nusabali

Bangkai Lumba-lumba Terdampar di Pantai Pebuahan

  • www.nusabali.com-bangkai-lumba-lumba-terdampar-di-pantai-pebuahan

NEGARA, NusaBali
Warga menemukan bangkai seekor Lumba-lumba terdampar di Pantai Pebuahan, Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Kamis (16/9) pagi.

Belum diketahui pasti apa penyebab matinya lumba-lumba ini. Saat ditemukan, bangkai Lumba-lumba ini sudah membusuk dengan kondisi sebagian kulit telah mengelupas dan bagian sirip atas hilang.

Berdasarkan informasi warga sekitar, bangkai Lumba-lumba tersebut awalnya sempat dilihat mengambang di sisi perairan pantai setempat sekitar pukul 10.00 Wita. Setelah sempat terombang-ambing hampir sejam di sisi perairan, bangkai Lumba-lumba yang sudah membusuk itu akhirnya terdampar di tepi pantai. “Waktu terdampar kondisinya sudah begitu. Siripnya (sirip atas) tidak ada,” ujar salah satu warga Pebuahan, Kamis kemarin.

Bangkai Lumba-lumba di tepi pantai itu sempat jadi tontonan warga. Begitu juga dijadikan mainan sejumlah anak-anak warga setempat, sebelum akhirnya penemuan bangkai ikan malang itu dilaporkan ke pihak Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Resort Jembrana dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Jembrana.

Koordinator PSDKP Jembrana Albertus Septiyono sempat turun mengecek penemuan bangkai Lumba-lumba tersebut. Dia mengatakan, belum dapat memperkirakan penyebab kematian Lumba-lumba itu. Sedangkan untuk jenisnya, Lumba-lumba tersebut diduga merupakan jenis Lumba-lumba hidung botol (Tursiops Truncatus). “Penyebanya kami belum tahu. Kami masih laporkan ke pimpinan,” ujarnya.

Dari pengukuran yang sempat dilakukan pihak PSDKP Jembrana, bangkai ikan itu panjang 320 cm dengan lebar badan 120 cm. Dari pengamatan terhadap bangkai Lumba-lumba itu, sebagian besar kulitnya diketahui telah mengelupas dan bagian sirip atas atau sirip punggungnya telah hilang. Namun belum dipastikan apakah hilangnya sirip atas lumba-lumba itu disebabkan karena diambil orang atau ada penyebab lain.

Setelah dicek, bangkai lumba-lumba yang sudah membusuk itu, akhirnya dikubur agar tidak mengganggu kenyamanan warga ataupun nelayan setempat.  “Karena sudah membusuk, bangkainya kita kubur. Biar tidak mengganggu,”  ucap Albertus. *ode

Komentar