nusabali

Desa Wisata Mesti Jujur Berpromosi Digital

  • www.nusabali.com-desa-wisata-mesti-jujur-berpromosi-digital

GIANYAR, NusaBali
Rekayasa kecanggihan teknologi dalam digitalisasi promosi, sangat memungkinkan tampilan objek wisata dalam gawai atau gadget, lebih indah dibandingkan aslinya.

Oleh karena itu, promosi berbasis digital mesti tetap menjaga etika berlandasan kejujuran dan objektif.
Hal itu ditegaskan Dr Ni Nyoman Reni Suasih SIP MSi, peneliti/dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, dalam Focus Group Disccussion (FGD) Diseminasi dan Sosialisasi Kebijakan Desa Wisata Digital dan Tangguh Bencana (Dewata) di Desa Adat Tegallinggah, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar.

FGD digelar di Wantilan Pokdarwis Desa Bedulu, Banjar Tegallinggah, Sabtu (18/9). Dr Reni menjelaskan, kejujuran adalah modal utama setiap aktivitas, termasuk dalam berpromosi wisata. Dengan kejujuran, maka segala konten yang diunggah baik dalam bentuk website, media sosial dalam pelbagai fitur, akan dapat dipertanggungjawabkan kepada khalayak, terutama wisatawan. ‘’Saya setuju, karena piawai merakayasa teknologi, jangan lantas berpromosi digital jadi lebay (berlebihan,Red),’’ ujar doktor asal Banjar Tegallinggah, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar ini.

FGD tersebut melibatkan Kasubbid Pencegahan, Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Bali Chassario Maraden, Sekdis Pariwisata Gianyar Pande Putu Ayu Sri Ratnawati Spt Msi. Perbekel Bedulu I Putu Ariawan, Bendesa Adat Tegallinggah I Ketut Reman, Ketua Yayasan Sucen Wisata Tegallinggah, merangakap Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Bedulu I Putu Umbara, dan perwakilan sekaa teruna-teruni Desa Adat Tegallinggah. FGD juga melibatkan tim peneliti dari UNHI  dan Universitas Udayana Denpasar, yakni Ketua Tim Dr Putu Yudy Wijaya SE MSi, Dr Ni Nyoman Reni Suasih SIP MSi, Dr I Putu Sastra Wibawa SH MH, Kadek Oky Sanjaya SPd Mkom, dan I Komang Triyana Mertayasa. Tim ini menggarap riset kebencanaan Ideathon Bali Bangkit Tahun 2021.   

Peneliti bidang IT Kadek Oky Sanjaya SPd Mkom mengakui ada beberapa konten promosi wisata via medsos yang cenderung tak sesuai kenyataan. Manurutnya, cara itu kurang elok karena akan bisa berdampak wisatawan kecewa saat melihat objek aslinya di lapangan. Sarannya, promosi antara lain melalui medsos mesti jujur, sehingga apa yang dipromosikan nyata dan sesuai harapan wisatawan. ‘’Konten promosi juga mesti dipertanggungjawabkan. Jangan sembarang edit dan share,’’ jelas dosen TIK di UNHI Denpsar, asal Buleleng ini.

Ketua Yayasan Sucen Wisata Putu Umbara mengatakan pengembangan desa wisata membutuhkan SDM handal, terutama dalam era digital kini. Karena promosi pariwisata ke depan sangat berubah dari menual ke digital. ‘’Kalau kami orangtua masih gaptek. Kami hanya buat pondasi via digital, silakan anak-anak muda desa garap digitalisasi desa wisata,’’ jelas pemandu wisata asal Banjar Tegallinggah, Desa Bedulu ini.

Ketua Tim Peneliti Dr Putu Yudy Wijaya menjelaskan desa disebut desa wisata digital jika desa telah mengelola pariwisatanya berbasis digital. Basis itu baik dalam hal perencanaaan, pelaksanaan, promosi, hingga evaluasi menyeluruh. Dia menyarankan agar desa memanfaatkan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) untuk peningkatan pelayanan masyarakat wisata. Karena digitalisasi masih merupakan cara terefektif dan efisien untuk berpromosi secara masif. ‘’Desa mesti melek digital, namun kontennya harus dipertanggungjawabkan,’’ ujarnya. Kegiatan itu diakhiri dengan penyerahan website www. tegallinggah.com, dari tim peneliti kepada Desa Adat Tegallinggah. *lsa

Komentar