nusabali

Ryuki Waida Berharap Resmi Dipertandingkan di PON 2024

Biayai Sendiri Ekshibisi Selancar Ombak di Papua

  • www.nusabali.com-ryuki-waida-berharap-resmi-dipertandingkan-di-pon-2024

PAPUA, NusaBali
Atlet selancar ombak Bali (surfing) Ryuki Waida berharap cabang olahraga yang digelutinya itu dipertandingan secara resmi dalam PON 2024 di Sumut dan Aceh.

Demikian juga KONI Bali berharap nantinya Bali meraih emas cabor tersebut dalam ajang PON XXI/2024 di Sumut dan Aceh. Ya, Ryuki Waida ingin kembali menjadi yang terbaik di PON selanjutnya. Sebab pada eskshibisi cabor surfing dia menjadi juara dua nomor yang diekshibisikan dalam PON 2021 di Papua. Yakni, nomor shortboard putra, dan aeriel putra.  

"Saya datang ke Papua dengan biaya mandiri, menginap di Hotel Mercure Kota Jayapura. Syukur saya dapat medali emas, perjuangan jadi tidak sia-sia jadi terbaik di dua nomor yang dipertandingkan," kata Ryuki Waida, saat dikonfrimasi Jumat (24/9).

Menurut Ryuki Waida, saat bertanding dia ditemani Wakil Ketua Bidang Teknik dan Prestasi Pengprov Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) Bali, I Komang Sujaya. Kebetulan Sujaya sendiri juga bertugas sebagai dewan juri dari PB Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI). “Saya bisa berangkat dan pulang bersama Pak Sujaya dari Papua, tapi dalam kapasitas berbeda,”kata Ryuki, yang juga adik atlet nasional surfing Rio Wadia.

Menurut Sujaya, penilaian cabor surfing di PON Papua yang dicari, yakni manuver, kreasi atlet, dan gaya. Menurutnya, penampilan Ryuki Waida memang sangat potensial. Sujaya mengatakan, Ryuki rela datang ke Papua dengan biaya mandiri sekitar Rp 15 juta dari pemberian orangtuanya.

“Sampai saat ini belum ada bantuan dana dari KONI Bali dan PSOI Bali. Semoga nanti ada bantuan dana,”kata Sujaya,  diamini Ketua Umum PSOI Bali, I Gusti Ngurah Putu Sugiarta.  

Karena itulah, Sujaya akan datang ke DPRD Badung pada Rabu (29/9) nanti. Dia juga akan menemui pengurus KONI Bali. Dia berharap minimal pembiayaan dikembalikan, karena Ryiku mampu membuktikan dengan prestasi.  

Ryuki memang rutin berlatih di Pantai Legian, Desa Legian, Kecamatan Kuta, Badung. Kini Ryuki dalam perjalanan pulang ke Bali.

"Pengprov PSOI Bali belum bisa membantu anggaran, makanya diputuskan atlet biaya mandiri. Tapi akan saya perjuangankan ke KONI Bali nantinya," tegas Gusti Sugiarta.

Sedangkan Sekum KONI Bali I Gusti Ngurah Oka Darmawan mengapresiasi prestasi Ryuki Waida yang meraih emas pertama, meski tidak dihitung resmi masuk kontingen Bali, karena digelar ekshibisi.

Oka Darmawan mengakui sampai saat ini belum ada anggaran dialokasikan ke cabor yang dipertandingkan ekshibisi. Sebab, KONI Bali masih fokus pada cabor yang secara resmi di PON Papua. Bahkan cabor selancar ombak belum masuk sebagai anggota KONI Bali.

"Namun kami bangga selancar ombak dapat medali emas, ini ke depan jadi pundi-pundi medali kontingen Bali di PON 2024 di Sumut dan Aceh," kata Oka Darmawan, yang juga Ketua Umum Pengprov Perbasi Bali

Sementara itu, Ketua Umum PB Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI), Arya Subyakto sangat berterimakasih kepada semua pihak, baik pihak panitia dan keamanan membantu lancarnya proses perlombaan Selancar Ombak.

Menurut Arya Subyakto, dari aturan untuk ekshibisi minimal diikuti 5 provinsi plus tuan rumah Papua. Tetapi, antusias peserta cukup tinggi hingga mencapai 13 Provinsi.  Soal anggaran mandiri atau dibantu Pengprov cabor, kata Subyakto, hal itu jadi bagian usaha menjaga eksistensi cabor.

“Langkah kedepan kita akan berjuang agar cabor Selancar Ombak dapat dipertandingkan resmi pada PON XXI 2024 di Sumut dan Aceh,”kata Arya Subyakt0. dek

Sedangkan Bali menurunkan satu atlet Ryuki Waida dengan mengikuti dua nomor, shorfboard putra dan aeriel putra. Ekshibisi tersebut diikuti 13 provinsi, yakni Aceh, Sumut, Sumbar, Banten, Jabar, Jateng, Jogjakarta, Jatim, NTB, NTT, Papua, Papua Barat, dan Bali. *dek

Komentar