nusabali

RTH Taman Bung Karno Dirancang Jadi DTW Sejarah Nasional

Patung Bung Karno Sudah Dipasang di RTH Taman Bung Karno Kawasan Sukasada, Buleleng

  • www.nusabali.com-rth-taman-bung-karno-dirancang-jadi-dtw-sejarah-nasional

Patung Bung Karno merefleksikan sosok Proklamator memakai baju kebesaran dan peci, yang sedang berdiri dengan posisi tangan kanan me-nunjuk ke depan dan tangan kiri memegang tongkat. Patung Bung Karno dipasang menghadap ke timur, sesuai julukannya sebagai Sang Fajar dari Timur.

SINGARAJA, NusaBali

Patung Bung Karno yang jadi ikon Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Bung Karno di Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng akhirnya dipasang tepat Purnamaning Kapat pada Anggara Kliwon Kulantir, Selasa (21/9) pagi. Patung Bung Karno dengan tinggi 8 meter tersebut dipasang menggunakan alat berat crane, didirikan di atas pedestal setinggi 6 meter. RTH Taman Bung Karno berisi Patung Bung Karno ini nantinya akan dijadikan Daya Tarik Wisata (DTW) Sejarah Nasional.

Proses pemasangan Patung Bung Karno di RTH Taman Bung Karno, Selasa pagi mulai pukul 10.00 Wita, diawasi langsung Kejaksaan Negeri (Kejari) Buleleng. Bahkan, Kajari Buleleng I Putu Gede Astawa ikut turun langsung mengawasi proyek tersebut.

Patung Bung Karno dengan berat 1,5 ton ini dibuat dari bahan logam perunggu. Patung yang dibuat untuk menghormati Presiden RI pertama dan proklamator bangsa ini digarap pematung di kawasan Bantul, Jogjakarta. Patung menjulang tinggi  14 meter termasuk pendestal ini, merefleksikan sosok Soekarno memakai baju kebesaran dan menggunakan peci, yang sedang berdiri dengan posisi tangan kanan me-nunjuk ke depan dan tangan kiri memegang tongkat. Patung Bung Karno dipasang menghadap ke timur, karena mengambil salah satu julukan Soekarno sebagai Sang Fajar dari Timur.

Pengerjaan Patung Bung Karno dilakukan oleh seniman patung di Bantul, dengan anggaran Rp 859 juta. Sebelum dipasang, Patung Bung Karno dikirim dari Bantul ke Buleleng melalui jalur darat, dalam dua tahap. Seluruh bagian patung dan juga relief yang menghiasi pedestal, sudah sampai di Buleleng, Sabtu (25/9) lalu. Kemudian, bagian-bagian patung dirangkai sebelum akhirnya dipasang di pedestal, Selasa kemarin.

Pada pedestal setinggi 6 meter di bawah Patung Bung Karno juga dilengkapi dengan sejumlah prasasti, yang mengambil puisi maupun pidato kebangsaan sang Proklamator. Selain itu, di pedestal bagian bawah juga terpasang 17 relief berbahan perunggu, yang menceritakan kisah cinta orang tua Bung Karno, yaknui Raden Soekemi (dulu Guru SDN 1 Paket Agung, Singaraja) dan Ni Nyoman Rai Srimben (perempuan Bali asal Bale Agung, Kelurahan Paket Agung-Singaraja).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Buleleng, I Gede Melanderat, mengatakan penggarapan Patung Bung Karno merupakan proyek inti di RTH Taman Bung Karno. Patung Bung Karno merupakan ikon RTH. Terlebih, RTH Taman Bung Karno ini dipersiapkan sebagai salah satu Daya Tarik Wisata (DTW) Sejarah Nasional.

Pembangunan RTH Taman Bung Karno sendiri telah dimulai sejak 2017 silam. Menurut Gede Malanderat, tahun 2021 ini merupakan pembangunan Tahap IV. Finishing RTH Taman Bung Karno tahun ini mendapatkan suntikan dana dari Pemprov Bali, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 16 miliar.

“Patung Bung Karno merupakan kebanggaan Buleleng, karena setelah 4 tahun menunggu akhirnya bisa terpasang hari ini (kemarin). Dengan pemasangan Patung Bung Karno ini, maka progres proyek RTH Taman Bung Karno sudah mencapai 62 persen. Mudah-mudahan, sisa pekerjaan lainnya dapat selesai tepat waktu sebelum akhir tahun 2021 nanti,” jelas Melanderat saat memantau pemasangan Patung Bung Karno, Selasa kemarin.

Melanderat menyebutkan, setelah proyek tuntas nanti, RTH Taman Bung Karno akan dijadikan DTW Sejarah Nasional. Lokasi RTH Taman Bung Karno di Kelurahan/Kecamatan Sukasada, menjadi pintu masuk wisata Buleleng. RTH Taman Bung Karno juga akan dikembangkan menjadi Kawasan Heritage Bung Karno, yang dikoneksikan dengan sejumlah tempat. Misalnya, rumah masa kecil ibunda Soekarno yakni Ni Nyoman Rai Srimben di Lingkungan Bale Agung, Kelurahan Paket Agung, Kecamatan Buleleng. Kemudian, SDN 1 Paket Agung tempat Raden Soekemi dulu mengajar.

Sementara itu, sisa pekerjaan di RTH Taman Bung Karno yang sedang dalam tahap pengerjaan oleh PT Sanur Jaya Utama, meliputi pengerjaan ‘Panggung Terbuka’  yang dilengkapi dengan latar Singa Ambara Raja, penataan taman, dan drainase. Di pojok depan RTH Taman Bung Karno juga sedang dibangun wantilan.

Menurut Melanderat, wantilan itu nantinya akan dilengkapi Patung Sungkem Bung Karno dengan ibunya, Nyoman Rai Srimben, skala 1:1 (ukuran manusia). “Nanti di wantilan juga akan ditempatkan sejumlah foto dan film berkaitan dengan Bung Karno. Termasuk sejumlah karya seni Bung Karno, sebagai tempat edukasi sejarah,” tegas Melanderat.

Di sisi lain, Kajari Buleleng I Putu Gede Astawa berharap proyek RTH Taman Bung Karno yang sempat 2 tahun mandek karena gagal mendapatkan tender, diharapkan bisa disdelesaikan tepat waktu tahun 2021 ini. “Sejauh ini progresnya sangat baik, bahkan deviasi 9 persen. Tidak ada catatan khusus, karena proyek berjalan lancar. Ini terus kita kawal, agar rekanan dapat menyelesaikan proyek tepat waktu,” jelas Astawa. *k23

Komentar