiapan guru di sekolah masing-masing,” jelas Gde Wirajaya. *esa

Komentar