nusabali

Warung Bubble, Konsep Kuliner Unik di Tengah Pandemi

  • www.nusabali.com-warung-bubble-konsep-kuliner-unik-di-tengah-pandemi

TABANAN, NusaBali.com –  Pandemi tidak akan bisa hilang dalam waktu dekat.

Itu sebabnya new normal harus dilakoni dengan mengedepankan aspek protokol kesehatan seperti dicanangkan Warung Bubble di Baturiti Tabanan ini.  Sesuai namanya, warung ini menyiapkan beberapa bubble (gelembung) yang  dapat menampung sampai enam orang pengunjung.  “Bisa dibilang Warung Bubble saya ini yang pertama di Bali, mungkin pertama di Indonesia ya, maka dari itu kami menggunakan tagline #akuyangpertama,” ujar I Wayan Sidhiata Astawa, pemilik warung di Desa Luwus ini.

Konsep Warung Bubble diakui  pelaku kuliner yang akrab disapa Bli Wayan ini sesuai dengan keadaan pandemi saat ini, di mana para pengunjung dibatasi dengan ruang, sehingga secara tidak langsung mengantisipasi penularan dan penyebaran Covid-19. “Awalnya saya tidak kepikiran bahwa konsep Warung Bubble memiliki korelasi dengan adanya pandemi saat ini, dan setelah saya pikir, iya juga Warung Bubble bisa dibilang konsep tempat makan yang menyesuaikan dengan kondisi pandemi saat ini,” ujar Bli Wayan sambil tertawa.

Meskipun pengunjung akan berada di sebuah ruangan tertutup menyerupai bubble transparan, tidak perlu khawatir kepanasan karena di setiap bubble telah terfasilitasi air cooler (pendingin udara). Dan juga ada atapnya, jadi tidak perlu khawatir kepanasan.

Bli Wayan ini mengakui terinspirasi dengan konsep hotel bubble di Pantai Nyang Nyang, Kuta Selatan. “Maka dari itu saya memberanikan diri membangun usaha ini dan resmi beroperasi per 29 Januari 2021 lalu,” ujarnya.

Keyakinan Bli Wayan membuka usaha di masa pandemi, yakni dengan memiliki konsep yang berbeda, unik, dan menarik.  Dengan konsep yang berbeda, unik dan menarik tersebut, menurut keterangan Bli Wayan, Warung Bubble mendapat kunjungan pada Senin-Jumat yakni rata-rata 100 orang per hari, dan pada Sabtu-Minggu yakni rata-rata 300 orang per hari.

“Bahkan pada saat opening hari Sabtu, 30 Januari 2021, Warung Bubble tidak dapat menampung kunjungan yang bisa dibilang ramai pada saat itu, dan berlanjut hingga sekarang menyesuaikan dengan kebijakan PPKM,” tutur pria kelahiran 22 Mei 1980 ini.

Warung Bubble memiliki kapasitas maksimal 90 orang di dalamnya, dan terdiri dari 10 tempat berkonsep bubble dengan masing-masing bubble memiliki kapasitas maksimal 6 orang, lalu terdapat bar serta tempat makan terbuka yang dapat menampung sisanya. “Saat ini saya memperkerjakan 10 orang karyawan dengan operasional mulai pukul 08.00 hingga 20.00,” jelasnya.

Adapun makanan khas yang disiapkan Warung Bubble terlihat dari patung kawanan babi yang berada di depan tempat parkir Warung Bubble, yang mengisyaratkan bahwa tempat makan tersebut menyediakan olahan daging babi sebagai menunya. Hal tersebut pun dibenarkan oleh Bli Wayan. “Iya menu khasnya ada iga babi bakar, tapi tidak hanya ada olahan daging babi, di sini juga ada menu nasi goreng, olahan cumi, pizza dan spageti. Makanan mulai dari Rp 10.000an hingga Rp 50.000an,” ujarnya.

Bli Wayan pun mengungkapkan bahwa pengunjung yang datang ke Warung Bubble berasal dari berbagai wilayah di Bali, seperti Negara, Karangasem, dan Nusa Dua, dan berasal dari berbagai kalangan masyarakat dan usia. “Karena dari awal membangun Warung Bubble ini, saya menggunakan konsep psikologi marketing yang dalam hal ini yakni peka terhadap tren populer yang ada di tengah masyarakat. Saat ini masyarakat dominan berlomba-lomba ingin menjadi populer,” ujarnya.

Dengan adanya Warung Bubble Bli Wayan berharap masyarakat dapat memanfaatkan nuansa yang berbeda, unik dan menarik yang dimiliki oleh Warung Bubble guna menopang tren populer tersebut.

Bli Wayan pun berharap agar keberadaan Warung Bubble tersebut dapat memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat yang berkunjung, tentunya dalam hal kuliner maupun rekreasi. “Warung Bubble sangat terbuka dengan kritik dan saran dari pengunjung, dan akan terus melakukan evaluasi guna mewujudkan tempat makan yang nyaman, aman, menarik dan unik untuk masyarakat,” tutupnya. *rma

Komentar