nusabali

Pemerintah Bentuk Holding SugarCo

  • www.nusabali.com-pemerintah-bentuk-holding-sugarco

Kurangi impor dan diharapkan mampu penuhi kebutuhan gula konsumsi masyarakat

JAKARTA, NusaBali
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) Muhammad Abdul Ghani menyampaikan pemerintah telah mendirikan SugarCo sebagai induk holding BUMN pabrik gula.

"SugarCo sudah didirikan pada tanggal 17 Agustus," kata Ghani dalam RDP Komisi VI DPR RI, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Senin (20/9).

Ghani berharap Indonesia mampu memproduksi gula lebih banyak. Pada 1930 silam, Indonesia mampu memproduksi gula hingga mencapai 15 juta ton dalam setahun.

Berkat produksi gula tersebut, Indonesia bahkan pernah menduduki posisi kedua sebagai eksportir gula terbesar di dunia, setelah Kuba.

"Tebu secara rerata nasional itu 15 (juta) ton, sekarang tinggal 5 (juta) ton. Dengan begitu, kami yakin kemampuan PTPN meningkatkan kembali produksi gula nasional," ujar Ghani.

Ghani mengungkapkan keprihatinannya sebab keadaan komoditas gula di Indonesia saat ini berbanding terbalik dengan kondisi hampir 100 tahun lalu. Kini, Indonesia justru menjadi importir gula terbesar di dunia.

Tujuan PTPN membentuk SugarCo di antaranya untuk mewujudkan gula konsumsi, mengurangi impor gula, menghemat devisa negara, meningkatkan kesejahteraan petani, hingga menjaga stabilitas harga gula ritel.

PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) sebagai entitas resmi SugarCo akan dimiliki 51 persen sahamnya oleh PTPN III sebagai holding BUMN Perkebunan. Sementara, 49 persen lainnya akan dimiliki oleh investor.

Nantinya SugarCo akan memiliki 35 pabrik gula yang tersebar di Indonesia. Keseluruhan pabrik tersebut akan diperoleh dari 7 PTPN yang memiliki pabrik gula saat ini.

Dengan didirikannya SugarCo diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gula konsumsi masyarakat yang kini masih bergantung dengan produk gula impor.

PTPN turut menargetkan produksi gula dapat mencapai 400 ribu ton atau setara 10 persen dari konsumsi nasional pada 2024. Produksi ini diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi pemerintah dalam melakukan operasi pasar.

Saat ini banyak pabrik yang dimiliki oleh perusahaan didirikan pada 1800-an. Sehingga tidak mungkin direvitalisasi atau diperbaiki. PTPN juga merencanakan pembangunan pabrik baru di beberapa titik.

"Banyak pabrik-pabrik kami yang 1800-an dibangun. Jadi kalau diperbaiki, direvitalisasi itu sudah menurut saya nggak mungkin juga. Jadi harus dibongkar, ganti yang baru. Dan beberapa tempat akan kita bangun pabrik baru," katanya dikutip dari liputan6.

Presiden Joko Widodo sendiri mendukung pembentukan SugarCo ini. "Pak Menteri rapat kabinet, informasi dari Pak Menteri menyatakan bahwa Presiden mendukung terbentuk SugarCo sebagai tujuan yang disampaikan meningkatkan produksi, meningkatkan kesejahteraan petani, menstabilkan harga," jelasnya. *

Komentar