nusabali

Sandiaga Uno Kagumi Semangat Berkarya Mudita Adnyana

  • www.nusabali.com-sandiaga-uno-kagumi-semangat-berkarya-mudita-adnyana

AMLAPURA, NusaBali
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengunjungi penulis lontar I Wayan Mudita Adnyana, 91, di Desa Adat Tenganan Pagringsingan, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Karangasem, Jumat (24/9) sore.

Sandiaga Uno mengagumi sosok Mudita Adnyana yang tetap setia berkarya di daun lontar. Di hadapan Menparekraf, Mudita Adnyana membacakan beberapa bait Sutasoma tentang Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Saat menerima kedatangan Menparekraf Sandiaga Uno, Mudita Adnyana langsung mengeluarkan sejumlah keropak lontar dan memperlihatkan lontar Sutasoma. Menurut peraih Anugerah Kebudayaan Nasional 2019 ini, pada kekawin Sutasoma berisi pesan-pesan tentang Pancasila. Lontar Sutasoma sebanyak 122 lembar ditulis selama dua tahun. Mudita Adnyana mengaku menulis di lontar bukan untuk dijual, tetapi untuk dimiliki dan diwariskan. “Sempat ada utusan dari Unesco bersedia membayar lontar Sutasoma Rp 400 juta, namun tidak saya jual. Jika dijual dan punya banyak uang, saya tidak bisa tidur, pada akhirnya semua akan habis,” ungkap Mudita Adnyana.

Menparekraf Sandiaga Uno menanyakan tamu-tamu yang sempat mengunjungi Mudita Adnyana. Ayah tujuh anak dan 14 cucu itu pun menyerahkan buku tamu yang berisi catatan daftar tamu sejak tahun 1972. Tercatat tiga kepala negara sempat berkunjung ke rumahnya sekaligus membeli hasil karyanya. Kunjungan perdana yakni Presiden Italia Sandro Pertini pada 6 Juli 1983, Perdana Menteri Selandia Baru Hellene Clark pada 7 Januari 1988, dan Presiden/Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri pada 31 Desember 2001. Sandiaga Uno merasa kagum kepada penulis aksara Bali di lontar itu. Menulis karena kecintaannya terhadap budaya, bukan motivasi untuk komersil.

Sandiaga Uno pun menanyakan siapa yang meneruskan ketrampilan Mudita Adnyana menulis di daun rontal. “Saya sedih tidak ada generasi menyurat aksara Bali di lontar, saya sendiri tidak kuat lagi menulis di lontar,” ucap Mudita Adnyana, kelahiran tahun 1931. Namun dia mengaku sangat bahagia dikunjungi Menparekraf Sandiaga Uno. Bahkan dia mendoakan kesuksesan buat Sandiaga Uno. “Semoga bapak kelak menjadi orang nomor satu di negeri ini,” doa Mudita Adnyana. *k16

Komentar