nusabali

Bantuan untuk Korban Pohon Tumbang

  • www.nusabali.com-bantuan-untuk-korban-pohon-tumbang

SINGARAJA, NusaBali
Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Buleleng dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, menyalurkan bantuan untuk korban pohon tumbang.

Adalah Ketut Loka, warga Lingkungan Satria, Kelurahan Penarukan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, yang menerima bantuan berupa makanan dan peralatan logistik, Jumat (24/9) pagi.  Sebelumnya, hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan pohon tumbang yang merusak rumah Ketut Loka, pada Rabu (22/9) lalu. Diketahui, musibah pohon tumbang tersebut terjadi sekitar pukul 15.30 Wita. Pohon berdiameter sekitar 40 cm menimpa rumah Ketut Loka hingga menimbulkan kerugian materiil yang ditaksir mencapai Rp 15 juta.

Bantuan diberikan oleh Ketua PMI Buleleng yang juga Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra. "Kami membawa bantuan selimut, tenda, sembako sehari-hari. Mudah-mudahan kami bisa membantu lagi karena ini betul-betul memerlukan bantuan, dan harus diperhatikan," kata Sutjidra. Bantuan tersebut diharapkan ikut meringankan beban keluarga korban bencana alam.

Sutjidra menjelaskan, korban yang rumahnya terkena pohon tumbang, Ketut Loka, merupakan penerima bantuan PKH (Program Keluarga Harapan). Kediamannya, juga merupakan bantuan dari BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya). Ke depan, pihaknya akan terus tanggap membantu masyarakat yang terkena musibah.

Di sisi lain, Sutjidra mengimbau pada masyarakat untuk lebih waspada dan berhati-hati dengan memasuki musim hujan disertai cuaca tidak menentu. Dengan kondisi geografis Kabupaten Buleleng, musim penghujan menjadi perhatian serius, karena rawan bencana.

"Mengingat bahwa topografi Kabupaten Buleleng yang nyegara gunung pasti akan mudah terkena bencana, demikian juga sudah memasuki musim penghujan yang rawan banjir ataupun longsor. Selain itu dari pihak BMKG menyatakan hingga bulan Februari, cuaca masih tidak menentu," kata Sutjidra.

Sutjidra juga menyampaikan, ada beberapa kegiatan preventif bencana tidak bisa dilaksanakan maksimal selama pandemi. Seperti kegiatan gotong royong pembersihan aliran sungai. Namun, pemantauan khusus kepada masyarakat di daerah rawan terus dijalankan, apalagi selama musim penghujan.

"Kami memantau dan mengingatkan masyarakat di setiap musim hujan begini pasti ada banjir longsor karena topografi kita yang nyegara gunung. Semua masyarakat harus hati-hati," pungkasnya. *mz

Komentar