nusabali

Pelukis BAC Ramai-Ramai Melukis di Pematang Sawah

Upaya Promosikan Subak Klepud di Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur

  • www.nusabali.com-pelukis-bac-ramai-ramai-melukis-di-pematang-sawah

Wakil Bupati Tabanan, I Made Edi Wirawan, juga ikut unjuk gigi dalam kegiatan melukis ramai-ramai di pematang sawah Subak Klepud kemarin. Edi Wirawan memang dikenal sebagai seniman lukis, bahkan sempat punya galeri

TABANAN, NusaBali
Perkumpulan seniman lukis yang tergabung dalam Bantas Art Comunity (BAC) punya cara tersendiri untuk promosikan Subak Klepud di Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan. Mereka promosikan keindahan persawahan terasering dengan cara melukis pemandangan alam ramai-ramai di pematang sawah Subak Klepud, Jumat (3/9).

Para seniman kelompok BAC yang bermarkas di Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur seluruhnya beranggotakan 20 orang. Namun, yang ikut melukis ramai-ramai di pematang sawah Subak Klepud, Jumat kemarin, hanya 12 orang yang semuanya laki-laki.

Lukisan yang mereka buat di atas kanvas dalam berbagai ukuran, semuanya bertema ‘alam’ yang ada di Subak Klepud. Ada pula sejumlah pelukis yang bersama-sama menggoreskan kuasnya di satu kanvas ukuran super besar, mereka melukis pemandangan alam setempat. Subak Klepud yang luasnya mencapai 120 hektare memang memiliki pemandangan indah berupa kondisi sawah terasering (berundak). Inilah yang dipromosikan dengan melukis beramai-ramai.

Selain 12 seniman lukis yang tergabung dalam kelompok BAC, Wakil Bupati Tabanan I Made Edi Wirawan juga ikut menggoreskan kuasnya di atas kanvas. Politisi PDIP asal Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan ini memang dikenal jago melukis sejak kecil.

Ketua BAC, I Wayan Sunadi, 52, mengungkapkan promosi wisata sampai melukis ramai-ramai di pematang sawah Subak Klepud ini diprakarsai oleh Wabup Made Edi Wirawan. “Tabanan adalah lumbung berasnya Bali. Maka, kami ikut tertarik melukis bersama-sama di pematang sawah ini, sekalian unuk promosikan Subak Klepud," terang Wayan Sunadi.

Menurut Sunadi, saat ini seluruh 20 pelukis yang tergabung di kelompok BAC terdampak oleh pandemi Covid-19. Penbghadilan mereka seret, karena pasaran sepi. Dulu sebelum pandemi, dalam sebulan pelukis BAC bisa jualan samapai 10 lukisan. “Namun kalau sekarang, dalam sebulan paling banter bisa jual 2 lukisan,” ujar pelukis berusia 52 tahun asal Banjar Bantas Kaja, Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur ini.

Sunadi menyebutkan, kondisi terpuruk akibat pandemi Covid-19 ini memaksa para pelukis BAC ini mencari pekerjaan sampingan. Ada yang pilih jadi buruh proyek, petani, beternak, ada pula yang menjadi pegawai swasta.

"Kalau dulu, melukis itu jadi profesi, namun sekarang pelukis harus cari pekerjaan sampingan. Saya sendiri bertani dan beternak pelihara sapi," papar pelukis jebolan S1 Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta ini.

Sunadi mengaku tetap melukis karena memang sudah hobi sejak SD. Namun, saat ini dia melukis dalam jumlah terbatas, disesuaikan dengan budget yang dimiliki. “Dalam sebulkan palingan hanya hasilkan 2 lukisan," katanya.

Akibat pandemi Covid-19, kata Sunadi, banyak agenda pameran lukisan yang dibatalkan. Padahal, sebelumnya telah terjadwal rencana pameran lukisan di Bandung, Jawa Barat bersama seniman patung I Nyoman Nuarta. “Pameran itu terpaksa harus ditunda,” tegas Sunadi.

Versi Sunadi, kalangan pelukis juga sangat bergantung terhadap pariwisata. Sebab, lukusan mereka banyak dibeli oleh wisatawan asing. "Kita pelukis sangat merasakan pandemi ini. Pesanan lukisan dari luar negeri sekarang nihil. Padahal, sebelumnya ada saja pesanan lukisan dari Eropa sampai Australia," kenang Sunadi. Karena itu, mereka ytergerak ikut promosikan wisata lewat lukisan.

Sementara itu, Wabup Edi Wirawan mengaku sudah biasa melukis sejak masih duduk di bangku SD. Dia mengaku belajar melukis secara otodidak, karena terpaksa oleh lingkungan. Maklum, Edi Wirawan tinggal seputran kawasan wisata Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, seingga tergerak untuk belajar melukis. "Saya paling suka melukis pemandangan alam," jelas Edi Wirawan.

Karena hobinya melukis, Edi Wirawan bahkan sempat memiliki galeri. Menurut Edi Wirawan, lukisan hasil karyanya sering dibeli wisatawan. "Saya dulu punya galeri, lukisan sering dibeli oleh wisatawan asing," jelas politisi yang juga Ketua PAC PDIP Kediri ini.

Terkait gerakannya mengajak para senimian kelompk BAC melukis ramai ramai di pematang sawah Subak Klepud, menurut Edi Wirawan, hal tersebut sesuai dengan visi misi yang dicetuskan bersama Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya untuk memprioritaskan sektor pertanian.

"Jadi begini, kita Tabanan adalah pertanian dalam arti luas, pecinta alam. Seniman lukis ini kita ajak untuk berbuat dan bersinergi untuk ikut melestarikan pertanian itu sendiri. Di samping itu, mereka ini adalah orang-orang pemikir yang punya cukup waktu, sehingga nantinya bia memberikan masukan tentang Tabanan ke depan," tegas Edi Wirawan. *des

Komentar