nusabali

5 Incumbent Tumbang, Gus Ludra dan Cucunya Lolos ke KPID Bali

  • www.nusabali.com-5-incumbent-tumbang-gus-ludra-dan-cucunya-lolos-ke-kpid-bali

DENPASAR, NusaBali
Komisi I DPRD Bali tetapkan 7 calon Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Bali 2021-2024 terpilih melalui fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan), Senin (30/8).

Dari 6 kandidat incumbent yang maju tarung, hanya satu yang terpilih kembali, yakni Ni Wayan Yudiartini. Sedangkan dari 6 kandidat new comer yang lolos, termasuk kakek dan ‘cucunya’: Ida Bagus Agung Ketut Ludra dan Ida Bagus Gede Yogi Jenana Putra.

Ida Bagus Agung Ketut Ludra alias Gus Ludra adalah birokrat asal Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli yang baru 1 April 2021 pensiun dari PNS dengan jabatan terakhir sebagai Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo & Statistik Provinsi Bali. Adik kandung mantan Bupati Bangli Ida Bagus Gede Agung Ladip ini sebelumnya pernah jadi Komisioner KPU Bali 2003-2008. Sedangkan Ida Bagus Gede Yogi Jenana Putra, yang masih terbilang cucu samping Gus Ludra, merupakan pegawai kontrak di Kantor KPID Bangli.

Satu-satunya kandidat incumbent (masih menjabat sebagai anggota KPID Bali 2017-2020) yang dinyatakan lolos sebagai angota KPID Bali 2021-2024 berdasarkan uji kelayakan dan kepatutan kemarin adalah Ni Wayan Yudiartini. Dia merupakan istri dari Kepala Biro Tata Pemerintahan (Tapem) Setda Provinsi Bali, I Ketua Sukra Negara.

Selain trio Ni Wayan Yudiartini, Gus Ludra, dan Gus Yogi Jenana Putra, 4 kandidat yang ditetapkan lolos ke kursi KPID Bali 2021-2024 dan semuanya merupakan new comer, masing-masing I Gede Agus Astapa, I Wayan Suyadnya, I Gusti Agung Gede Agung Widiana Kepakisan, dan I Nyoman Adi Sukerno.

Gede Agus Astapa adalah wartawan senior mantan Komisioner Komisi Informasi (KI) Provinsi Bali dua kali periode (2012-2016, 2016-2021). Sedangkan Wayan Suyadnya adalah wartawan senior yang saat ini Pemimpin Redaksi Media Bali. Sementara IGA Gede Agung Widiana Kepakisan adalah mantan Komisioner KI Bali dua kali periode (2012-2016, 2016-2021). Sebaliknya, Nyoman Adi Sukerno adalah seorang guru SMK asal Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Bule-leng.

Sementara, 5 kandidat incumbent lainnya yang ikut uji kelayakan dan kepatutan calon KPID Bali 2021-2024, Senin kemarin, gagal lolos kembali ke kursinya. Mereka masing-masing I Made Sunarsa (Ketua KPID Bali 2017-2020), I Wayan Sudiarsa, I Nyoman Karta Widnyana, Ni Putu Mirayanthi Utami, dan I Gusti Ngurah Murthana.

Dalam fit and proper test yang dipimpin langsung Ketua Komisi I DPRD Bali, I Nyoman Adnyana, Senin kemarin, dari 21 kandidat terdaftar, hanya 20 orang yang hadir mengikuti proses uji kelayakan. Satu-satunya kandidat yang tidak hadir adalah Ida Bagus Nyoman Dedy Andiwinnata.

Dalam uji kelayakan kemarin, para kandidat disodori pertanyaan soal motivasi maju sebagai Komisioner KPID Bali, terkait integritas, selain juga menyampaikan visi misi. Seluruh pertanyaan yang diajukan anggota Komisi I DPRD Bali dengan bobot nilai tertentu.

Namun, dalam rapat penentuan, proses terpilihnya 7 Komisioner KPID Bali 2021-2024 tidak sampai harus ditentukan melalui voting berdasarkan hasil skor akhir bobot nilai. Tapi, para komisioner terpilih disepakati melalui musyawarah mufakat para anggota Komisi I DPRD Bali, dengan mengambil hasil seleksi Pansel KPID Bali dari ranking 1 sampai 6, plus disepakati 1 incumbent. Ini untuk pertama kali dalam sejarah proses pemilihan komisioner dilakukan dengan musyawarah.

Ketua Komisi I DPRD Bali, Nyoman Adnyana, menyebutkan hasil uji kelayakan calon KPID Bali untuk pertama kali diambil melalui musyawarah mufakat, karena semua anggota menyepakati. "Seluruh anggota Komisi I dari lintas fraksi menyepakati musyawarah mufakat. Tetapi, objektif juga, dengan mengacu pada hasil seleksi di panitia seleksi (Pansel)," ujar Adnyana seusai fit and proper test calon Komisi-oner KPID Bali di Degung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Senin kemarin.

Adnyana menyebutkan, kalau tidak berdasarkan pemahaman dan kebersamaan lintas fraksi di Komisi I DPRD Bali, menentukan 7 Komisioner KPID Bali tidak akan ketemu kata sepakat. "Kita kedepankan musyawarah, maka tidak ada skor nilai akhir. Pekerjaan tim Pansel yang melakukan seleksi kita jadikan acuan, dengan kesepakatan menyertakan 1 orang incumbent," tegas politisi senior PDIP asal Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Bangli ini.

Adnyana pun membantah anggapan bahwa semua yang terpilih sebagai Komisioner KPID 2021-2024 sudah dikantongi duluan atau ada ‘titipan-titipan’ politik. "Tidak ada itu titipan, kita nggak ngacak-ngacak orang kok. Kan kesepakatan bersama, karena kekompakan Komisi I, sikap saling menghargai. Kami Fraksi PDIP di Komisi I sebanyak 7 orang dari 13 anggota, tidak arogan mau voting," papar Adnyana.

Menurut Adnyana, setelah ditetapkan Komisi I, nama-nama 7 Calon Komisioner KPID Bali 2021-2024 terpilih ini akan diajukan ke Ketua DPRD Bali, Nyoman Adi Wiryatama. Setelah itu, prosesnya maju ke Gubernur Bali Wayan Koster. "Setelah dapat Surat Keputusan Gubernur Bali, barulah dilakukan pelantikan," tandas Adnyana, yang sempat tiga kali periode duduk di Fraksi PDIP DPRD Bali (1999-2004, 2004-2009, 2009-2014), sebelum kemudian dua periode duduk di Fraksi PDIP DPRD Bali Dapil Bali (2014-2019, 2019-2024).

Sementara itu, Ida Bagus Agung Ketut Ludra alias Gus Ludra mengaku tidak menyangka sama-sama lolos sebagai Komisioner KPID Bali 2021-2024 bersama Ida Bagus Gede Yogi Jenana Putra. Gus Ludra mengakui dirinya memang masih ada hubungan kakek dan cucu dengan Gus Yogi Jenana Putra.

"Tapi, saya awalnya nggak tahu ada Gus Jenana Putra ikut seleksi Calon Komisioner KPID. Jadi, kita sama-sama bersaing," kelakar Gus Ludra, mantan birokrat yang sempat maju tarung sebagai Calon Bupati (Cabup) Bangli dari Jalur Independen berpesangan dengan seniman bondres I Wayan Durpa (almarhum) di Pilkada Bangli 2010 ini. *nat

Komentar