nusabali

Mahasiswa Undiksha Rancang Motor Listrik untuk Disabilitas

  • www.nusabali.com-mahasiswa-undiksha-rancang-motor-listrik-untuk-disabilitas

SINGARAJA, NusaBali
Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Buleleng rancang sepeda motor listrik khusus untuk penyandang disabilitas daksa (cacat fisik).

Motor listrik ini diberi nama E-Gadis (Ganesha Electric Disability). Produk motor listrik E-Gadis ini dirancang oleh Tim Mahasiswa dari Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknologi Industri, Fakultas Teknik dan Kejuruan Undiksha Singaraja betranggotakan 21 orang. Salah satu anggota tim, Ida Ayu Putu Indah Komala Dewi, 21, menjelaskan pembuatan motor listrik ini berangkat dari permasalahan sulitnya akses mobilitas yang dialami penyandang disabilitas daksa.

"Alasan kami merancang E-Gadis adalah karena kami melihat kaum disabilitas daksa mengalami kendala saat mereka melakukan transportasi atau aktivitas keluar rumah," ungkap Dayu Putu Komala Dewi saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Minggu (19/9).

Menurut Komala Dewi, motor listrik E-Gadis ini sesungguhnya sudah dirancang sejak tahun 2020 lalu. Namun, proses produksinya sempat terkendala pandemi Covid-19, sehingga baru dapat dirancang kembali tahun 2021 ini. Untuk pengerjaan memakan waktu sekitar 3 bulan, sejak awal Mei hingga akhir Juli 2021.

Proses pembuatan diawali dengan desain mempersiapkan alat dan bahan untuk pembuatan inovasi tersebut. Dalam pengerjaannya, kata Komala Dewi, tim mahasiswa berjumlah 21 orang dibagi menjadi 4 kelompok. Pertama, Kelompok Sasis yang bertugas untuk membuat frame atau sejenis rangka.

Kedua, Kelompok Kelistrikan yang bertugas untuk merancang sistem kelistrikan, seperti safety reading, rating, lampu nyala, dan yang lainnya. Ketiga, Kelompok Desain yang bertugas untuk membuat desain. Keempat, Kelompok Proposal yang bertugas untuk membuat proposal lanjutan.

Komala Dewi mengakui, selama proses pembuatan motor listrik khusus penyandang disabilitas daksa ini, terdapat kesulitan, baik dalam merancang teknis maupun komunikasi bersama tim, karena pandemi Covid-19. “Namun, semuanya bisa teratasi dengan koordinasi yang baik antar anggota kelompok,” tutur mahasiswi kelahiran 13 November 2000 asal Banjar Denkayu Baleran, Desa Werdi Bhuwana, Kecamatan Mengwi, Badung ini.

Versi Komala Dewi, spare part yang digunakan untuk merancang motor listrik E-Gadis ini didatangkan langsung dari China. Motor listrik dengan tiga roda ini berkekuatan motor 1.200 Watt, yang ditunjang dengan baterai berdaya 48 volt. Motor listri E-Gadis mampu melaju dengan kecepatan maksimal 53 kilometer per jam.

Komala Dewi menyebutkan, kelebihan motor listrik E-Gadis dengan motor lainnya adalah lebih ramah lingkungan, karena menggunakan tenaga listrik. “Untuk charger daya baterai, memerlukan waktu sekitar 5 jam,” papar mahasiswi S1 Pendidikan Teknik Mesin Undiksha yang sempat meraih gelar Juara 1 Lomba Video Kreatif Seminar Nasional Universitas Negeri Jakarta (2019) ini.

Sementara itu, Ketua Jurusan Teknologi Industri Undiksha, Kadek Rihendra Dantes, memberikan apresiasi atas inovasi yang dikembangkan oleh tim mahasiswa. Hal tersebut sejalan dengan program universitas maupun fakultas dalam rangka mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi.

“Pengembangan inovasi oleh mahasiswa sudah cukup bagus. Fakultas sudah mewadahi inovasi-inovasi ini menjadi sebuah buku atau sejenis kumpulan produk-produk inovasi yang ada di Fakultas Teknik Kejuruan kita," terang Kadek Rahendra.

Menurut Kadek Rihendra, pengembangan motor listri E-Gadis ini merupakan cikal bakal proses pembelajaran. Mahasiswa bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih, sehingga dalam proses pembuatannya mendapatkan dukungan penuh dari jurusan dan juga Prodi, termasuk dalam hal pendanaan. "Pendanaannya ini merupakan pendanaan berkesinambungan dari Prodi. Jadi, produk-produk inovasi Prodi ada beberapa hal yang dibantu dari segi bahan dan yang lainnya."

Sekadar dicatat, inovasi motor listri E-Gadis ini bukanlah yang pertama dibuat oleh mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin Undiksha. Sebelumnya, juga sudah dibuat kendaraan listrik untuk darat dan kendaraan listrik untuk pembersih sampah laut (surface water). Agar pengembangan inovasi ini mampu digunakan oleh masyarakat, Rihendra berharap dukungan dari pemerintah daerah.

"Sebenarnya kami ingin itu terjadi, agar ada sinkronisasi antara produk kam-pus dengan pemerintah daerah, sehingga memberikan peluang produk-produk yang dibuat oleh kampus juga dapat diimplementasikan di beberapa daerah di Bali, khususnya Buleleng," harap Rihendra. *mz

Komentar