nusabali

BUMN Akan Bangun RS Internasional di Bali

Dinas Kesehatan Bali Ngaku Belum Tahu

  • www.nusabali.com-bumn-akan-bangun-rs-internasional-di-bali

DENPASAR, NusaBali
Menteri BUMN Erick Thohir sebut BUMN bersama rumah sakit kanker terbaik dunia, Mayo Clinic, akan bermitra membuka rumah sakit bertaraf internasional di Bali.

Rencananya, RS internasional itu akan dibagun di kawasan wisata Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan dalam rangka mendukung ekosistem kesehatan Indonesia


"Alhamdulillah kita sekarang dipercaya oleh Mayo Clinic, rumah sakit kanker nomor satu di dunia, akan sama-sama membuka rumah sakit di Bali. Mayo Clinic menjadi mitra kita," ujar Erick Thohir dilansir Antara dalam seminar secara daring di Jakarta, Jumat (17/9).

Menurut Eric Thohir, ini menjadi terobosan pasca Covid-19 dan BUMN bisa melakukannya. BUMN bisa membuktikan dengan konsolidasi rumah sakit, BUMN menjadi holding rumah sakit. Dan, holding tersebut meraih penghargaan sebagai salah satu yang terbaik dalam penanganan Covid-19.

"Kita bisa membuktikan kemarin dengan konsolidasi rumah sakit BUMN menjadi holding rumah sakit, kita mendapatkan penghargaan dari banyak negara di mana rumah sakit BUMN sebagai salah satu yang terbaik menangangi Covid-19," katanya.

Eric Thohir sebelumnya mengatakan pihaknya akan membangun layanan kesehatan satu pintu (one stop health services) bertaraf internasional di Sanur, dalam rangka mendukung ekosistem kesehatan Indonesia. Disebutkan, BUMN juga membangun ekosistem kesehatan, karena tak mungkin Indonesia berusaha tidak sehat. Sama seperti yang disepakati sejak awal, Indonesianya harus sehat dulu, baru Indonesia bekerja, baru Indonesia tumbuh.

Eric menyebutkan, layanan kesehatan satu pintu bertaraf internasional berupa pengembangan rumah sakit internasional tersebut merupakan terobosan BUMN untuk kemandirian dalam bidang kesehatan, terutama untuk penanganan kasus kanker. Di kawasan yang selama ini dikenal sebagai Grand Inna Bali Beach Resort (GIBB) Sanur, kata Eric, akan terdapat healty and welness zone dan tourism support zone dengan total area seluas 41,3 hektare.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMDPTSP) Provinsi Bali, AA Ngurah Oka Sutha Diana, mengatakan sampai saat ini belum ada pengajuan perizinan atau penanaman modal asing ke Bali melalui lembaganya, termasuk untuk kerja sama pembangunan rumah sakit internasional di Sanur. Menurut Sutha Diana, biasanya kalau pembangunan fasilitas kesehatan dengan tingkat risiko tinggi, kerja samanya melalui Kementerian Kesehatan atau langsung dengan pemerintah pusat.

"Tingkat risiko tinggi itu, misalnya luas pembangunan, gedung yang dibangun, fasilitas yang disediakan. Apalagi rumah, sakit kanker bertaraf internasional, pasti ada penanganan medis berbasis nuklirnya," ujar Sutha Diana saat dikonfirmasi NusaBali di Denpasar, Jumat malam. "Kalau sudah risiko tinggi, apalagi ada penanaman modal asing, itu perizinannya sudah ranah pusat. Ya karena itu tadi, ada investasi asing juga," lanjut mantan Karo Umum dan Protokol Setda Provinsi Bali ini.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya MPPM, juga menyebutkan sampai saat belum ada tawaran kerja sama untuk investasi pembangunan Rumah Sakit Kanker bertaraf internasional dari investor asing maupun BUMN, sebagaimana disampaikan Menteri Erick Thohir. "Mungkin dengan swasta, kita tidak tahu informasi itu. Kalau dengan Pemprov Bali, belum ada itu," tegas Suarjaya yang dihubungi terpisah.

Suarjaya mengatakan, saat ini Pemprov Bali telah memiliki Rumah Sakit Kanker, yang dibangun satu areal dengan RS Bali Mandara di Jalan Bypass Ngurah Rai Sanur. RS Kanker itu dibangun awal tahun 2018 lalu, dengan dana APBD Bali sebesar Rp 200 miliar. "Itu murni Pemprov Bali yang membangun, tidak ada kerja sama dengan pihak lain," tegas Suarjaya yang juga Plt Dirut RS Bali Mandara.

Menurut Suarjaya, RS Kanker ini juga sudah siap dengan fasilitas Magnetic Resonance Imaging (MRI), salah satu pemeriksaan untuk mendeteksi kanker. Ada juga fasilitas kemoterapi, radioterapi, dan klinik perawatan. "Yang belum siap itu kedokteran nuklirnya. Ini masih penyempurnaan, tapi sudah berjalan kok," katanya. *nat

Komentar