nusabali

Kerja di Jepang dengan Gaji Rp 20 Juta Per Bulan, Begini Mekanismenya

  • www.nusabali.com-kerja-di-jepang-dengan-gaji-rp-20-juta-per-bulan-begini-mekanismenya

DENPASAR, NusaBali.com – Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali merancang bisa mengirimkan 3.000 mahasiswa untuk mengikuti program bekerja di Jepang menggunakan visa Specifed Skill Worker (SSW) atau visa bagi Pekerja Berketerampilan Specifik (PBS).

Gaji yang dijanjikan bagi mahasiswa baru atau lama yang mengambil program ini terasa menggiurkan. “Gajinya setara dengan Rp 20 juta per bulan dan kontrak kerja 5 tahun,” kata Rektor ITB STIKOM Bali, Dr Dadang Hermawan, Minggu (26/9/2021).  

Jumlah ini mengalami peningkatan dibanding mahasiswa peserta program yang saat ini berada di Jepang yang perolehan gajinya  rata-rata Rp 15 juta/bulan.  “Per Februari  atau awal Maret 2022 kami akan buka kelas khusus bagi mereka yang kuliah di STIKOM Bali Grup dan mengikuti program kerja di Jepang,” kata Dadang.

Kesiapan  ini sudah dilakukan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding dan Perjanjian Kerja Sama dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) untuk mengirim 3.000 mahasiswa bekerja di Jepang. 

Kerja sama BP2MI dengan perguruan tinggi ini adalah yang pertama kali dilakukan di Indonesia bersama STIKOM Bali Grup, yakni ITB STIKOM Bali, Politeknik Nasional Denpasar, Politeknik Ganesha Guru Singaraja dan Sekolah Tinggi Teknologi Bandung dan khusus untuk penempatan kerja di Jepang. 

Kebutuhan tenaga kerja di Jepang sendiri disebut Dadang sangat besar. “Jepang, selama lima tahun, 2019 - 2024 butuh 350.000 tenaga kerja asing, dan Indonesia mendapat jatah 70.000. Tapi sejak tahun 2019 sampai sekarang baru kirim 1.500 orang. Itulah maka BP2MI tidak tidak mau kerja sama dengan  (perusahaan) yang lain, tapi dengan perguruan tinggi karena mereka tahu di perguruan tinggi ada program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka),” jelas Dadang yang juga direktur utama 23 lembaga bisnis berbendera STIKOM Bali Grup ini.

Lalu bagaimana mekanisme untuk bisa ke Jepang? Mulai Februari atau awal Maret 2022 dimulai perkuliahan semester 1 dan 2 di kampus dengan penekanan pada mata kuliah bahasa Jepang untuk mengganti mata kuliah bahasa Inggris.  Setelah itu, dilakukan uji kompetensi bahasa Jepang, bekerja sama dengan Japan Foundation dan uji kompetensi keahlian dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sesuai bidang yang digeluti di Jepang nanti.  

Nah setelah lulus ujian kompetensi Bahasa Jepang dan kompetensi keahlian, barulah pihak ITB STIKOM Bali mendaftarkan mahasiswa tersebut ke BP2MI sebagai Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) untuk diberangkatkan ke Jepang oleh pemerintah.  “Jadi, nanti pemerintah yang kirim. Kalau penuhi target 3.000 orang, saya akan menghadap Presiden, minta Pak Presiden yang lepas, mungkin kita bisa di Senayan (Stadion Gelora Bung Karno, Red),” kata Dadang.

Untuk kuliah berikutnya, lanjut Dadang, di Jepang mahasiswa akan mengikuti kuliah semester 3-4 secare online dari kampus. Semester 5-6 mengikuti kuliah dengan program MBKM dan semester 7-8 kuliah dengan online lagi dari kampus.  “Termasuk tugas akhir atau skripsi, ujian dan kalau perlu wisuda juga di Jepang. Tapi saya minta mereka pulang supaya wisuda di Bali saja. Kan sudah punya duit banyak tuh, pulang wisuda di Bali saja supaya bisa dihadiri oleh keluarga,” ucap Dadang. *mao

Komentar