nusabali

Owner Home Schooling Akui Kehilangan Sosok Pengajar Humble

Guru Tenggelem di Pantai Dreamland Belum Ditemukan

  • www.nusabali.com-owner-home-schooling-akui-kehilangan-sosok-pengajar-humble

MANGUPURA, NusaBali
Hilangnya guru Home Schooling Anak Pintar Bali, Fajar Alma Semesta Wisrana, 22, saat berenang di Pantai Dreamland, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Minggu (12/9), menyisahkan kesedihan mendalam bagi rekan sesama pengajar.

Pasalnya, korban asal Surabaya, Jawa Timur ini sangat ramah dan mudah bergaul dari semua kalangan, termasuk murid-muridnya. Terungkap pula, seminggu sebelum hilang, sudah dua kali ingin pulang kampung.

Owner Home Schooling Anak Pintar Bali, Karima, 33, mengaku sangat kaget saat mendapat kabar hilangnya Fajar Alma. Apalagi, beberapa jam sebelumnya, dia bersama rekan-rekan guru di home schooling yang terletak di Jalan Pasraman, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung itu sempat berkomunikasi. Namun, entah kenapa Fajar Alma justru ingin berwisata ke Pantai Dreamland. “Kami sangat shock, karena paginya itu masih berkomunikasi dan kita sudah janjian untuk membersihkan seluruh area home schooling ini. Tapi, pas pukul 08.00 Wita, dia sudah tidak ada di kamar dan pergi ke pantai,” kata Karima saat ditemui, Senin (13/9) siang.

Dijelaskanya, Fajar Alma merupakan guru bahasa arab. Dia juga sangat humble dan mudah bergaul dengan siapa saja, termasuk dengan murid-muridnya. Bahkan, dia kerap mengajak muridnya itu ke sejumlah objek wisata, baik yang ada di wilayah Kuta Selatan maupun wilayah lainnya. Namun, yang paling sering dikunjungi, yakni Pantai Dreamland.

Karima pun sebetulnya sangat yakin bahwa Fajar Alma sangat tahu betul karakteristik ombak di lokasi itu. Tapi sayangnya, perkiraan itu berbanding terbalik dengan tragedi yang menimpa guru yang sudah mengajar di Home Schooling Anak Pintar Bali sejak tahun 2018 silam itu. “Pantai favorit dia (almarhum) itu di Pantai Dreamland. Dia bahkan selalu ke sana, baik itu dengan teman-temannya maupun dengan muridnya. Makanya kita tidak menyangka kalau dia terseret ombak di sana,” beber wanita asal Cirebon ini.

Karima juga mengaku, tidak ada hal aneh atau kejanggalan sebelum Fajar Alma dinyatakan hilang itu. Hanya memang selama seminggu terakhir, almarhum sudah dua kali ingin pulang bertemu kedua orang tuanya di Surabaya. Saat itu, dia sempat mengurus jadwal vaksinasi sebagaimana pesyaratan perjalanan. Tapi, gagal dilakukan karena ada kendala dengan dokumen. Kemudian, pernah berencana ingin pulang menggunakan sepeda motor.

Karima pun berharap, jenazah dari guru home schooling itu segera ditemukan oleh petugas Basarnas, sehingga bisa mengurus untuk kepulangan jenazah ke Surabaya. “Kalau keluarga menayarankan untuk makam di Bali, tentu kita siap melakukan itu. Pun kalau dibawa ke Surabaya, akan kita fasilitasi. Namun, semuanya itu masih menunggu proses pencarian dari pihak Basarnas,” katanya.

Sementara, Kepala Basarnas Denpasar I Gede Darmada, mengatakan proses pencarian terhadap korban Fajar Alma sejak Senin pagi hingga malam belum membuahkan hasil. Bahkan, tim yang dikerahkan memperluas area pencarian. Namun, tidak ditemukan tanda-tanda pada pencarian hari ke dua.

“Sudah dilakukan penyisiran menggunakan jet ski, rubber boat dan juga ada masyarakat yang ikut membantu. Namun, belum ditemukan. Proses pencarian akan dilanjutkan besok (hari ini),” kata Darmasada.

Untuk diketahui, Fajar Alma Semesta Wisrana, guru di Home Schooling Anak Pintar Bali, hilang tenggelam akibat digulung ombak di Pantai Dreamland, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Minggu (12/9) siang. Kasi Humas Polresta Denpasar Iptu Ketut Sukadi, mengungkapkan saat musibah terjadi, Minggu kemarin, korban Fajar Alma Semesta Wisrana berenang di Pantai Dreamland, Desa Pecatu, bersama 3 orang muridnya dari Home Schooling Anak Pintar Bali. Mereka tiba di Pantai Dreamland pagi sekitar pukul 09.00 Wita.

“Awalnya, korban bersama tiga muridnya menyewa bogi board (papan surfing) ukuran kecil. Mereka belajar main surfing. Saat itu, korban tidak ikut belajar surfing. Dia hanya memantau tiga muridnya bermain surfing dari tepi pantai,” jelas Iptu Sukadi.

Setelah ketiga muridnya selesai bermain surfing siang sekitar pukul 11.00 Wita, korban Fajar Alma Semesta Wisrana langsung mengajak mereka untuk berenang. Namun, sebelum berenang, guru asal Surabaya, Jawa Timur yang kini tinggal di Mess Home Schooling Anak Pintar kawasan Kelurahan Jimbaran mengatakan kepada tiga muridnya bahwa ombak di Pantai Dreamland sangat bagus. Kemudian, korban Fajar Alma berenang, diikuti oleh ketiga muridnya. Namun, selanjutnya hanya korban Fajar Alma yang berenang agak jauh ke tengah laut. Sedangkan tiga muridnya pilih tetap berenang di bibir pantai.

Ketika sedang asyik berenang, kata Iptu Sukadi, tiba-tiba datang ombak menggulung korban Fajar Alma. Bukan hanya itu, ketiga muridnya yang berada di bibir pantai juga ikut disapu ombak. Beruntung, tiga muridnya ini bisa menyelamatkan diri. Sebaliknya, korban Fajar Alma terseret ombak ke tengah laut hingga akhirnya hilang tenggelam. Setelah guru mereka hilang tenggelam, tiga murdinya berlarian seraya berteriak meminta tolong. Peristiwa maut ini pada akhirnya dilaporkan ke Kantor Basarnas di Jimbaran. *dar

Komentar