nusabali

Pertamina Minta Nelayan Pakai Pertalite

  • www.nusabali.com-pertamina-minta-nelayan-pakai-pertalite

SEMARAPURA, NusaBali
Pertamina bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Klungkung, menggelar sosialisasi penggunaan bahan bakar pertalite untuk nelayan.

Sosialisasi diikuti 20 nelayan di Klungkung Daratan di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung, Rabu (15/9). Sosialisasi dilakukan langsung oleh Sales Branch Manager V Pertamina Arnaldo Andika, difasilitasi Kepala DKPP Klungkung Dewa Ketut Sueta Negara. Sales Branch Manager V Pertamina Arnaldo Andika mengatakan sosialisasi penggunaan pertalite kepada para nelayan ini serangkaian program Langit Biru untuk pengurangan polusi udara di Bali. Pihaknya mengedukasi pengguna premium terutama nelayan, untuk beralih menggunakan pertalite yang lebih ramah lingkungan. "Secara persentase, penggunaan premium di Klungkung masih tinggi mencapai 36,6 persen," ujar Arnaldo.

Dalam program ini, jelas dia, Pertamina akan memberikan testimoni kepada para nelayan untuk dapat mencoba penggunaan pertalite, dengan harga premium di SPBN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan) di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan. Kata dia, Program Langit Biru dimulai 3 Oktober 2021. Para nelayan di Klungkung dapat membeli pertalite dengan harga premium, Rp 6.450 /liter.

Selanjutnya, jelas Arnaldo, harga pertalite disesuaikan secara bertahap. Mulai 7 November 2021 hingga 4 Desember 2021 harga pertalite Rp 6.850/liter.

Dari 5 Desember 2021 hingga 1 Januari 2022 naik jadi Rp 7.250/liter. "Selanjutnya per 2 Januari 2022 harga pertalite kembali normal Rp 7.650/liter," ujar Arnaldo.

Kepala DKPP Klungkung Dewa Ketut Sueta Negara menjelaskan, sosialisasi program Langit Biru kepada para nelayan di Klungkung Daratan ini akan dilanjutkan ke Kecamatan Nusa Penida. Yakni, masing-masing di Kantor Desa Lembongan pada Kamis (16/9), dan Kantor Desa Suana pada Jumat (17/9). Program ini juga untuk mendukung Pergub Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih.

Setelah mendengar sosialisasi tersebut, jelas Dewa Sueta,  sejumlah nelayan berharap agar harga pertalite disubsidi. Karena jika beralih menggunakan pertalite dari sebelumnya premium, maka otomatis biaya akan lebih tinggi. Di satu sisi, hasil tangkapan nelayan juga tidak menentu dan cenderung turun. "Kami berharap harga pertalite ini bisa disubsidi seharga premium," harap seorang nelayan I Made Sudira. Usulan para nelayan tersebut, papar Dewa Sueta, sudah ditampung oleh pertamina untuk selajutkan akan diputuskan. Karena program ini merupakan program nasional. *wan

Komentar