nusabali

Koster Kawal Pembangunan Pelabuhan Sanur

Pelaksana Proyek Diingatkan Jangan Matikan Kearifan Lokal

  • www.nusabali.com-koster-kawal-pembangunan-pelabuhan-sanur

Saat pantau progres pembangunan Pelabuhan Sanur kemarin, Gubernur Koster sempat bertemu nelayan setempat

DENPASAR, NusaBali

Pembangunan Pelabuhan Sanur di Pantai Matahari Terbit, Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan, sudah dimulai dengan pembangunan breakwater (pemecah gelombang). Gubernur Bali Wayan Koster meminta pimpinan proyek jangan matikan kearifan lokal dalam pembangunan Pelabuhan Sanur, yang merupakan bagian dari Pelabuhan Segitiga Emas, selain Pelabuhan Bias Munjul (di Nusa Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung) dan Pelabuhan Samp-alan (di Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung).

Gubernur Koster sempat terjun mengecek perkembangan proyek Pelabuhan Sanur, Rabu (8/9) pagi, untuk memastikan pembangunan betul-betul terlaksana sesuai rencana. Pasalnya, pembangunan Pelabuhan Sanur merupakan implementasi dari  visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Sesuai visi tersebut, salah satu prioritasnya adalah pembangu-nan infrastruktur darat, laut, dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi sebagai pendukung lima bidang prioritas pembangunan yang dituangkan di dalam Pola Pembangunan Semesta Berencana.

Saat melakukan pengecekan kemarin, Gubernur Koster didampingi Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Ketua DPRD Denpasar I Gusti Ngurah Gede, Kadis Perhubungan Provinsi Bali I Wayan Gede Samsi Gunarta, Bendesa Adat Sanur Ida Bagus Paramarta, dan Pimpinan Proyek Hutama Bangun Virama KSO, Heru Wijanarko.

Gubernur Koster menjelaskan, pembangunan Pelabuhan Segitiga Emas yang terkoneksi antara Pelabuhan Sanur-Pelabuhan Bias Munjul-Pelabuhan Sampalan, total dianggarkan melalui APBN senilai Rp 560 miliar. Rinciannya, Pelabuhan Sanur dengan nilai proyek paling besar mencapai Rp 396 miliar, Pelabuhan Sampalan senilai Rp 87 miliar, dan Pelabuhan Bias Munjul senilai Rp 97 miliar.

"Ini proyek murni menggunakan dana APBN. Pelabuhan Sanur yang terkoneksi ini akan menjadi pelabuhan yang sangat bagus dan keren. Pembangunan Pelabuhan Sanur melibatkan arsitek lokal juga, untuk mengadopsi nilai-nilai lokal di Desa Adat Sanur," ujar Gubernur Koster.

Menurut Gubernur Koster, pembangunan Pelabuhan Sanur saat ini baru tahap pembangunan breakwater. Artinya, progres pembangunan Pelabuhan Sanur baru 7 persen. "Pembangunan Pelabuhan Sanur ditarget selesai Juni 2022 mendatang," jelas Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Gubernur Koster mengatakan, dengan adanya Pelabuhan Sanur, masyarakat yang akan menyeberang ke Nusa Penida atau tangkil ke Pura Penataran Ped di Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida nantinya tidak lagi basah-basahan. Koster menceritakan, dulu ketika dia ke Pantai Sanur sebelum jadi Calon Gubernur Bali, tepatnya September 2017, bersama IGN Jaya Negara (yang kala itu jadi Wakil Walikota Denpasar), menyaksikan bagaimana orang mau naik ke boat itu menaik-naikan kain, basah-basahan.

“Saya waktu itu berjanji kalau suatu saat jadi Gubernur Bali, saya akan bangun Pelabuhan Sanur yang representatif," kenang politisi senior PDIP asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.

Begitu terpilih menjadi Gubernur Bali 2018-2023 melalui Pilgub 2018 dan dilantik Presiden Jokowi pada 5 September 2018, Koster pun penuhi janjinya itu dengan membangun sekaligus 3 Pelabuhan Segitiga Emas. Baik Pelabuhan Sanur, Pelabuhan Bias Munjul, maupun Pelabuhan Sampalan saat ini sedang dalam pengerjaan.

Groundbreaking (peletakan batu pertama) Pelabuhan Sanur di Pantai Matahari Terbit sudah dilakukan Gubernur Koster bersama Menhub Budi Karya Sumadi pada Saniscara Paing Menail, Sabtu, 12 Desember 2020 lalu. Proyek ini ditarget tuntas dan beroperasi pertengahan tahun 2022 mendatang.

Sedangkan groundbreaking Pelabuhan Sampalan di Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida dilakukan Gubernur Koster bersama Menhub Budi Karya Sumadi tepat Purnamaning Karo pada Soma Umanis Tolu, Senin, 3 Agustus 2020 lalu. Pelabuhan Sampalan ditarget sudah beroperasi awal tahun 2022 mendatang.

Sebaliknya, groundbreaking Pelabuhan Bias Munjul di Dusun Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida dilakukan Gubernur Koster bersama Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setyadi, tepat Purnamaning Kapitu pada Anggara Wage Ugu, Selasa, 29 Desember 2020. Pelabuhan Bias Munjul ditargetkan selesai akhir tahun 2021 mendatang.

Gubernur Koster meminta kearifan lokal tidak boleh diganggu dalam pembangunan Pelabuhan Sanur dan dua pelabuhan lainnya. "Di sini ada nelayan, ada tempat suci untuk upacara melasti. Prinsip dasar saya minta kepada pihak pelaksana proyek, jangan menganggu kearifan lokal di kawasan Sanur. Pembangunan Pelabuhan Sanur harus berjalan harmonis dengan desa adat," pinta Koster.

Menurut Koster, Pelabuhan Sanur akan menjadi pelabuhan yang sangat bagus. Sebab, desainnya dia kontrol langsung bersama Menhub Budi Karya Sumadi. Pembuatan desain pelabuhan dipimpin arsitek kenamaan Bali, Popo Danes. “Kalau pembangunan pelabuhan ini sudah selesai, saya kira ini akan menjadi ikon baru Kota Denpasar yang belum pernah terpikirkan sebelumnya, termasuk sebagai bangunan yang monumental penanda Bali Era Baru,” tegas Koster.

Dalam kunjungan kemarin, Koster bahkan langsung mewarning Pimpinan Pelaksana Proyek Pelabuhan Sanur, Heru Wijanarko, supaya tidak mematikan kearifan lokal, termasuk harus mengakomodir kepentingan nelayan setempat. Koster juga sempat menemui para nelayan untuk memastikan aspirasi Kelompok Nelayan Mina Asih Sanur bisa terakomodir.

Di lokasi pembangunan Pelabuhan Sanur, ada Kelompok Nelayan Mina Asih Sanur yang meminta kompensasi berupa pembangunan Bale Nelayan. Selain itu, penempatan jukung nelayan juga harus tetap disediakan di sekitar Pelabuhan Sanur. Kelompok Nelayan Mina Asuih Sanur beranggotakan 40 nelayan.

Salah seorang perwakilan dari Kelompok Nelayan Mina Asih Sanur, I Ketut Sukarja, 42, mengakui pihaknya tetap harus mendapatkan kompensasi berupa Bale Nelayan dan penempatan jukung. "Karena dulu memang sudah ada perjanjian antara nelayan, pihak pelaksana proyek, dan desa adat," ujar nelayan asal Banjar Batan Poh, Desa Sanur Kaja ini.

Atas aspirasi nelayan, Gubernur Koster kemudian meminta Wijanarko selaku Manajer Proyek Pelabuhan Sanur, supaya memperhatikan aspirasi nelayan tersebut. "Ingat itu, jangan macam-macam dengan kearifan lokal," pinta Koster seraya dijawab ‘siap’ oleh Heru Wijanarko.

Sementara itu, Walikota Denpasar IGN Jaya Negara mengatakan apresiasi atas perjuangan Gubernur Koster untuk pembangunan Pelabuhan Sanur, dengan mengakomodir aspirasi nelayan, krama adat Sanur, dan kearifan lokal di kawasan Sanur. "Kami apresiasi karena seluruh aspirasi masyarakat terakomodir. Kawasan Pantai Sanur ini kan untuk kegiatan upacara, juga sudah diakomodir akan terjaga dengan baik. Aspirasi nelayan juga diakomodir," jelas Jaya Negara.

Menurut Jaya Negara, dengan dibangunnya Pelabuhan Sanur, kasus orang patah kaki hingga basah-basahan saat naik boat, tidak akan terjadi lagi. "Dibangunnya fasilitas Dermaga Sanur ini akan memberikan manfaat luas bagi masyarakat di Denpasar," tandas politisi asal Kelurahan Penatih, Kecamatan Denpasar Timur yang juga Sekretaris DPD PDIP Bali ini.

Sementara, pihak PT Hutama Karya selaku pelaksana proyek Pelabuhan Sanur rencananya akan menggarap beberapa bangunan dan fasilitas lainnya, seperti Dermaga Apung, Gedung Terminal, Pos Jaga, Bale Bengong, Padmasana (tempat ibadah umat Hindu), bengkel pemeliharaan fasilitas pelabuhan, ruang terbuka hijau, parkir, gapura, dan jalan pelabuhan. Fasilitas darat dan laut yang dibangun ini dengan luas total  mencapai 14.813 meter persegi. *nat

Komentar