nusabali

Desa Adat Denpasar Realisasikan Pembangunan Tempat Pengabenan

Tekan Biaya, Tetap Berlandaskan Adat dan Budaya

  • www.nusabali.com-desa-adat-denpasar-realisasikan-pembangunan-tempat-pengabenan

DENPASAR, NusaBali
Desa Adat Denpasar akhirnya bisa merealisasikan pembangunan tempat pengabenan di Setra Bugbug yang menjadi satu kesatuan dengan Setra Agung Badung di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Pemecutan, Denpasar Barat.

Untuk merealisasikan tempat tersebut, Desa Adat Denpasar mendapatkan dana Rp 2,5 miliar dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali yang diajukan melalui Pemkot Denpasar.

Hal itu diungkapkan Bendesa Adat Denpasar Anak Agung Ngurah Rai Sudarma didampingi Sabha Desa Anak Agung Putu Gede Wibawa, Kertha Desa Wayan Pande Sudirta dan Ketut Suteja Kumara beserta prajuru lainnya saat jumpa pers di Kantor Desa Adat Denpasar di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Pemecutan, Denpasar Barat, Kamis (2/9).

Menurut Rai Sudarma, rencana pembangunan tempat pengabenan ini sudah dirancang sejak 2017. Namun, akibat beberapa kendala, baru kali ini dapat direalisasikan.

Dikatakannya, untuk lokasi tempat pengabenan ini berada di lahan 33 are di Setra Bugbug. Untuk diketahui, Setra Agung Badung memiliki luas 9,3 hektare, sementara Setra Bugbug —masih satu areal dengan Setra Agung Badung— saat ini memiliki luas wilayah 40 are.

“Setra Bugbug inilah diambil 33 are untuk pembuatan tempat pengabenan. Lokasinya berada di sisi Barat Daya dan tempat pengabenan ini tidak ditembok kecuali sebelah selatan dan barat,” ungkap Rai Sudarma.

Rai Sudarma menjelaskan, pembangunan ini tidak akan mengurangi makna pengabenan termasuk adat dan budaya yang ada di dalamnya. Pembangunan tempat pengabenan ini tujuannya hanya untuk memperlancar pelaksanaannya, sehingga diperlukan kelengkapan berupa bangunan.

Dia mengatakan, situasi saat ini mengharuskan para generasi untuk berfikir lebih ke depan lagi. Dimana, pembuatan tempat pengabenan ini bukan ingin menghilangkan adat budaya, melainkan menguatkan adat budaya. Bahkan, dengan adanya tempat pengabenan ini dapat membantu dan meringankan beban biaya krama Desa Adat Denpasar dalam melaksanakan upacara Pitra Yadnya.

Tentunya, menurut Rai Sudarma, tanpa mengurangi makna dan tujuan dari ngaben itu sendiri dan krama yang melaksanakan Yadnya tidak merasa terbebani. “Kita lihat warga yang mencapai sekitar 18.000 krama dari 105 banjar. Di antara mereka sampai ada yang keluar mencari krematorium karena mereka minim dana. Jadi tujuan kita jangan sampai mereka melakukan ngaben ke luar. Inilah tujuan kita untuk meringankan beban masyarakat Desa Adat Denpasar,” imbuh Rai Sudarma.

Ketut Suteja Kumara menambahkan, pembangunan akan dimulai September 2021 ini. Apalagi, sudah ada pemenang tender untuk pengerjaannya yakni dari CV Agnesa Bangun Persada dengan nilai pekerjaan sebesar Rp 1.919.514.144.31.

Karena dana tersebut merupakan anggaran 2021 maka selesai pengerjaan di tahun ini juga. “Mulai pengerjaannya September 2021 ini. Apalagi sudah ada pemenang tender. Jadi, harus dimulai karena dana itu masuk di anggaran 2021,” kata Ketut Suteja Kumara. *mis

Komentar