nusabali

Cegah Penularan Covid-19, Pengunjung Pantai Harus Berstatus 'Hijau'

Ujicoba Pembukaan Objek Wisata, 23 Akses Masuk Pantai Legian Dipasangi Barcode

  • www.nusabali.com-cegah-penularan-covid-19-pengunjung-pantai-harus-berstatus-hijau

Barcode yang dipasang di 23 akses masuk Pantai Legian itu terhubung langsung ke aplikasi Legian Beach yang merupakan garapan dari LPM Legian dan tim.

MANGUPURA, NusaBali

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Legian dan Desa Adat Legian melakukan pemasangan barcode di akses masuk Pantai Legian, Kecamatan Kuta, Badung. Pemasangan barcode ini sebagai upaya mendeteksi pengunjung yang belum memiliki sertifikat vaksinasi Covid-19 lengkap di objek wisata yang memiliki bentangan pantai hampir 2 KM itu. Dalam tahap ujicoba itu, sebanyak 23 akses masuk pantai dipasangi barcode yang terhubung langsung dengan aplikasi LegianBeach dan aplikasi PeduliLindungi.

Ketua LPM Kelurahan Legian, I Wayan Puspa Negara mengatakan pemasangan barcode di akses masuk pantai ini dilakukan untuk menskrining pengunjung objek wisata Pantai Legian. Pengunjung atau wisatawan yang berada di sepanjang kawasan pantai itu sudah memenuhi persyaratan vaksinasi tahap dua.

“Saat ujicoba pembukaan kapasitas objek wisata pantai 50 persen pengunjung ini, kita benar-benar selektif dan memastikan bahwa mereka sudah sesuai dengan aturan dari pemerintah, yakni vaksinasi lengkap. Dengan demikian, bisa mencegah penyebaran virus Covid-19 di objek wisata,” ujar Puspa Negara saat peluncuran ujicoba barcode di Pantai Legian, Sabtu (18/9) pukul 16.30 Wita.

Menurutnya, barcode yang dipasang di 23 akses masuk Pantai Legian itu terhubung langsung ke aplikasi Legian Beach yang merupakan garapan dari LPM Legian dan tim. Dalam aplikasi LegianBeach itu, para pengunjung bisa mengecek vaksinasi serta berbagai macam kampanye prokes. Selain itu, juga terhubung dengan aplikasi PeduliLindungi milik pemerintah pusat. “Kalau menggunakan aplikasi PeduliLindungi di Pantai Legian ada syarat yang harus kita isi di sana. Mulai dari nomor induk berusaha, NPWP dan juga tanda daftar usaha pariwisata. Nah, Pantai Legian ini kan dikelola oleh Desa Adat, makanya belum ada itu, jadi kita kemudian menginisiasi untuk membuat aplikasi barcode yang tujuannya sama, bahkan terhubung dengan PeduliLindungi itu,” terangnya.

Masih menurut Puspa Negara, sebagai masyarakat yang tinggal di objek wisata, pihaknya menginginkan objek wisata itu sehat dan tidak menjadi lokasi penyebaran wabah global Covid-19. Untuk itulah, pihaknya jemput bola dengan membuat aplikasi yang kegunaannya sama dengan PeduliLindungi, yaitu mendeteksi vaksinasi. Inovasi secara mandiri ini, lanjut Puspa Negara untuk terlebih dahulu menyaring masyarakat yang datang berkunjung.

“Kenapa kita membuat barcode sendiri? Karena kita sudah coba dengan PeduliLindungi, tapi tidak bisa. Makanya kita bikin mandiri. Tapi, kalau nanti PeduliLindungi sudah bisa, kita tentu mengikuti hal itu. Tujuan yang kita bikin saat ini agar kita dengan cepat apalagi saat masa ujicoba pembukaan ini melakukan skrinning bagi pengunjung,” ungkap Puspa Negara.

Dalam tahap ujicoba barcode ini, Puspa Negara berharap kepatuhan masyarakat atau pengunjung yang datang ke Pantai Legian. Kalau kondisi pengunjung berwarna hijau, tentu diizinkan untuk beraktivitas di pantai. Namun, kalau berwarna merah atau kuning, diharapkan agar tidak masuk. “Selain untuk mengetahui kondisi pengunjung, tentu barcode ini juga melatih kepatuhan masyarakat dalam melakukan scan barcode. Sehingga, mereka terbiasa ke depannya,” terangnya seraya mengakui untuk mengakses barcode ini pengunjung mengisi NIK dan nomor handphone.

Di lokasi yang sama, Bendesa Adat Legian, Anak Agung Made Mantra mengaku kalau barcode yang dipasang di akses masuk Pantai Legian merupakan yang pertama di Bali. Pemasangan ini, murni untuk mendeteksi pengunjung yang berkunjung ke objek wisata pantai. Untuk menunjang efektivitas barcode itu, pihaknya selaku pengelola objek wisata Pantai Legian mengerahkan 50 petugas untuk melakukan pemantauan pergerakan dan berjaga di akses masuk tersebut.

“Setiap barcode yang dipasang itu, akan ditempatkan juga petugas kita. Nanti ada Satgas yang memberikan arahan dan cara mengeceknya. Tentu harapannya dengan pemasangan barcode bisa menyeleksi pengunjung agar yang datang itu sudah benar-benar tervaksin,” ungkap Bendesa Agung Mantra.

Pantauan di lokasi kemarin sejumlah pengunjung tampak sudah mulai menerapkan penggunaan barcode tersebut dengan diarahkan oleh petugas dari pengelola pantai. Walaupun terlihat sejumlah pengunjung awalnya masih bingung dengan kebiasaan baru untuk masuk pantai itu. Sebab mereka juga harus terlebih dahulu mendownload aplikasi LegianBeach sebelum bisa menggunakan barcode tersebut. *dar

Komentar