nusabali

Pelajari Kondisi Pantai Hamadi, Selancar Angin Berangkat Awal

  • www.nusabali.com-pelajari-kondisi-pantai-hamadi-selancar-angin-berangkat-awal

DENPASAR, NusaBali
Tiga atlet selancar angin Bali I Gusti Made Oka Sulaksana, I Gusti Bagus Gopala Sulaksana, dan I Gusti Agung Danendra Hazel Devananda Kusumantara akhirnya berangkat mendahului ke Papua.

Mereka didampingi pelatih I Wayan Sujana dan ofisial I Putu Darmawan. Oka Sulaksana akan berlomba di nomor RSX, Bagus Gopala di RS One, dan Danendra Hazel di noor BIC Techno. Ketiganya akan bertanding sehari setelah pembukaan PON XX/2021, yakni 3-12 Oktober di Pantai Hamadi, Kabupaten Jayapura.

Rombongan Selancar angina berangkat dari Bandara Udara I Gusti Ngurah Rai, pada Jumat (24/9) pukul 18.00 Wita petang, Mereka transit di Bandara Sukarno Hatta, Tangerang. Lalu pukul 24.00 Wita lanjut ke Papua, dan tiba di Papua, Sabtu (25/9) pagi, pukul 06.30 Wita.

"Kita memang merencanakan berangkat lebih awal, dan ini sudah disetujui KONI Bali. Makanya kita jadi berangkat mendahului," ucap Sekum Pengprov Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (PORLASI) Bali, Wayan Sujana, Kamis (23/9).

Menurut Sujana, biasanya atlet berangkat H-3 menjelang bertanding. Namun atlet selancar angin mengagendakan berangkat mendahului.

Dengan berangkat lebih awal, ketiga atlet Bali tersebut dapat mencoba venue lebih lama.  Sujana berharap para atlet lebih terbiasa dengan situasi dan kondisi di tempat bertanding. Menurutnya, para atlet lebih paham apa yang harus dilakukan dalam orientasi prestasi. Diakui Sujana, di Papua, angin cenderung pelan, karena adanya dataran tinggi. Sebab venue bertanding di teluk suatu pulau.

Dengan demikian, kata Sujana, sering terjadi perubahan arah angin. Kecepatannya rata-rata 8-12 knots per jam. Sedangkan tempat latihan di Pantai Mertasari Sanur Denpasar Selatan rata-rata 15 knots per jam. "Kita ingin mengetahui betul kecepatan angin, perubahan arus air, dan perubahan angin di Pantai Hamadi Papua. Ini modal sebelum bertanding, makanya berangkat mendahului," kata Sujana, yang juga pelatih tim selancar sngin Bali.

Sementara itu, Oka Sulaksana mengakui selancar angin adalah olahraga tidak terukur, sehingga faktor alam dan nasib jadi satu. Dia dan atlet lainnya juga ingin mempelajari laut di tempat bertanding.

"Kalau berangkatnya mendekati saat bertanding, penyesuaian alam akan lebih singkat. Dengan waktu lebih sepekan di Papua, maka harus dimaksimalkan jadi prestasi," papar Oka Sulaksana, yang meraih emas PON XIX/2016 di Jawa Barat. *dek

Komentar