nusabali

Kini Jualan Juwet, Dambakan Pariwisata Bali Segera Dibuka

Nasib Pedagang Lawar Keliling Terdampak Pandemi

  • www.nusabali.com-kini-jualan-juwet-dambakan-pariwisata-bali-segera-dibuka

DENPASAR,NusaBali
Dampak pandemi Covid-19 membuat semua sektor sekarat. Pelaku usaha kecil, yang dengan modal pas-pasan tidak bisa luput.

I Gusti Ngurah Wiranata, seorang pedagang lawar keliling diantaranya. Pria asal Banjar Dukuh, Kelurahan Padangkerta, Karangasem ini harus kerja apa saja untuk bisa menghidupi istri dan dua anaknya yang masih kecil. “Dulu saya jualan lawar keliling ,” ceritanya, Jumat (24/9).

Pelanggannya mulai sopir taksi, guide, karyawan hotel  dan masyarakat lainnya. “ Di Nusa Dua, Kuta Selatan kan banyak pangkalan taksi,” ungkapnya. Pendapatannya juga lumayan. Paling tidak Rp 100 ribu pendapatan bersih dikantongi Gusti Ngurah Wiranata dari  dagang lawar keliling tersebut. “Malah bisa sampai Rp 200 ribu,” ungkapnya.

Makanan yang dijajakannya adalah nasi lawar sate dan srapah.  Satu porsi atau satu paket hanya Rp 15 ribu. Paket menu yang relatif murah namun membuat puas pembeli. “Nggih  senang, karena pendapatan lumayan,” lanjutnya.

Namun lacur, pandemi Covid-19 membuat Ngurah Wiranata getir. Pariwisata macet, ratusan taksi yang umumnya melayani transportasi wisatawan tidak lagi tampak. Pangkalan -pangkalan taksi kosong. Kalangan sopir yang menjadi langganannya tidak lagi ngantre. “Mereka (sopir) kan tidak lagi  kerja,”  kata Ngurah Wiranata.

Sebagaimana yang lain, Ngurah Wiranata tamatan kelimpungan. Untuk dapat sekadar penghasilan dia kerja serabutan. “Kini kebetulan musim juwet, tiyang jual juet,” tunjuknya pada butiran buah pada juwet  di tempatnya jualan di pinggir jalan WR Supratman, Kesiman Denpasar.

Ditemani istrinya Ni Nyoman Anggayani yang sedang hamil dan dua anaknya, Ngurah Wiranata sangat mendambakan pariwisata Bali buka dan normal kembali.”Agar bisa jualan lagi,” ujarnya.

Menurut Ngurah Wiranata, medagang lawar keliling merupakan pekerjaan pokoknya. Karena sudah lebih dari 10  tahun dia geluti. “Walau sudah harus bangun jam empat pagi, namun  saya senang, karena penghasilan pasti,” ucapnya berharap. *K17

Komentar