nusabali

Aplikasi Tera Ulang Rampung Digarap

  • www.nusabali.com-aplikasi-tera-ulang-rampung-digarap

MANGUPURA, NusaBali
Rancangan aplikasi tera ulang yang disebut Indahnya Terang Bulan (Identifikasi Wilayah Tera/Tera Ulang Berkelanjutan), telah rampung digarap.

Meski begitu, inovasi pelayanan di bidang terang ulang alat Ukur Timbang Takar dan Perlengkapannya (UTTP) itu masih menunggu jadwal launching yang rencana langsung dilakukan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.

“Pada prinsipnya aplikasi ini sudah selesai 100 persen. Kami siap memberikan pelayanan yang mudah bagi para pemilik UTTP,” kata Kadis Koperasi, UMKM dan Perdagangan Badung I Made Widiana, Selasa (31/8).

Widiana mengatakan, telah menyampaikan kepada bupati terkait rencana launching aplikasi tersebut. Bupati, kata Widiana, siap membackup penuh dan mendukung aplikasi tersebut. Terlebih hal itu untuk efisiensi dan maksimalisasi pelayanan kepada masyarakat, khususnya di masa pandemi. “Sistem pelayanan online di bidang tera ulang itu akan memangkas alur birokrasi, karena semua tinggal by sistem. Jadi pemohon tinggal melengkapi persyaratan dan mengunggah file yang dibutuhkan, setelah lengkap maka petugas akan datang melakukan tes ke lapangan,” jelas Widiana sembari menyebut aplikasi ini akan dilauching pada 7 September 2021.

Di sisi lain, Widiana juga mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak Angkasa Pura I untuk menggali masukan maupun saran, terkait pelayanan tera ulang UTTP di Bandara Ngurah Rai. “Ada masukan agar hasil uji tera ulang bisa ditempelkan langsung menggunakan barcode. Sebab pelayanan uji tera ulang banyak ditanyakan oleh penumpang, karena akurasi tersebut berpengaruh kepada faktor safety penerbangan,” kata mantan Camat Kuta Selatan itu.

“Kami pun sudah siapkan stiker barcode hasil uji tera. Nanti itu akan ditempel untuk informasi lebih akurat. Sebelumnya kami memang belum memasang barcode, tapi stiker masa berlaku uji tera sudah ditempel. Jadi stiker itu nantinya akan diganti dengan stiker barcode,” imbuh Widiana.

Seiring penerapan aplikasi itu ke depan, Widiana juga memikirkan kebutuhan sumber daya manusia (SDM). Saat ini hanya memiliki 1 tenaga penera (yang melakukan uji tera). Dengan aplikasi tersebut, ke depannya potensi antrian daftar tunggu layanan bisa menumpuk, jika hanya mengandalkan 1 petugas. Minimal tenaga penera yang dibutuhkan berjumlah 3-4 orang, dan 1 orang tenaga PPNS.

“Dengan tambahan tenaga, maka optimalisasi layanan aplikasi ini akan menjadi maksimal. Hal itu tentu akan berpotensi menambah pemasukan daerah dari sektor retribusi,” kata Widiana. *dar

Komentar