nusabali

Penghormatan untuk Pendiri Kerajaan Buleleng

Patung Ki Barak Panji Sakti Berdiri di Ajung Pandang Shortcut

  • www.nusabali.com-penghormatan-untuk-pendiri-kerajaan-buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Pembangunan 12 titik shortcut di jalur Denpasar-Singaraja via Bedugul yang ditarget rampung seluruhnya tahun 2024, akan menjadi destinasi baru pariwi-sata.

Selain karena keberadaan shortcut yang terwujud berkat perjuangan Gubernur Bali Wayan Koster, di jalur ini juga dibangun Anjung Pandang (Rest Area) berupa Taman berisi Patung Ki Barak Panji Sakti. Anjung Pandang berisi Patung Ki Barak Panji Sakti ini sebagai bentuk penghormatan terhadap tokoh besar pendiri Kerajaan Buleleng.

Anjung Pandang berisi Patung Ki Barak Panji Saki akan dibangun di jalur Shortcut Titik 5-6 kawasan Desa Wanagiri-Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Pembangunan anjung pandang ini dikerjakan satu paket dengan Shortcut Titik 7A, 7B, 7C, dan Titik 8 di tiga desa bertetangga kawasan Kecamatan Sukasada (Desa Wanagiri, Desa Pegayaman, Desa Gitgit). Tetapi, lahannya sudah disiapkan dan dibebaskan Pemprov Bali saat pembangunan Shortcut Titik 5-6 tahun 2018 silam.

Anjung pandang ini akan dibangun tepat di sebelah utara rest area Shortcut Titik 5-6, yang saat ini dimanfaatkan sejumlah pedagang untuk membuka lapak dan warung sederhana di sisi timur jalan. Sesuai rencana, Anjung Pandang Ki Barak Panji Sakti ini dibangun lebih tinggi dari posisi jalan shortcut, sehingga nantinya memiliki daya tarik berupa pemandangan alam Buleleng dari ketinggian.

Groundbreaking (peletakan batu pertama) Anjung Pandang Ki Barak Panji Sakti ini sudah dilakukan Gubernur Koster bersamaan dengan peletakan batu pertama Shortcut Titik 7A, Titik 7B, Titik 7 C, dan Titik 8 yang dipusatkan di Desa Wanagiri pada Wraspati Umanis Sinta, Kamis (2/9) pagi. Anjung Pandang yang dirancang dengan anggaran sebesar Rp 4.171.904.431,67 atau Rp 4,172 miliar ini akan terdiri dari area taman dan parkir seluas 2.158 meter persegi, bangunan seluas 180,3 meter persegi, serta sebuah Patung Ki Barak Panji Sakti.

Menurut Gubernur Koster, pembangunan Anjung Pandang berupa taman berisi Patung Ki Barak Panji Sakti ini sebagai wujud penghormatan kepada pendiri cikal bakal Kerajaan Buleleng tahun 1660. Raja pertama Kerajaan Buleleng adalah I Gusti Anglurah Panji Sakti, yang lebih dikenal sebagai Ki Barak Panji Sakti.

“Saya membangun taman berisi Patung Ki Barak Panji Sakti di wilayah Shortcut Titik 5-6 sebagai wujud penghormatan kepada pendiri cikal bakal Kerajaan Buleleng,” ujar Gubernur Koster saat acara groundbreaking, Kamis pagi.

“Berdirinya Patung Ki Barak Panji Sakti ini untuk mengingatkan masyarakat Buleleng, khususnya generasi muda, agar selalu menghormati sejarah dan memuliakan peran kesejarahan Ki Barak Panji Sakti. Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah

(Jas Merah), kata Bung Karno, Presiden pertama Kita,” lanjut Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga menjabat Ketua DPD PDIP Bali ini.

Gubernur Koster menyebutkan, Anjung Pandang bersisi Patung Ki Barak Panji Sakti ini akan berfungsi sebagai rest area bagi masyarakat yang ingin bersantai dan beristirahat menikmati sejuknya udara di wilayah pegunungan jalur Desa Wanagiri-Desa Pegayaman, sambil menikmati keindahan jalan shortcut. Dengan keberadaan anjung pandang yang sekaligus sebagai destinasi wisata ini, tentunya akan berimbas pada kesejahteraan masyarakat sekitar.

Ide pembangunan anjung pandang di KM 58+250 Desa Pegayaman sendiri berawal dari kunjungan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di lokasi proyek Shortcut Titik 3, Titik 4, Tituik 5, dan Titik 6, beberapa waktu lalu. Dalam arahannya, Basuki menyarankan agar dibangun view point (rest area).

Setelah dibahas dalam pertemuan dengan Kepala Dinas PUPR Provinsi Bali dengan Kelompok Ahli Infrastruktur serta Kelompok Ahli Bidang Adat, Agama, Tradisi, Seni Budaya Provinsi Bali pada 17 Maret 2021, nama view point yang disepakati untuk dibangun diganti menjadi anjung pandang. Lokasi anjung pandang berada di ruas jalan yang menghubungkan Denpasar-Singaraja, sehingga sangat tepat jika di lokasi ini dibuatkan tempat peristirahatan untuk melepas lelah setelah melakukan perjalanan jarak jauh.

Sesuai keputusan bersama Gubernur Koster dan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, maka patung yang dibangun di anjung pandang ini adalah Patung Ki Barak Panji Sakti. Sejarah mencatat, K Barak Panji Sakti merupakan tokoh dan raja yang menjadi kebanggaan warga Buleleng, karena terkenal arif, bijaksana, dan sangat merakyat dalam mempimpin kerajaannya.

Patung Ki Barak Panji Sakti dan pesestal akan dibangun setinggi 11 meter. Konsep Patung Ki Barak Panji Sakti adalah menghadap ke arah barat bersama ayahnya. Arah barat ini menunjukkan daerah kekuasaannya di masa lampau yang sampai ke Bumi Blambangan (Banyuwangi, Jawa Timur). Ki Barak Panji Sakti sendiri adalah putra dari Raja Sri Aji Dalem Sigening.

Alkisah, tahun 1568 Raja Sri Aji Dalem Sigening nerintahkan Ki Barak Sakti supaya kembali ke tanah kelahirannya di Den Bukit (Bali Utara) bersama para pengikutnya. Ki Barak Panji Sakti pun kembali ke Den Bukit, karena mendengar adanya pemimpin yang semena-mena, yaitu Ki Pungakan Gendis.

Sebagaimana dilansir dari laman Setda Kabupaten Buleleng, pemerintahan Ki Pungkan Gendis semata-mata hanya untuk memenuhi nafsu buruknya. Ki Gendis doyan berjudi, terutama tajen (sambung ayam), sehingga membuat geram masyarakat Den Bukit.

Singkat cerita, terjadilah peperangan antara Ki Barak Panji Sakti vs Ki Gendis. Dalam perang ini, Ki Barak panji Sakti berhasil membunuh Ki Gendis hingga akhirnya jadi penguasa. Kepemimpinan Ki Barak Panji Sakti makin lama semakin terkenal, karena selalu memperhatikan keadaan rakyatnya, melakukan pembangunan di segala bidang, baik fisik maupun spiritual. Karena itu, penduduk Desa Gendis dan sekitarnya secara bulat mendaulat Ki Barak Panji Sakti menjadi raja dengan gelar ‘Ki Gusti Ngurah Panji Sakti’.

Selanjutnya, dibangun istana dengan mencari tempat yang agak datar. Maka, Kota Gendis beserta Kahyangan Pura Bale Agung-nya dipindahkan ke Utara Desa Panji. Pada tempat yang baru inilah Ki Barak Panji Sakti mendirikan istana lengkap dengan Kahyangan Pura Bale Agung.

Sekitar tahun 1584, untuk mencari tempat yang lebih strategis, maka Kota Panji dipindahkan ke sebelah Utara Desa Sangket. Ki Gusti Ngurah Panji Sakti beserta putra-putranya dan perwira lainnya, memimpin Pasukan Truna Goak yang semuanya siap bertempur berangkat menuju Bumi Blambang. Dalam pertempuran itu, Raja Blambangan gugur, sehingga Kerajaan Blambangan berikut seluruh penduduknya tunduk kepada Ki Gusti Ngurah Panji Sakti, Raja Buleleng pertama.

Selanjutnya, Ki Gusti Ngurah Panji Sakti memerintahkan rakyatnya membabat tanah untuk mendirikan sebuah istana di atas padang rumput alang-alang di mana ditemukan orang-orang menanam Buleleng. Istana Raja yang baru dibangun itu disebut ‘Singaraja’, mengingat keperwiraan Raja Ki Gusti Ngurah Panji Sakti bagaikan singa. *k23

Komentar