nusabali

Desa Penyangga Sambut Proyek Shortcut

Anjung Pandang Ki Barak Panji Sakti Jadi Harapan Baru Ekonomi

  • www.nusabali.com-desa-penyangga-sambut-proyek-shortcut

Perbekel Pegayaman minta warganya dilibatkan jadi pekerja proyek, Perbekel Gitgit usul dibuatkan rest area untuk parkir destinasi wisata

SINGARAJA, NusaBali

Pembangunan Shortcut Titik 7A, 7B, 7C, 8, dan Anjung Pandang Ki Barak Panji Sakti di perbatasan tiga desa bertetangga wilayah Kecamatan Sukasada, Buleleng: Desa Wanagiri, Desa Pegayaman, dan Desa Gitgit, menjadi harapan baru masyarakat setempat. Masyarakat desa-desa penyangga ini berharap dapat dilibatkan dalam proyek tersebut, untuk bantu angkat perekonomian di tengah pandemi Covid-19.

Harapan tersebut disampaikan Kepala Desa (Perbekel) Pegayaman, Agus Asgor Ali, dan Perbekel Gitit I Putu Arcana saat dihubungi NusaBali secara terpisah, Jumat (3/9). Menurut Asgor Ali, pembangunan shortcut di jalur utama Denpasar-Singaraja via Bedugul sangat dirasakan manfaatnya oleh warga setempat. Hal itu sudah dibuktikan dengan pembangunan Shortcut Titik 5-6 di jalur Desa Wanagiri-Desa Pegayaman, yang tuntas dibangun Pemprov Bali di bawah Gubernur Wayan Koster, akhir tahun 2019 lalu.

Asgor Ali menyebutkan, saat itu proyek Shortcut Titik 5-6 yang ada di wilayah Desa Pegayaman dan dikerjakan oleh Adhi Cipta KSO, banyak melibatkan tenaga kerja lokal, terutama dari desanya. Asgor Ali pun kembali berharap warganya dapat kesempatan untuk dipekerjakan dalam pengerjaan proyek Shortcut Titik 7-8 dan Anjung Pandang Ki Barak Panji Sakti, yang peletakan batu pertamanya baru dilakukan Gubernur Koster pada Wrastapi Umanis Sinta, Kamis (2/9) pagi.

“Untuk proyek jalan ini, minimal ada pekerjaan bagi warga kami seperti dulu, di mana penyedia (kontraktor) banyak melibatkan warga kami, sehingag sangat dirasakan manfaatnya dari ssisi ekonimi,” jelas Asgor Ali.

Selain perekrutan tenaga kerja untuk proyek shortcut senilai Rp 145,6 miliar, juga ada ada penataan kawasan wisata berupa pembangunan Anjung Pandang Ki Barak Panji Sakti senilai lebih dari Rp 4 miliar. Anjung Pandang ini akan dibangun di atas lahan seluas 2,1 hektare wilayah Banjar Dinas Amerta Sari, Desa Pegayaman, di pinggir jalur Shortcut Titik 5-6.

Menurut Asgor Ali, lokasi lahan sisi timur Shortcut Titik 5-6 sebenarnya sudah dimanfaatkan sejumlah warga Desa Pegayaman untuk membuka warung sederhana. Ada 4 unit warung yang didirikan warga setempat. Warung-warung tersebut menyediakan aneka makanan dan minuman ringan.

“Kalau nanti Anjung Pandang Ki Barak Panji Sakti ini sudah selesai, kami berharap ada penataan. Mudah-mudahan warga kami yang sudah berjualan di sisi timur lahan juga dibantu dan bedayakan mereka,” tandas Asgor Ali.

Disebutkan, selama ini mereka hanya berjualan dan berinisiatif membangun warung semi permanen sejak Shortcut Titik 5-6 diresmikan, 30 Desember 2019 silam. Sejauh ini belum ada pengelolaan dan penataan secara permanen. “Mereka masih sendiri-sendiri, beluma ada pengelolanya. Mau bentuk lembaga pengelola juga kan tidak enak, karena lahan milik pemerintah. Mudah-mudahan setelah proyek anjung-an nanti selesai, bisa diberdayakan warga kami,” harapnya.

Antusasime menyambut proyek Shortcut Tituk 7-8 dan Anjung Pandang Ki Barak Panji Sakti juga disampaikan Perbekel Gitgit, I Putu Arcana. Seperti halnya Perbekel Pegayaman, Putu Arcana juga berharap warganya dilibatkan sebagai pekerja proyek.

Menurut Putu Arcana, selama ini warga Desa Gitgit belum diikutkan dalam proyek Shortcut Titik 5-6. Nah, dalam proyek Shortcut Titk 7-8 dan Anjung Pandang Ki Barak Panji Sakti nanti, warga Desa Gitgit mesti duilibatkan. Terlebih, proyek ini sebagian besar berada di wilayah Desa Gitgit yang terkenal dengan destinasi wisata air terjunnya.

“Keinginan masyarakat kami untuk bisa direkrut dan dipekerjakan di proyek shortcut dan anjung pandang ini sangat tinggi. Terlebih, sekarang musim pandemi begini, banyak yang membutuhkan pekerjaan. Mudah-mudahan, harapan warga kami bisa dipenuhi pelaksana proyek,” jelas Arcana saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Jumat kemarin. “Saya akan menyambangi pelaksana proyek untuk membicarakan lebih detail terkait masalah ini,” lanjut Arcana.

Selain itu, Arcana juga berharap dalam pembangunan shortcut selanjutnya yakni Shortcut Titk 9, Titik 10, dan Titik 11 yang masih masuk wilayah Desa Gitgit, agar dibuatkan rest area (anjung pandang). “Kalau memungkinkan, di Gitgit bawah ada rest area, karena sentra parkir untuk destinasi wisata saat ini belum memadai. Dengan adanya rest area ini, kami bisa kumpulkan wisatawan di tempat ini sebelum menuju objek wisata,” tandas Arcana.

Menurut Arcana, ketersediaan rest area sebagai sarana penunjang dapat memaksimalkan pengembangan pariwisata dan perekonomian di Desa Gitgit. Arcana sendiri mengaku akan melihat posisi shortcut, termasuk akses jalan baru Desa Wanagiri-Desa Gitgit yang dibuatkan jembatan shortcut. “Pemetaan ini nantinya akan dipakai acuan dalam pengembangan pariwisata di Desa Gitgit,” jela Arcana.

Shortcut Titik 7A, 7B, 7C, dan Titik 8 merupakan kelanjutan dari empat titik shortcut yang suydah dibangun 2 tahun lalu, yakni Shirtcut Titik 3-4 di wilayah Desa Batunya (Kecamatan Baturiti, Tabanan) dan Shortcut Titik 5-6 di wilayah Desa Wanagiri-Desa Pegayaman (Kecamatan Sukasada, Buleleng). Proyek shortcut dengan biaya Rp 145,6 miliar ini ditarget tuntas Oktober 2022 mendatang.

Setelah dimulainya pembangunan Shortcut Titik 7A, 7B, 7C, dan Titik 8, nantinya akan dilanjutkan pembangunan fisik Shortcut Titik 7D, 7E, Titik 9, dan Titik 10 mulai mulai tahun 2022 (proses tender direncanakan akhir tahun 2021). Proyek ini ditarget rampung tahun 2023. Setelah itu, dilanjut dengan pembangunan Shortcut Titik 11-12 mulai tahun 2023 yang ditarget tutas pada 2024.

Khusus Shortcut Titik 7A, 7B, 7C, dan Titik 8 memiliki panjang 2.165 meter, termasuk jembatan. Keberadaan shortcut ini akan mampu memangkas 17 tikungan, dari semula 24 tikungan menjadi 7 tikungan. “Jalan baru ini akan membuat tikungan halus, tanjakan jadi landai, sehingga pengguna jalan bisa cepat, nyaman, dan aman,” jelas Gubernur Bali Koster saat acara groundbreaking (peletakan batu pertama) proyek, Kamis pagi.

Gubernur Koster bersyukur pembangunan shortcut ini dapat dilaksanakan berkat komitmen penuh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beserta jajarannya dalam mengalokasikan anggaran untuk pembiayaan pembangunan fisik sesuai rencana, meskipun pagu anggaran Kementerian PUPR mengalami refocusing cukup besar.

Menurut Gubernur Koster, infrastruktur ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi krama Bali, khususnya Buleleng, dalam memperlancar transportasi. Pembangunan infrastruktur ini akan munculkan pusat-pusat perekonomian baru yang menggerakkan perekonomian berbasis rakyat di wilayah sekitarnya. “Pembangunan jalan baru shortcut Singa-raja-Mengwitani ini akan menyeimbangkan pembangunan perekonomian antara wilayah Bali Utara dengan Bali Selatan,” jelas Koster.

Gubernur Koster juga memerintahkan pihak kontraktor pelaksana, yakni Sinarbali Citra KSO, agar memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal, baik tenaga kerja, material, maupun peralatan dalam pengerjaan shortcut. “Pelibatan sumber daya lokal ini untuk mendukung hidupnya perekonomian rakyat setempat. Pang pada mejalan, pang pada payu, pang pada maan, sehingga masyarakat langsung merasakan pembangunan shortcut ini,” tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Keca-matan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini. *k23

Komentar