nusabali

HUT Ke-5, Rumah Berdaya Denpasar Bisa Jadi Role Model Berdayakan Orang dengan Skizofrenia

  • www.nusabali.com-hut-ke-5-rumah-berdaya-denpasar-bisa-jadi-role-model-berdayakan-orang-dengan-skizofrenia

DENPASAR, NusaBali.com –  Bukan sekadar objek, namun para ODS (Orang dengan Skizofrenia) mampu menunjukkan keterlibatan aktif di tengah masyarakat saat  pandemi Covid-19 berkepanjangan.

Hal ini dibuktikan oleh para ODS  dalam wadah Rumah Berdaya di Denpasar yang tiap pekan  membagikan sembako untuk mereka yang terdampak pandemi di Pulau Dewata. “Kalau selama ini banyak dipertontonkan bahwa orang gangguan jiwa itu dibantu, justru ini teman-teman (skizofrenia) dan keluarganya menghimpun, membagikan sembako buat masyarakat,” kata dr I Gusti Rai Wiguna SpKJ, dokter jiwa sekaligus salah satu founder Rumah Berdaya Denpasar.

Rumah Berdaya  sendiri adalah tempat rehabilitasi psikososial bagi ODS dan pada Jumat (3/9/2021) merayakan HUT ke-5.  “Semenjak Rumah Berdaya berdiri tahun 2016, kami yang terlibat dari awal di Rumah Berdaya sangat merasakan perubahan-perubahan yang ke arah positif dari teman-teman yang datang ke sini,” ungkap I Nyoman Sudiasa, Pengelola Rumah Berdaya Denpasar.

I Nyoman Sudiasa, 47,  berharap Rumah Berdaya tetap eksis di masa depan untuk memberdayakan para ODS khususnya yang ada di Kota Denpasar. Tidak lupa ia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada masyarakat atas dukungannya kepada Rumah Berdaya. “Tanpa dukungan masyarakat,  Rumah Berdaya tidak akan bisa menunjukkan eksistensinya seperti saat ini,” kata pria yang juga pernah menjadi penderita skizofrenia ini.

Di sisi lain dr I Gusti Rai Wiguna mengingatkan masih perlunya memberikan edukasi kepada masyarakat soal keberadaan Rumah Berdaya. “Edukasi kepada masyarakat tentang pemberdayaan ODS perlu terus dilakukan,” kata dokter yang sedari awal mendampingi para ODS sejak Rumah Berdaya dibangun.

Rumah Berdaya Denpasar, kata dr I Gusti Rai Wiguna, sudah melakukan kolaborasi bersama komunitas Bali Bersama Bisa dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk  berbagi sembako kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19. “Bahkan teman-teman yang cukup stabil ikut membantu asesmen untuk keadaan kesehatan jiwa di masyarakat,” kata dr Rai.  

Untuk selanjutnya, dr Rai mengatakan kegiatan-kegiatan psikoterapi di Rumah Berdaya seperti membuat dupa, melukis dan lain-lain yang selama ini dilakukan akan terus dikembangkan. Di awal pengembangan tersebut akan diinisiasi oleh pihak Rumah Berdaya sendiri, untuk kemudian akan lebih dikembangkan lagi oleh Dinas Sosial Kota Denpasar.

Sementara itu  Plt Kepala Dinas Sosial Kota Denpasar, I Nyoman Artayasa, yang hadir dalam perayaan HUT ke-5 Rumah Berdaya mengatakan, “Rumah Berdaya diharapkan bisa memberikan inspirasi kepada masyarakat bahwa Orang dengan Skizofrenia sesungguhnya bisa diberdayakan untuk ikut membangun kehidupan masyarakatnya.”
 
Keberadaan Rumah Berdaya Denpasar diharapkan bisa diikuti dengan berdirinya program serupa di daerah lain. “Juga mungkin bisa menjadi role model nanti oleh pemerintah di Indonesia, dijadikan bagaimana menangani dari warga kita yang dengan Skizofrenia ini,” ujar Nyoman Artayasa yang turut menyumbangkan lagu Selamat Ulang Tahun HUT ke-5 Rumah Berdaya.

Karena berlangsung dalam suasana PPKM Level 4, perayaan HUT ke-5 Rumah Berdaya Denpasar yang berlokasi di Jalan Raya Sesetan, Pegok, Denpasar Selatan,  dilakukan secara terbatas dan protokol kesehatan ketat. Terlihat hadir juga perwakilan Ketemu Project (salah satu founder Rumah Berdaya) dan beberapa ODS

Untuk diketahui, Rumah Berdaya didirikan pada 3 September 2016 atas kerja sama Dinas Sosial Kota Denpasar dengan beberapa komunitas yang peduli dengan penyakit gangguan mental, seperti Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) Simpul Bali dan organisasi Ketemu Project. *adi

Komentar