nusabali

Komunitas Reptile Bali Wadah Pecinta Reptil Saling Berbagi dan Edukasi

  • www.nusabali.com-komunitas-reptile-bali-wadah-pecinta-reptil-saling-berbagi-dan-edukasi

GIANYAR, NusaBali.com –  Reptil tidak melulu dicitrakan sebagai hewan berbahaya dan menyeramkan, namun sisi keindahan dan eksotisme reptile juga mengundang penghobi untuk memiaranya.

Berbagai macam hewan reptil yang biasa dipelihara adalah ular jenis phyton, ball phyton, reticulatus phyton, carpet phyton.  Lalu ada kadal blue tounge skink, salvator dan iguana. Di Bali pun lahir sebuah komunitas penggemar reptil. Komunitas Reptile Bali atau disingkat KRB  bukan sekadar memiara, namun juga sebagai wadah untuk berbagi dan edukasi seputar reptil.  “Selain menjadi tempat berbagi dan edukasi terkait reptil, KRB juga merupakan wadah silaturahmi bagi para pencinta reptil di Bali,” ujar I Gusti Nyoman Dianandra Putra, salah satu anggota KRB, Kamis (16/9/2021).

Komunitas yang dibentuk pada tahun 2013 tidak memiliki struktur kepengurusan. Semua anggota yang saat ini berjumlah 58 orang dan tersebar di seluruh kabupaten/kota memiliki kedudukan yang sama, yakni, sebagai penghobi reptil. 

FOTO: Komunitas Reptile Bali  dalam gelaran Dewata Reptile Contest & Expo di Lippo Mal Kuta pada 2019. .-IST

Pertemuan biasanya dilakukan pada saat ada kegiatan atau kontes. Namun saat pandemi, kegiatan ‘kopdar’ tidak dilakukan. Adapun kontes reptil terakhir kali diadakanadalah event Dewata Reptile & Expo pada tahun 2019 di Lippo Mal Kuta.

Toh tidak adanya kontes, bukan berarti anggota tidak berkegiatan sama sekali. Anggota KRB ternyata aktif membantu proses evakuasi hewan reptil yang masuk ke pemukiman atau rumah warga. “Kadang teman-teman KRB juga ikut proses evakuasi hewan khususnya reptil. Seperti saya dua hari yang lalu, di daerah Gunung Salak Denpasar, dan Canggu sempat evakuasi ular jenis viper dan phyton yang masuk ke rumah warga setempat,” tutur Gung Nanda.

Tdak ada syarat khusus untuk bergabung di KRB. Jika sudah memiliki kecintaan dan kepedulian khususnya terhadap keberadaan reptil, dipersilakan bergabung untuk berbagi, belajar dan silaturahmi bersama.

Visi misi dari KRB sendiri adalah memperkenalkan reptil kepada masyarakat, mengedukasi masyarakat tentang reptil dan pentingnya keberadaan reptil untuk lingkungan serta ekosistem, dan mengonservasi reptil agar keberadaan hewan tersebut tetap terjaga dan lestari.

“Saya berharap masyarakat tidak memandang reptil dengan sebelah mata, dan menakuti anak kecil dengan ‘awas ada ular nanti digigit' yang di mana berdampak timbulnya ketakutan dan trauma di kemudian hari. Padahal reptil jika bertemu manusia cenderung lari karena mereka takut dengan manusia, asal manusia tidak memprovokasinya mereka tidak akan menyerang manusia,” ujar pria yang kesehariannya adalah petugas di Bali Reptile Park ini.  

Gung Nanda juga mengimbau agar masyarakat juga membantu dan melestarikan keberadaan reptil di alamnya. “Agar kelak generasi penerus bisa melihat reptil di alamnya, dan bukan di buku dengan status telah punah,” pesannya.

Gung Nanda pun mengingatkan kepada masyarakat, untuk sebisa mungkin tidak membunuh reptil kecuali dalam keadaan yang sangat terdesak. “Kalau memungkinkan, lebih baik menghubungi orang yang mengerti terhadap reptil tersebut,” imbau Gung Nanda. *rma

Komentar