nusabali

Perubahan Cuaca Belum Jadi Ancaman Pertanian

  • www.nusabali.com-perubahan-cuaca-belum-jadi-ancaman-pertanian

GIANYAR, NusaBali
Perubahan cuaca tidak berpengaruh terhadap pola tanam di Gianyar. Namun, Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar lebih mewaspadai adanya perbaikan saluran irigasi dan perkiraan pergeseran tanah yang menyebabkan saluran irigasi jebol.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Gianyar, Made Raka, Kamis (10/9). " Perubahan cuaca tidak berdampak terhadap pertanian. Kami sudah pantau lewat penyuluh, lewat teman-teman petani dan media," ujarnya saat di konfirmasi,

Selama ini, jelas Raka, tiap masalah pertanian yang ada, cepat ditanggulangi. Suatu permasalahan juga aktif disampaikan secara langsung. Sehingga bisa cepat dicek ke lapangan. Untuk pola tanam, kata Raka, setiap tahun berjalan sesuai siklus. "Misalnya, penanaman padi. Perubahan musim tanam dikecualikan ada perbaikan jaringan irigasi sekunder. Akan ada penutupan air," ujarnya.

Apabila ada proyek perbaikan saluran irigasi, maka masyarakat tani akan diberikan informasi jauh sebelum ada proyek. "Sehingga dia bisa beralih ke tanaman holtikultura seperti palawija," terangnya.

Lanjut dia, apabila ada proyek, otomatis dilakukan sosialisasi jauh hari. "Jadi petani bisa memilih tanaman yang hendak ditanam selain padi," ungkapnya.

Apabila petani sudah tahu informasi proyek perbaikan saluran lebih awal, maka petani akan mengusulkan pengadaan benih ke pusat. "Ada kedelai, jagung, dan lainnya. Kalau petani berminat," terangnya.

Selain mengantisipasi proyek saluran air, yang menjadi perhatian adalah adanya pergeseran tanah. Seperti yang tertuang dalam Surat Kementerian Sumber Daya Mineral. Surat Kementerian itu juga mendapat perhatian dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gianyar. Dalam surat itu, Gianyar masuk kategori bencana menengah.

Terkait peringatan itu, Raka mengaku penilaian itu akan berdampak secara umum. "Kalau dari sektor pertanian belum terdampak serius seperti itu. Kecuali, terjadi jaringan irigasi jebol. Itu tidak bisa diprediksi. Nah, itu yang akan berdampak. Bisa juga," jelasnya.

Ketika saluran irigasi yang mengaliri sawah jebol, maka berdampak pada pertanian. "Kan ada saluran irigasi yang besar jebol, otomatis aliran air ke sawah terganggu, di satu sisi, sawah sedang perlu air. Itu yang jadi permasalahan," ungkapnya.

Mengenai permasalahan semacam itu, pihaknya mengantisipasi dengan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Gianyar. "Kalau seperti itu, kami pinjamkan pipa di Dinas PUPR. Dikasih pipa yang agak besar untuk mengaliri air ke tempat tujuan," ujarnya. *nvi

Komentar