nusabali

Trisna Handayani Camat Perempuan Pertama di Gianyar

Dicopot sebagai Camat Blahbatuh, Dharmayuda Sakit Hati Disebut Memalak

  • www.nusabali.com-trisna-handayani-camat-perempuan-pertama-di-gianyar

GIANYAR, NusaBali
Muncul sejumlah kejutan dalam mutasi dan promosi pejabat lingkup Pemkab Gianyar yang dilakukan Bupati Made Agus Mahayastra, Senin (6/9) pagi. Salah satunya, seorang perempuan dipromosikan sebagai Camat Tegallalang, yakni Wayan Ari Trisna Handayani SSTP MSi, 38.

Sedangkan Camat Blahbatuh, Ida Bagus Dharmayuda, dicopot dari ja-batannya karena diduga lakukan aksi pemalakan. Wayan Ari Trisna Handayani dilantik Bupati Agus Mahayastra sebagai Camat Tegallang, untuk menggantikan I Komang Alit Adnyana yang dialihkan menjadi Camat Gianyar. Komang Alit Adnyana sendiri sundul posisi I Wayan Widana, yang digeser menjadi Camat Payangan.

Sebelum dipromosikan menjadi Camat Tegallalang, Senin kemarin, Ari Trisna Handayani menjabat sebagai Kasubbag Pengendalian dan Distribusi Perekonomian pada Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Gianyar. Jabatan tersebut sudah 2 tahun dipegang Ari Trisna handayani sejak 2019.

Pejabat Eselon III asal Banjar Tengah Triwangsa, Desa Kenderan, Kecamatan Tegallalang ini merupakan perempuan pertama dalam sejarah yang dipercaya menjadi camat di Kabupaten Gianyar. Peremp-uan kelahiran 23 Juni 1983 mengawali kariernya sebagai pegawai Kantor Camat Sukawati setamat dari STPDN Jatinangor, Bandung, Jawa Barat tahun 2006.

Kemudian, Ari Trisna Handayani sempat selama 6 tahun menjadi Sekretaris Pribadi Wakil Bupati Gianyar Dewa Made Sutanaya (2008-2013). Selama itu pula, dia merangkap menjadi Kepala Seksi Kesra Kelurahan Abianbase, Kecamatan Gianyar. Karena kinerjanya dianggap bagus, dia kemudian diangkap menjadi Lurah Abianbase (2013-2019), sebelum akhirnya dialihkan sebagai Kasubbag Pengendalian dan Distribusi Perekonomian pada Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Gianyar.

Ditemui NusaBali usai dilantik jadi Camat Tegallalang, Senin kemarin, Ari Trisna Handayani mengakui pengalaman sebagai Lurah Abianbase akan dijadikan bekal untuk bertugas di kampung halamannya, Tegallalang. "Sebagai Camat Tegallalang, tentu cakupan wilayahnya lebih luas daripada lurah. Namun, pengalaman jadi lurah itu tetap penting. Sambil jalan nanti, kita dipelajari bagaimana karakter penduduk di Tegallalang," ujar ibu satu anak dari pernikahannya dengan I Gede Arimbawa (dosen Liberty International School) ini.

Ari Trisna Handayani berjanji akan meneruskan program-peogram bermutu dari Camat Tegallalang sebelumnya, Komang Alit Adnyana. "Minimal bisa mengimbangi, syukur bisa lebih baik dari sebelumnya. Apa yang belum terealisasi sebelumnya, mudah-mudahan nanti bisa saya wujudkan," jelas Trisna Handayani.

Sebagai satu-satunya perempuan di antara 7 camat se-Kabupaten Gianyar saat ini, Trisna Handayani merasa tertantang untjuk membuktikan bahwa kaum hawa juga bisa jadi pemimpin. "Saya termasuk pejuang kesetaraan gender. Maksudnya, saya sebagai perempuan tidak pernah merasa terintimidasi dengan pekerjaan. Karena sebenarnya pekerjaan tidak mengenal jenis kelamin. Jadi, saat ada peluang, ada kesempatan, ambil,” tandas anak sulung dari dua bersaudara pasangan I Nyoman Redana dan Ni Ketut Sukarmiati ini.

Sementara, Bupati Agus Mahayastra mengatakan naiknya Trisna Handayani sebagai Camat Tegallang akan memberikan warna berbeda dalam birokrasi. Pasalnya, kata dia, perempuan lebih teliti dan memiliki rasa keibuan.

“Biasanya, perempuan juga tegas. Jadi, kehadiran perempuan sebagai camat akan mewarnai birokrasi. Bagaimana nanti komunikasinya dengan kepala desa, kita akan pantau, sehingga ada perbandingan bagaimana kinerja camat perempuan, bagaimana camat laki-laki," ujar Bupati Mahayastra.

Sementara itu, Ida Bagus Dharmnayuda dicopot dari jabatan Camkat Blahbatuh, karena diduga kerap melakukan aksi pemalakan. Dharmayuda dialihkan menjadi Sekretaris Dinas Permukiman Kabupaten Gianyar. Sedangkan jabatan Camat Blahbatuh dialihkan kepada Wayan Gede Eka Putra, mantan Kabid Pemadam Kebakaran Sat Pol PP Kabupaten Gianyar.

Bupati Mahayastra menyebutkan, dirinya sangat terbuka soal birokrasi. "Kalau saya itu fair. Siapa pun yang salah, saya fair. Selama saya menjabat Bupati Gianyar, tidak boleh ada pegawai yang main-main," katanya.

Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Dharmayuda mengaku sakit hati disebut melakukan pemalakan. "Terlalu kejam saya disebut memalak. Jujur saya sakit hati, semalaman sampai tidak bisa tidur. Mungkin kejadian sebenarnya beliau (Bupati Mahayastra, Red) tidak tahu. Mungkin dengarnya dari orang yang nggak suka dengan saya," sesal Dharmayuda, yang kemarin tidak hadiri acara mutasi jabatan Pemkab Gianyar, karena masih menjalani isolasi lantaran positif Covid-19.

Dharmayuda menegaskan tidak pernah melakukan pemalakan. "Menurut saya, malak itu memaksa. Saya tidak ada niat seperti itu," katanya. Hanya saja, Dharmayuda mengakui memang pernah meminta tolong kepada beberapa pengusaha untuk gotong royong mendukung penataan Lapangan Blahbatuh, upacara ngaben massal, dan kegiatan masyarakat lainnya.

"Jadi, tidak ada untuk memperkaya diri sendiri. Itu pun saya minta tolong, kalau dibantu syukur, kalau nggak juga tidak masalah. Nominalnya paling banyak Rp 1 juta, bukan untuk memperkaya diri, itu buat rawat lapangan. Makanya, saya sakit hati dibilang malak," keluh Dharmayuda.

Meski sakit hati, Dharmayuda mengaku tetap bersyukur masih diberikan kesempatan menjabat sebagai Sekretaris Dinas Permukiman Gianyar. Dharmayuda berjanji akan bekerja lebih baik. "Ke depan, saya akan tunjukkan kinerja yang baik," janjinya. *nvi

Komentar