nusabali

Koster Terbuka Terima Kritik Pedas Masyarakat

  • www.nusabali.com-koster-terbuka-terima-kritik-pedas-masyarakat

DENPASAR, NusaBali
Selama 3 tahun kepemimpinannya sebagai Gubernur-Wakil Gubernur Bali 2018-2023, duet Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) banyak menerima kritikan keras dan pedas, bahkan terkadang fitnah.

Ibarat samudra, Gubernur Koster menyatakan akan menampung seluruh saran serta kritikan keras dan pedas itu dengan hati terbuka. Hal itu disampaikan Gubernur Koster saat menyampaikan pidato 3 tahun kepemimpinan Koster-Cok Ace di Bale Gajah Rumah Jabatan Gubernur Bali, Komplek Jaya Sabha Denpasar, Minggu (5/9) pagi. Gubernur Koster terus terang mengakui adanya kritikan yang keras dan pedas terhadap kepemimpinannya, sejak dilantik 5 September 2018 silam. Namun, ucapan terima kasih tetap disampaikan kepada pihak yang telah memberikan saran konstruktif maupun kritik keras-pedas.

"Bukan hanya keras, tapi kritikan itu sangat pedas. Terhadap kritik keras dan pedas yang disampaikan melalui media sosial tersebut, saya memandang sebagai suatu kepedulian dan tanggung jawab bersama dalam pelaksanaan pembangunan Bali," ujar Gubernur Koster, yang kemarin didampingi Wagub Cok Ace.

Dalam konteks inilah, Gubernur Koster menyadari sepenuhnya bahwa visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ bermakna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya. "Pada akhirnya, secara alamiah membangun kesadaran saya, secara tulus menerima berbagai sikap pribadi masyarakat terhadap pemimpinnya.  Ada yang menghargai, memuji, menghormati, atau sebaliknya, ada yang mencaci-maki, menghujat, bahkan memfitnah. Terhadap semua itu, saya terima dengan ruang yang sama, layaknya lautan luas nan dalam, selalu menampung apa pun yang datang, dan pada akhirnya dilebur di dalamnya," tandas Gubernur yang juga Ketua PDIP Bali ini.

Gubernur Koster menyatakan memiliki jiwa dan raga dengan ruang luas menerima sikap masyarakat Bali. "Begitu juga jiwa dan raga saya, sudah menjadi ruang yang luas untuk menerima kehadiran berbagai sikap pribadi masyarakat dalam posisi yang sama. Bahkan, terhadap yang mencaci-maki, menghujat, dan memfitnah, saya maknai sebagai bagian dari proses pembersihan jiwa dan raga saya, sehingga saya menjadi lebih baik dan semakin matang sebagai pribadi dan pemimpin Bali," katanya.

"Astungkara, pada saatnya akan tiba, semua itu saya jawab dengan hasil kerja yang saya pertanggungjawabkan secara niskala-sakala. Saya bersama Wakil Gubernur Bali Cok Ace menegaskan kembali, siap ngayah secara total, lascarya sekala-niskala, untuk memimpin pembangunan Bali, melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan fokus, tulus, dan lurus dalam kondisi apa pun," lanjut politisi senior asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini.

Namun demikian, politisi-akademisi bergelar Doktor Ilmu Matematika jebolan ITB Bandung ini mengajak seluruh sameton Bali dan generasi muda agar berpartisipasi aktif, solid bergerak, dengan meneladani ajaran Bung Karno: bergotong-royong, pembantingan tulang bersama, memeras keringat bersama, perjuangan bantu-binantu bersama, amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua.

Prinsip ini untuk mewujudkan visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana memasuki Bali Era Baru. “Astungkara, Ida Bhatara Sasuhunan, Guru-guru Suci, dan Ida Dalem/Raja-raja Bali, dan leluhur Bali senantiasa sweca melindungi, menuntun, dan melimpahkan wara nugraha-Nya kepada Kita sekalian," papar Koster. *nat

Komentar